Tanya:
“Apakah diperbolehkan tidur setelah ashar?”
Jawab:
Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menjawab,
“Hadits [من نام بعد العصر فاختلس عقله فلا يلومن إلا نفسه] artinya “barangsiapa
yang tidur setelah ashar, kemudian hilang akalnya, maka janganlah ia mencela
kecuali dirinya sendiri”[1]
adalah hadits dha’if. Marwan berkata: “aku berkata kepada Al-Laits bin Sa’ad
saat aku melihatnya tidur setelah ashar pada bulan Ramadhan: “Wahai
Abul-Harits, kenapa kamu tidur setelah ashar? Sungguh telah menceritakan padaku
Ibnu Lahi’ah, dst...ia menyebutkan hadits tersebut.
Al-Laits berkata:
لا أدع ما ينفعني
بحديث ابن لهيعة عن عقيل
“Aku tidak akan meninggalkan hal yang bermanfaat untukku hanya karena
hadits Ibnu Lahi’ah dari ‘Aqiil”
Aku (Asy-Syaikh Al-Albani –pen) berkata: sungguh aku kagum terhadap jawaban
Al-Laits. Ini menunjukkan kedalaman fiqih dan ilmu beliau. Al-Laits termasuk
imam kaum muslimin dan fuqaha’ yang terkenal. Sungguh aku mengetahui bahwa
mayoritas masyayikh pada hari ini melarang tidur setelah ashar, meskipun saat
itu mereka membutuhkannya. Jika dikatakan padanya: “ada kelemahan dalam
hadits ini”. Ia akan segera menjawab: “boleh beramal dengan hadits
dha’if dalam fadha’il a’mal”. Perhatikanlah, betapa jauhnya perbedaan fiqh as-salaf
dan ilmu al-khalaf (orang-orang belakangan –pen)” [Silsilah
Adh-Dha’ifah no. 39]
Sumber: Fatawaa Al-Albani hal. 611-612 cet. Daarut Taufiqiyyah
Litturats, Mesir
No comments:
Post a Comment