Sunday, March 23, 2014

7 Persamaan Malaikat dan Jin

Pertama, malaikat dan jin memiliki jasad.

Allah ta’ala berfirman:

أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (62) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63) إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ

(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya itu adalah  sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala-kepala setan” [QS. Ash-Shaffat: 62-65]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الجن ثلاث أصناف صنف لهم أجنحة يطيرون في الهواء وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون و يظعنون

“jin terdiri dari tiga golongan: segolongan memiliki sayap-sayap, mereka terbang di udara, segolongan lain berwujud ular dan anjing, segolongan yang lain berubah wujud dan berpindah-pindah” [HR Al-Hakim (2/465), Ath-Thabrani no. 573 (22/214), Ibnu Hibban no. 6123 dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ was Shifaat no. 827]

Hadits ini dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Albani dalam ta’liq terhadap Al-Misykah no. 4148 dan Shahih Al-Jami’ no.3114 serta Muqbil Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad no. 1213

Kedua, pada asalnya manusia tidak bisa melihat malaikat dan jin, kecuali jika keduanya merubah wujudnya dengan izin Allah menjadi sesuatu yang dapat dilihat manusia

Allah ta’ala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian  dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ayah ibumu dari surga, ia menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya setan dan pengikut-pengikutnya melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka” [QS. Al-A’raaf: 27]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ ، وَقُلْتُ وَاللَّهِ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . قَالَ إِنِّى مُحْتَاجٌ ، وَعَلَىَّ عِيَالٌ ، وَلِى حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ . قَالَ فَخَلَّيْتُ عَنْهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً فَرَحِمْتُهُ ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mewakilkan padaku untuk menjaga zakat Ramadhan (zakat fitrah). Lalu ada seseorang yang datang dan menumpahkan makanan dan mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu ia berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.”

Abu Hurairah berkata, “Aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.

. فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِنَّهُ سَيَعُودُ . فَرَصَدْتُهُ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . قَالَ دَعْنِى فَإِنِّى مُحْتَاجٌ ، وَعَلَىَّ عِيَالٌ لاَ أَعُودُ ، فَرَحِمْتُهُ ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً ، فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ »

Aku pun tahu bahwasanya ia akan kembali sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamkatakan. Aku pun mengawasinya, ternyata ia pun datang dan menumpahkan makanan, lalu ia mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu ia berkata, “Biarkanlah aku, aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku tidak akan kembali setelah itu.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun menaruh kasihan padanya, aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya pergi.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.

. فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، وَهَذَا آخِرُ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ أَنَّكَ تَزْعُمُ لاَ تَعُودُ ثُمَّ تَعُودُ . قَالَ دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا . قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ ، يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « مَا هِىَ » . قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ » . قَالَ لاَ . قَالَ « ذَاكَ شَيْطَانٌ »

Pada hari ketiga, aku terus mengawasinya, ia pun datang dan menumpahkan makanan lalu mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini sudah kali ketiga, engkau katakan tidak akan kembali namun ternyata masih kembali. Ia pun berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.” Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?” Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di ranjangmu, bacalah ayat kursi ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum …‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padaku, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” [HR. Bukhari no. 2311]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ستر ما بين أعين الجن وعورات امتي إذا دخل أحدكم الخلاء ان يقول بسم الله

“Penutup antara pandangan jin dan aurat umatku saat salah seorang kalian masuk ke dalam toilet adalah perkataan bismillah” [HR. At-Tirmidzi no. 606, Ibnu Majah no. 297 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil, 1/88-90]

Ketiga, malaikat dan jin akan mati, kecuali beberapa malaikat yang Allah kecualikan seperti malaikat penjaga surga dan neraka, malaikat pemikul ‘Arsy dan lainnya.

Allah ta'ala berfirman:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَان

"Seluruh apa yang berada di atasnya (bumi -pen) akan binasa" [QS. Ar-Rahman: 26]

Keempat, malaikat dan jin memiliki akal dan dapat berbicara

Allah ta’ala berfirman menghikayatkan perkataan malaikat saat mencabut nyawa orang kafir,

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

Sekiranya kamu dapat melihat saat malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir, malaikat memukul kepala-kepala dan punggung mereka seraya berkata: “rasakanlah azab yang membakar” [QS. Al-Anfaal: 50]

Allah ta’ala berfirman menghikayatkan perkataan jin Ifriit,

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

Ifriit dari kalangan jin berkata: “Aku akan mendatangkan singgasana itu kepadamu sebelum kamu bangkit dari tempatmu. Sungguh aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya” [QS An-Naml: 39]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

والملائكة والشياطين احياء ناطقون كما دلت عليه الدلائل الكثيرة

“Malaikat dan setan-setan itu hidup dan berbicara sebagaimana ditunjukkan dalam dalil-dalil yang banyak” [Majmuu’ Al-Fatawaa, 10/399]

Kelima, malaikat dan jin memiliki ilmu dan amal, keduanya pun bertingkat-tingkat dalam ilmu dan amal shalih

Allah ta’ala berfirman:

وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا

Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda” [QS. Al-Jin: 11]

Keenam, malaikat dan jin bisa terbang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الجن ثلاث أصناف صنف لهم أجنحة يطيرون في الهواء وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون و يظعنون

“jin terdiri dari tiga golongan: segolongan memiliki sayap-sayap, mereka terbang di udara, segolongan lain berwujud ular dan anjing, segolongan yang lain berubah wujud dan berpindah-pindah” [HR Al-Hakim (2/465), Ath-Thabrani no. 573 (22/214), Ibnu Hibban no.6123 dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ was Shifaat no. 827]

Hadits ini dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Albani dalam ta’liq terhadap Al-Misykah no. 4148 dan Shahih Al-Jami’ no.3114 serta Muqbil Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad no. 1213

Ibnu Mas’ud berkata:Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah lah yang mengetahui keindahannya.” [HR. Ahmad, dishahihkan sanadnya oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dan Asy-Syaikh Ahmad Syakir]

Ketujuh, setiap manusia memiliki qarin (pendamping) dari malaikat dan qarin dari jin.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ، وَقَرِينُهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ


“Tidaklah salah seorang kalian kecuali telah diwakilkan qarin-nya dari kalangan jin dan qarin-nya dari kalangan malaikat” [HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 10739]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالحَقِّ، وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالحَقِّ، 

"Sesungguhnya setan membisik-bisikkan kepada anak Adam, begitu pula malaikat. Adapun bisikan setan adalah mangajak keburukan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan malaikat adalah mengajak kebaikan dan membenarkan yang haq". [HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Mawaridudz Zham'an no. 38 dan di Hidayatur Ruwah no. 70]


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

  مِنْ خَارِجٍ يَخْرُجُ - يَعْنِي مِنْ بَيْتِهِ - إِلَّا بِبَابِهِ رَايَتَانِ: رَايَةٌ بِيَدِ مَلَكٍ، وَرَايَةٌ بِيَدِ شَيْطَانٍ،فَإِنْ خَرَجَ لِمَا يُحِبُّ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، تَّبَعَهُ الْمَلَكُ بِرَايَتِهِ، فَلَمْ يَزَلْ تَحْتَ رَايَةِ الْمَلَكِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ، وَإِنْ خَرَجَ لِمَا يُسْخِطُ اللهَ، اتَّبَعَهُ الشَّيْطَانُبِرَايَتِهِ، فَلَمْ يَزَلْ تَحْتَ رَايَةِ الشَّيْطَانِ، حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ "


"Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya, melainkan di pintu rumahnya ada dua bendera, satu bendera di pegang oleh malaikat, dan satu bendera lagi di pegang oleh setan. Jika orang tersebut keluar dari rumahnya untuk hal-hal yang dicintai Allah, maka ia akan di dampingi oleh malaikat dengan membawa benderanya. Malaikat akan senantiasa mengikutinya hingga orang tersebut pulang ke rumah.

Jika orang tersebut keluar dari rumahnya untuk hal-hal yang di murkai Allah, maka ia akan didampingi oleh setan dangan membawa benderanya. Setan akan senantiasa mengikutinya kemana saja hingga orang tersebut pulang ke rumahnya." [HR. Ahmad no. 8269, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syu'aib Al-Arna'uth]

Allahua'lam


Sumber: - Ahkaamut Ta’amul Ma’al Jin
            - Aakamul Marjaan
            - 'Alamu Malaikatil Abraar


2 comments:

  1. Assalamu'alaikum

    Ustadz, saya mau bertanya tentang TAKUT DENGAN JIN

    jika seseorang meyakini bahwa yang dapat mendatangkan manfaat dan madharat hanya Allah. dan sesuatu yang terjadi kepada seseorang adalah atas izin Allah.

    namun seseorang tersebut takut jika sendirian melewati tempat angker. karena banyak orang mengatakan bahwa di tempat tersebut sering ada penampakan jin. sehingga orang tersebut menjadi takut jika ada jin yang menampakkan diri dalam bentuk yang menyeramkan. apakah ketakutan seperti ini termasuk syirik kecil atau ketakutan yang wajar (bukan termasuk syirik)

    ReplyDelete
  2. Wa'alaikumussalam warahmatullah,

    Jika Anda takut kepada penampakan jin hanya karena wujudnya yang menyeramkan, tanpa ada keyakinan tertentu dan perbuatan tertentu, maka ini termasuk khauf thabi'i (takut yang wajar), sebagaimana takutnya seorang kepada binatang buas.

    Namun jika disertai keyakinan tertentu, misalkan keyakinan harus memberikan klakson saat melewati tempat angker, jika tidak, maka Anda akan tertimpa kesialan. Perbuatan ini termasuk syirik khafiy (syirik tersembunyi) yang juga termasuk syirik kecil. Contoh lain, ketika ketakutan Anda pada jin menyebabkan Anda memberikan sesajen agar tidak diganggu. Ini juga termasuk kesyirikan.

    Ketika ketakutan Anda pada jin menyebabkan Anda meninggalkan ibadah yang wajib atau menyebabkan Anda terjatuh pada keharaman, maka hukumnya juga haram. Namun ini bukan termasuk kesyirikan, contoh kasus ini misalkan Anda takut untuk mengambil air wudhu pada malam hari di sumur yang terletak di luar rumah, hingga menyebabkan Anda tidak shalat Isya.

    Allahua'lam

    ReplyDelete