Monday, April 20, 2015

Adakah Doa Khusus di Bulan Rajab dan Sya'ban?

Sering kita mendengar khatib membaca doa tersebut di atas mimbar, atau lazim dibaca di majelis-majelis taklim saat memasuki bulan Rajab atau Sya’ban, shahihkah riwayat yang menyebutkan doa tersebut? Berikut redaksi hadits beserta sanadnya:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Al-Imam Ahmad[1], Ath-Thabrani[2], Al-Baihaqiy[3] dan Abu Nu’aim[4] dari jalan Za’idah bin Abi Ar-Ruqad, ia berkata: menceritakan kepadaku Ziyad An-Numairiy, dari Anas bin Malik, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ:  اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ 

“Apabila masuk bulan Rajab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membaca doa: “Ya Allah berkahilah Rajab dan Sya’ban bagi kami, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”

Meneliti Sanad Haditsnya

Ziyad An-Numairiy adalah perawi yang lemah .Ibnu Ma’in berkata: “dha’if”. Abu Hatim berkata: “Tidak bisa dijadikan hujjah”. Ibnu Hibban menyebutkannya dalam Adh-Dhu’afa, kemudian berkata: “Tidak boleh berhujjah dengannya” [Mizaan Al-I’tidaal, 2/91]

Sedangkan Za’idah bin Abi Ar-Ruqad lebih parah kelemahannya. Abu Hatim berkata: “ia meriwayatkan hadits-hadits marfu’ yang munkar dari Ziyad An-Numairiy dari Anas. Kami tidak tau, riwayat munkar tersebut berasal dari Za’idah atau Ziyad”. Al-Bukhari berkata: “munkarul hadits”. An-Nasa’i berkata: “munkarul hadits” atau terkadang menyatakan “tidak tsiqah”.

Ibnu Hibban berkata: “ia meriwayatkan hadits-hadits yang munkar dari para perawi masyhur, riwayatnya tidak bisa dijadikan hujjah, tidak ditulis kecuali untuk menguatkan riwayat lain”. Ibnu Adi berkata: “ia meriwayatkan hadits-hadits yang bersendirian dari Al-Muqaddamiy dan selainnya. Sebagian hadits-hadits tersebut munkar” [Tahdziib At-Tahdziib, 3/305-306]

Al-Haitsami rahimahullah berkata:

رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَفِيهِ زَائِدَةُ بْنُ أَبِي الرُّقَادِ قَالَ الْبُخَارِيُّ: مُنْكَرُ الْحَدِيثِ، وَجَهَّلَهُ جَمَاعَةٌ

“Hadits ini diriwayatkan dari Al-Bazzar, dalam sanadnya terdapat Za’idah bin Abi Ar-Raqad. Al-Bukhari berkata: “munkarul hadits”. Ia dinilai majhul oleh sekelompok ahlul-hadits” [Majma’ Az-Zawa’id, 2/165]

Kesimpulannya, hadits tersebut dha’if, dilemahkan oleh An-Nawawi[5], Ibnu Rajab[6], Al-Albani[7] dan  Abdul Karim Al-Khudair[8] rahimahumullah.

Setelah kita mengetahui kelemahan hadits tersebut, bolehkah berdoa kepada Allah agar dipanjangkan umurnya hingga bertemu bulan Ramadhan?

Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

قال معلى بن الفضل: كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان ، ويدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم . وقال يحيى بن أبي كثير : كان من دعائهم : اللهم سلمني إلى رمضان

“Mu’alliy bin Al-Fadhl berkata: ‘Dahulu salaf berdoa enam bulan kepada Allah ta’ala agar Allah menyampaikannya ke bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa enam bulan setelahnya agar amal mereka diterima.’ Yahya bin Abi Katsir berkata: ‘Diantara doa salaf dahulu: ‘Ya Allah berilah keselamatan padaku hingga aku sampai pada bulan Ramadhan…” [Latha’if Al-Ma’arif hal. 148]

Asy-Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair hafizhahullah (anggota Komite Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah di Kerajaan Arab Saudi sekaligus merangkap sebagai anggota Hai’ah Kibar Ulama) berkata:

هذا حديث لا يثبت ، لكن إن دعا المسلم بأن يبلغه الله عز وجل رمضان، وأن يوفقه لصيامه وقيامه، وأن يوفقه لإدراك ليلة القدر ، أي بأن يدعو أدعية مطلقة فهذا إن شاء الله لا بأس به

“Hadits ini tidak shahih, apabila seorang muslim berdoa agar Allah ‘azza wajalla menyampaikannya ke bulan Ramadhan, memberikan taufiq untuk berpuasa dan shalat di bulan tersebut, serta memberikan taufiq agar mendapatkan malam Al-Qadar dengan tanpa membaca doa-doa tertentu, insya Allah tidak masalah”[9]

Allahua’lam, semoga bermanfaat


Sumber: http://islamqa.info/ar/202017





[1] Zawa’id Al-Musnad no. 2346

[2] Al-Ausath no. 3939

[3]  Syu’abul Iman no. 3534

[4] Al-Hilyah, 6/269

[5] Al-Adzkaar hal. 189

[6] Latha’if Al-Ma’arif hal. 121

[7] Dha’if Al-Jami’ no. 4395

[9]  idem

No comments:

Post a Comment