1. Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan jin diciptakan dari api.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خلقت الملائكة من نور وخلق الجان من مارج من نار
“Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan jin diciptakan dari
nyala api.”[HR. Muslim no. 2996] dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
2. Nama-nama para malaikat berbeda dengan nama-nama jin. Nama para malaikat
yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits yang shahih mengandung makna yang
baik dan memiliki kemuliaan. Sedangkan kebanyakan nama-nama jin dan syaithan
mengandung makna yang buruk.
3. Allah ta’ala menciptakan malaikat agar senantiasa beribadah
kepada-Nya. Mereka tidak memiliki pilihan lain antara taat atau bermaksiat pada
Allah. Sedangkan jin diberikan pilihan untuk taat atau bemaksiat pada Allah.
Diantara jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Namun kebanyakan jin
lebih memilih kekufuran daripada keimanan.
4. Malaikat tidak pernah bermaksiat pada Allah sekejap mata pun. Sedangkan
kebanyakan jin kufur kepada Allah, bahkan golongan jin yang kafir lebih banyak
dari golongan manusia.
5. Malaikat tidak memiliki syahwat, tidak makan, tidak minum dan tidak
menikah. Sedangkan jin makan, minum dan menikah
6. Malaikat lebih kuat dari jin, bahkan sebagian malaikat kekuatannya tidak
bisa dibandingkan dengan seluruh jin sekalipun. Sebagai contoh, Malaikat Maut
yang mampu mengambil ruh-ruh di seluruh penjuru bumi dalam sekejap mata.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengabarkan dalam hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4865 bahwa di langit terdapat delapan
malaikat yang memikul ‘arsy.
7. Malaikat lebih utama dari jin dari sisi penciptaan, bentuk, keadaan dan
amal shalih.
8. Jumlah malaikat sangat banyak, mungkin lebih banyak dari jumlah manusia,
jin dan hewan-hewan sekalipun. Diantara mereka ada yang bertugas mengatur alam,
sujud, ruku’, bertasbih, beristighfar, dll.
9. Allah menciptakan malaikat untuk mengurus keperluan manusia, sedangkan
kebanyakan jin menyesatkan manusia seperti Iblis dan keturunannya.
10. Malaikat juga mengurus keperluan jin sebagaimana yang Allah kehendaki,
namun tidak sebaliknya.
11. Malaikat mampu melihat jin tiap waktu, sedangkan jin tidak dapat melihat
malaikat. Kecuali jika jin merubah diri menjadi sesuatu yang memungkinkannya
untuk melihat malaikat dengan izin Allah. Seandainya jin dapat melihat
malaikat, niscaya mereka tidak diperintahkan untuk beriman pada yang ghaib
(beriman pada malaikat).
12. Allah menciptakan malaikat
sebelum jin, dalilnya adalah ada diantara malaikat yang bertugas memikul ‘arsy.
Sedangkan ‘arsy diciptakan sebelum penciptaan langit, bumi dan segala isinya.
13. Dilihat dari dunia jin, malaikat merupakan alam yang ghaib. Oleh karena
itu, Allah mewajibkan pada jin dan manusia untuk beriman pada malaikat
14. Malaikat dapat menguasai, mengalahkan, melihat dan mencabut ruh jin
dengan izin Allah. Sedangkan jin tidak dapat menguasai malaikat.
15. Allah mensifati malaikat dengan sifat-sifat yang terpuji dalam
Al-Qur’an seperti taat, hamba-hamba yang dimuliakan, tidak menyelisihi perintah
Allah, dll. Sedangkan jin disifati dengan sifat-sifat yang buruk seperti
was-was, menghiasi amal keburukan, berbuat makar, dzalim, melampaui batas, dll
Allah ta’ala berfirman :
بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ
“Bahkan mereka (malaikat –pen-) adalah hamba-hamba yang dimuliakan”[Al-Anbiya’
: 26]
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Mereka tidak pernah bermaksiat terhadap apa yang Allah perintahkan pada
mereka dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan.”[At-Tahrim : 6]
16. Malaikat tidak disifati dengan laki-laki maupun wanita, berbeda dengan
jin. Kita hanya mensifati malaikat sebagai hamba-hamba dan tentara-tentara (junuud)
Allah.
17. Malaikat menolong para nabi, rasul dan orang-orang yang mengikutinya
untuk taat pada Allah, berbeda dengan jin.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata;
فمبدأ العلم الحق والإرادة الصالحة من لمة الملك
ومبدأ الإعتقاد الباطل والإرادة الفاسدة من لمة الشيطان
“Ilmu yang benar dan keinginan baik timbul dari bisikan
malaikat, sedangkan keyakinan batil dan keinginan buruk timbul dari bisikan
syaithan” [Al-Majmu’ Al-Fatawa, 4/34]
Malaikat tidak menolong para tukang sihir dan peramal, berbeda dengan jin
dan syaithan.
18. Para malaikat tinggal di langit, sedangkan jin tinggal di bumi.
Sebagian jin tinggal di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti toilet,
kandang unta, tempat buang air, dll.
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ
“Hampir saja langit-langit terbelah, di atasnya para malaikat bertasbih
memuji Tuhan mereka dan memohonkan ampun bagi para penduduk bumi.”[Asy-Syura: 5]
Allahua’lam
Disarikan oleh Abul-Harits dari Ahkamut Ta’amul ma’al Jin karya
Syaikh Muhammad Al-Imam hafidzahullah
No comments:
Post a Comment