Monday, March 2, 2015

Mana yang Lebih Didahulukan, Haji atau Bayar Hutang?

Tanya:

ما رأيك في الذي لم يحج وعزم على أن يحج، وتوفرت لديه جميع السبل؛ ولكن عليه دين، فهل يتم عزيمته على الحج، أم يبطله؟

“Apa pendapatmu terkait seorang yang belum haji  dan ia telah bertekad akan berangkat haji. Ia telah memenuhi semua kriteria haji, namun ia memiliki hutang. Apakah ia menyempurnakan tekadnya untuk berangkat haji ataukah membatalkannya?”

Jawab:

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjawab:

قضاء الدين أهم من الحج، والريال الذي يصرفه في قضاء الدين خير من عشرة ريالات يصرفها في الحج، نعم لو فرض أنه تهيأ له أن يحج مجانا، مثل: أن يخرج ليخدم الحجاج الذين معه، أو أن أحدا من أصدقائه أراد أن يتبرع له بالحج، فحينئذ لا بأس؛ لأن الحج هنا لا ينال الدين منه ضرر


“Melunasi hutang lebih penting dari haji. Satu Real yang engkau gunakan dalam melunasi hutang lebih baik dari sepuluh Real yang engkau gunakan untuk haji. Iya, seandainya ia dapat menunaikan haji tanpa biaya, misalkan ia bertugas mengurus jamaah haji yang berangkat bersamanya atau ada salah seorang kawan yang ingin memberangkatkannya haji, dalam kondisi ini tidak apa-apa. Karena haji dalam kondisi ini tidak menyebabkan mudharat pada hutangnya.” [Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, 1/43]

No comments:

Post a Comment