Jumhur ulama
berpendapat tidak boleh menghadap ataupun membelakangi kiblat saat buang air[1],
berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا أتيتم الغائط؛ فلا تستقبلوا
القبلة بغائط ولا بول
“Apabila kalian mendatangi tempat buang
air, janganlah menghadap kiblat ataupun membelakanginya saat buang air besar
dan kecil” [HR. Al-Bukhari, 1/498 dan Muslim, 1/224]
Juga
diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang kalian duduk untuk
buang air, janganlah menghadap kiblat ataupun membelakanginya” [HR. Muslim,
1/224]
Buang air
menghadap atau membelakangi kiblat diharamkan jika terpenuhi dua syarat:
Pertama, buang air di tempat
yang terbuka seperti gurun pasir, lapangan, dsb
Kedua, ia tidak memiliki
penghalang antara dirinya dan kiblat
Adapun buang
air di tempat tertutup atau antara dirinya dan kiblat terdapat
penghalang, para ulama memiliki dua pendapat:
Pendapat
pertama:
tidak diperbolehkan, ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri,
dalilnya adalah keumuman hadits yang melarang buang air menghadap kiblat
Pendapat
kedua:
diperbolehkan, ini merupakan pendapat Al-Abbas, Ibnu Umar, Malik, Asy-Syafi’i
dan Ibnul Mundzir. Dalilnya adalah riwayat berikut:
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
لقد ارتقيت على ظهر البيت، فرأيت
رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ على لَبِنَتَيْنِ
مستقبلَ بيت المقدس لحاجته
“Sungguh aku naik ke atas rumah, kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di antara dua dinding menghadap Baitul Maqdis sedang menunaikan hajatnya” [HR. Abu Daud no. 9; dishahihkan oleh Abu ‘Awanah, At-Tirmidzi dan Al-Abani[2]]
Marwan
Al-Ashfar rahimahullah berkata: Aku melihat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma
mengikatkan hewan tunggangannya menghadap kiblat, lalu ia duduk dan buang air
kecil menghadap kiblat. Maka aku berkata: “Wahai Abu Abdirrahman, bukankah
perbuatan ini dilarang?”.
Ibnu Umar
menjawab:
بلى؛ إنما نهي عن ذلك في الفضاء،
فإذا كان بينك وبين القبلة شيء يسترك؛ فلا بأس
“iya,
perbuatan ini memang dilarang apabila buang air di tempat yang terbuka. Jika
antara dirimu dan kiblat terdapat penghalang yang menutupimu, maka tidak
apa-apa” [HR. Abu Daud, 1/20; dihasankan oleh Al-Hazimi, Ibnu Hajar dan Al-Albani, serta dishahihkan oleh
Ad-Daraquthni, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi[3]]
Pendapat
kedua lebih kuat karena menjamak hadits-hadits yang ada dalam bab ini. Allahu a’lam
wabillahittaufiq
No comments:
Post a Comment