Thursday, September 25, 2014

Syiah Hutsi Kuasai Ibukota Yaman, Akankah Pemerintah Sunni di Yaman Berganti Menjadi Rezim Syiah?

KIBLAT.NET, Sanaa – Pemerintah Yaman dan pemberontak Syiah Houthi sepakat untuk menandatangani perjanjian damai pada Ahad (21/09) yang ditengahi oleh PBB. Sementara para pemberontak Houthi telah menguasai gedung-gedung pemerintahan, stasiun radio dan televisi pemerintah di ibukota Sanaa.

Presiden Yaman Abdul Rabuh Mansour Hadi mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan tersebut.

Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa pemerintah yang memimpin saat ini harus mundur dan digantikan dengan pemerintahan baru bulan depan. Utusan Khusus PBB untuk Yaman Jamal Benomar mengatakan presiden akan menunjuk penasihat politik dari pihak pemberontak Houthi, sebagai bagian dari perjanjian.

Benomar juga mengatakan bahwa kesepakatan itu mencakup program ekonomi yang akan diantaranya melihat kemungkinan penurunan harga BBM. Pejabat PBB itu juga mengatakan seluruh komponen masyarakat Yaman akan ambil bagian dalam persiapan untuk pemilihan.

Benomar mengatakan aksi pendudukan oleh para pemberontak Syiah Houthi di ibukota harus diakhiri setelah pencalonan perdana menteri baru.

Perjanjian tersebut terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri Yaman Mohammad Basindawa mengajukan pengunduran dirinya. Basindawa mengatakan keputusannya untuk mundur untuk membuka jalan bagi kesepakatan.

Bentrokan di Yaman mencapai puncaknya pada hari Ahad, setelah pemberontak Houthi menguasai pos-pos strategis, termasuk kantor-kantor pemerintahan. Para pemberontak juga mengontrol dari kompleks polisi militer, beberapa saat setelah pengumuman perjanjian.

Pertempuran di ibukota Yaman kemungkinan tidak akan segera berhenti setelah ditandatanganinya kesepakatan tersebut. Pasalnya pemberontak Syiah Houthi menolak untuk menarik diri dari Sanaa, Jawf dan Amran dalam waktu 45 hari.

Editor : Imam S.

Sumber : Aljazeera/Al Arabiya

No comments:

Post a Comment