Friday, October 23, 2015

Kenapa Ulama Kibar Tidak Boleh Divonis Mubtadi' atau Ditahdzir?

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

ومن له علم بالشرع والواقع يعلم قطعا أن الرجل الجليل الذي له في الإسلام قدم صالح وآثار حسنة وهو من الإسلام وأهله بمكان قد تكون منه الهفوة والزلة هو فيها معذور بل ومأجور لاجتهاده فلا يجوز أن يتبع فيها ولايجوز أن تهدر مكانته وإمامته ومنزلته من قلوب المسلمين

"Barangsiapa yang memiliki ilmu syariat, secara fakta diketahui dengan pasti bahwa laki-laki yang mulia tersebut memiliki jasa besar dan pengaruh yang baik dalam Islam, serta memiliki kedudukan dalam Islam dan (di hati) kaum muslimin. Terkadang ia terjatuh dalam kesalahan dan ketergelinciran, ia diberikan udzur atas kesalahannya, bahkan ia memperoleh pahala karena ijtihadnya. Kesalahannya tidak boleh diikuti. Kemuliaan, keimaman dan kedudukannya di hati kaum muslimin tidak boleh dirusak" [I'lamul Muwaqi'in, 3/283]

Berikut beberapa ulama kibar di masa kita yang saya ketahui:


Madinah: Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali, Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiri, Asy-Syaikh Ali Nashir Faqihi, Asy-Syaikh Shalih As-Suhami, dan lainnya

Makkah: Asy-Syaikh Muhammad Ali Adam, Asy-Syaikh Washiyullah Abbas, dan lainnya

Riyadh: Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan, Asy-Syaikh Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi, Asy-Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair, dan lainnya

Yaman: Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi'i, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushabi, dan lainnya

Jazan: Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi, Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali, dan lainnya

Aljazair: Asy-Syaikh Muhammad Ali Firkuz dan lainnya -rahimahumullah jami'an-

NB: penyebutan nama-nama ulama di atas bukan bermaksud membatasi, namun hanya sebagai permisalan. Masih banyak para ulama kibar yang belum disebutkan di tulisan ini.

Nasehat saya: jagalah lisan-lisan kita ketika menyebut para ulama kibar di atas, jangan sekali-kali terlontar celaan, hinaan, nada merendahkan, apalagi tahdzir. Apabila salah satu dari mereka keliru dalam berijtihad, mereka mendapatkan satu pahala. Apabila lisan dan pena kita tergelincir mencela ulama, apakah kita mendapatkan pahala?

Allah telah memuliakan para ulama dalam sekian banyak ayat dalam Al-Qur'an, Rasulullah telah mengabarkan keutamaan ilmu dan ulama dalam sekian banyak hadits, lantas kita berani mendahului Allah dan Rasul-Nya dengan mencela para ulama?

Jauhi sikap ta'ashub dan fanatik sempit kepada ulama-ulama tertentu, ingatlah bahwa ulama panutan kita tidak ma'shum, setinggi apapun kedudukannya dan sedalam apapun ilmu yang dimiliki. Jika kebenaran bersama ulama yang kita ikuti, pegangilah dengan erat. Namun jika kebenaran bersama ulama yang lain, hendaklah engkau bersama kebenaran, di manapun kebenaran itu berada.

Jadikanlah nasehat Al-Imam Ibnul Qayyim di atas sebagai kaidah dalam bermuamalah dengan ulama. Tanamkan kaidah tersebut dalam diri kita, niscaya engkau akan selamat dari badai fitnah yang telah menenggelamkan banyak da'i dan penuntut ilmu... Tidak lain saya menulis nasehat ini, kecuali menginginkan kebaikan bagi yang membacanya...

Allahua'm, semoga bermanfaat


Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah 9 Muharram 1437

4 comments:

  1. Salam Ustadz. Apakah orang2 ini dianggap sebagai ulama kibar?
    1) sheikh Muhammad Bazmul
    2) sheikh Abdurrazzaq Alu Badr
    3) sheikh Muhammad bin Hady
    4) sheikh Abdullah Al Bukhary

    JazakAllahu khayran

    ReplyDelete
  2. Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari dan Asy-Syaikh Abdurrazaq Al-Badr, umur ketiga ulama tersebut tidak terpaut jauh jika dilihat dari zhahir yang nampak dari wajah dan perawakannya. Sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi lebih tua dari ketiganya, tapi umur beliau masih di bawah Asy-Syaikh Rabi, Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan ulama kibar yang lain. Allahua'lam

    Yang saya maksud ulama kibar adalah kibar dari sisi usia dan ilmu. Kibar kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya lanjut usia, seperti kakek-kakek yang berusia 70 tahun ke atas. Ketiga ulama yang usianya berdekatan tersebut belum kibar dari sisi usia. Adapun Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi mungkin bisa dikatakan kibar, Allahua'lam

    Saya tidak bermaksud meremehkan ulama yang antum sebutkan di atas, seluruhnya merupakan ulama yang mu'tabar dan merupakan ulama rabbani. Namun untuk menyatakan ulama kibar, perlu ditinjau kembali dan ditanyakan kepada ulama juga. Saya tidak pantas menilai ulama, karena saya bukan siapa-siapa. Saya hanya melihat dari sisi umur, jadi tolong jangan disalahfahami.

    Wabillahittaufiq

    ReplyDelete
  3. Kalau syaikh musthofa al adawy, syaikh abu ishaq al huwaini, syaikh muhammad musa nashr gmana ustadz? dari sisi umur sepertinya sudah sepuh.

    ReplyDelete
  4. Adab Ilmu dan Adab Kepada Masyaikh semoga Allah Terus Berikan Taufiq kepada Ummat Ini...

    ReplyDelete