Monday, March 24, 2014

Hukum Tidur Setelah Ashar (Fatwa Asy-Syaikh Al-Albani)

Tanya:

“Apakah diperbolehkan tidur setelah ashar?”

Jawab:

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menjawab,


“Hadits [من نام بعد العصر فاختلس عقله فلا يلومن إلا نفسه]  artinya “barangsiapa yang tidur setelah ashar, kemudian hilang akalnya, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri[1] adalah hadits dha’if. Marwan berkata: “aku berkata kepada Al-Laits bin Sa’ad saat aku melihatnya tidur setelah ashar pada bulan Ramadhan: “Wahai Abul-Harits, kenapa kamu tidur setelah ashar? Sungguh telah menceritakan padaku Ibnu Lahi’ah, dst...ia menyebutkan hadits tersebut.

Al-Laits berkata:

لا أدع ما ينفعني بحديث ابن لهيعة عن عقيل

“Aku tidak akan meninggalkan hal yang bermanfaat untukku hanya karena hadits Ibnu Lahi’ah dari ‘Aqiil”

Aku (Asy-Syaikh Al-Albani –pen) berkata: sungguh aku kagum terhadap jawaban Al-Laits. Ini menunjukkan kedalaman fiqih dan ilmu beliau. Al-Laits termasuk imam kaum muslimin dan fuqaha’ yang terkenal. Sungguh aku mengetahui bahwa mayoritas masyayikh pada hari ini melarang tidur setelah ashar, meskipun saat itu mereka membutuhkannya. Jika dikatakan padanya: “ada kelemahan dalam hadits ini”. Ia akan segera menjawab: “boleh beramal dengan hadits dha’if dalam fadha’il a’mal”. Perhatikanlah, betapa jauhnya perbedaan fiqh as-salaf dan ilmu al-khalaf (orang-orang belakangan –pen)” [Silsilah Adh-Dha’ifah no. 39]

Sumber: Fatawaa Al-Albani hal. 611-612 cet. Daarut Taufiqiyyah Litturats, Mesir



[1] Hadits ini didha’ifkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dha’ifah no. 36

No comments:

Post a Comment