Friday, September 19, 2014

Siapakah yang Boleh Memberikan Vonis Kafir, Apakah Harus Ulama? (Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Tanya:

"Apakah hanya ulama yang boleh mengkafirkan para pelaku syirik akbar dan orang-orang yang mencela Allah?"

Asy-Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab:

“Jika engkau mendengar perbuatan itu, sampaikanlah pengingkaran kepadanya. Perbuatan ini haram, tidak diperbolehkan. Berilah nasehat kepadanya sebatas apa yang engkau ketahui. Adapun memberikan vonis (kafir –pen), maka dikembalikan kepada ulama, iya.”

Dengarkan rekaman suara Asy-Syaikh di sini 

Tanya (2):

“Apa dhabith (aturan) dalam takfir mu’ayyan (memvonis kafir seseorang), barangsiapa mati dalam keadaan tidak shalat, apakah ia kafir, yahudi atau nashrani?

Asy-Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab:

“Memvonis kafir hanyalah dikembalikan kepada ulama dan mahkamah syar’iyyah… Memberikan vonis kafir, mubtadi’ dan fasik akan menimbulkan kekacauan, sikap saling memutus hubungan dan saling memboikot dalam masyarakat. Orang-orang yang mudah mengkafirkan hanyalah para pemuda dan orang-orang yang sok tahu. Memberikan vonis kafir dan mubtadi’ dikembalikan pada ulama.

Orang-orang yang melakukan penyelisihan syariat, sampaikan keadaannya kepada ulama, apakah perbuatannya menjadikan ia kafir atau tidak. Jika engkau telah bertanya dan meminta penjelasan pada ulama, sungguh engkau telah menunaikan kewajiban yang dibebankan padamu. Vonis takfir memiliki dhawabith, syarat-syarat dan penghalang-penghalang. Seorang yang telah masuk ke dalam Islam, tidak boleh dikafirkan hingga udzur dan penghalang kekafiran itu telah hilang darinya.”

Dengarkan rekaman suara Asy-Syaikh di sini 

Tanya (3):

“Apakah vonis takfir boleh bagi setiap penuntut ilmu shighar ataukah harus dikembalikan kepada ulama kibar dan hakim?”

Asy-Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab:

“Barangsiapa yang nampak jelas darinya perbuatan syirik, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, beristighatsah kepada selain Allah, berdoa kepada orang mati, ini merupakan perbuatan syirik yang nampak. Barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia menghukumi perbuatan itu dengan kesyirikan dan kekufuran. Adapun permasalahan-permasalahan samar yang membutuhkan ilmu dan bashirah, maka dikembalikan kepada ulama, iya

Dengarkan rekaman suara Asy-Syaikh di sini 

Berikut teks fatwa beliau,
 

السائل: أحسن الله إليكم فضيلة الشيخ هذا سائل يقول : هل التكفير حكم لكل أحد من صغار طلاب العلم أم أنه خاص بأهل العلم الكبار و القضاة؟

الشيخ : من يظهر منه الشرك : يذبح لغير الله أو ينذر لغير الله ، يظهر ظهوراً واضحاً ، يذبح لغير الله ، ينذر لغير الله ، يستغيث بغير الله من الأموات ، يدعو الأموات ، هذا شركه ظاهر ، هذا شركه ظاهر ، فمن سمعه يحكم بكفره و شركه ، أما الأمور الخفية التي تحتاج إلى علم و إلى بصيرة هذه تُوكل إلى أهل العلم ، تُوكل إلى أهل العلم ، نعم . [من الشريط الرابع من شرح كشف الشبهات]

5 comments:

  1. Bismillah, antum sedang di madinah, jika ustadz bisa,hendaknya ustadz mengikuti pelajaran syaikh sholeh al fawzan,

    Tolong ditanyakan maksud fatwa beliau yang ini, hukum ,syirik dan kufur dikembalikan kepada pelakunya atau perbuatannya..


    barakallahufikum..

    ReplyDelete
  2. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah bermukim di Riyadh, bukan di Madinah. Jarak perjalanan Madinah-Riyadh jika ditempuh menggunakan bus, membutuhkan waktu sekitar 12 jam perjalanan.

    Wafiikumbarakallah...

    ReplyDelete
  3. Antum yakin terjemahannya seperti itu..?
    Hingga antum garis bawahi dan di bold.

    Allahua'lam ana kemarin konsultasikan ke salah satu ustadz yg sering amtum nukil disini,

    Melihat sekilas awalnya beliau setuju dengan terjemahan antum, tetapi ketika ana protes,, bahwa yang dimaksud disini adalah takfir terhadap pelakunya bukan perbuatannya,,

    =====================================
    Beliau menjawab kalau artinya seperti itu berarti maksudnya takfir 'amm. Karena kaidah ahlu sunnah tidak seperti itu.
    =====================================
    Allahul musta'an

    Na'am kaidah bathil (rata rata ustadz di indonesia memang terkena syubhat yang sama) memutlakkan iqomatul hujjah. Sumbernya sama (syaikh di Mekkah)

    Padahal jelas iqomatul hujjah hanya pada hal hal yg samar bukan pada kekafiran yang nyata.

    Sekarang kalau untuk tataran teori atau perbuatan, apakah pembatal keislaman ada yg samar?

    Mengatakan alquran makhluk kafir.. tetapi karena banyak syubhat. Pelakunya tidak bisa langsung di kafirkan, harus dijelaskan dulu.

    adapun fatwa fatwa syaikh sholeh al fawzan yg lain yg seakan akan membenarkan syubhat antum,, itu petunjuk dalam tataran dakwah

    jangan dikafirkan langsung orangnya.. diberi penjelasan yang baik, yang hikmah dan lembut, semoga mereka bisa menerima.

    Juga berkaitan dengan hukum hudud, mahkamah syariah yang akan menentukan hukumannya bagi orang orang yang murtad.

    tapi dalam tataran meyakini mereka kafir. Ya harus yakin mereka kafir, bukankah antum sendiri yg menerjemahkan masalah sholat dibelakang orang yg terjatuh pada kesyirikan?

    Bukankah jawabannya beliau jelas.

    Tidak ada istilah muwahhidun musyrik

    musyrik ya musyrik, muwahhidun ya muwahhidun.

    musyrik ya kafir

    Semoga ana bisa menukilkan penjelasan penjelasan ulama lain untuk memperjelas masalah ini.

    allahul musta'an





    Beliau menjawab

    ReplyDelete
  4. Bismillah

    ustadz, ana ingin bertanya masalah penerapan kepada antum..

    1. Dulu ana punya teman kuliah, dia menolak kewajiban sholat dan menyatakan untuk apa kamu joget dihadapan Allah.. yang penting hatinya, sholat itu dalam rangka menjaga persatuan, selama kaum muslim bersatu tidak usah sholat, fulan ini tidak gila, juga tidak kondisi terpaksa, dan sadar ketika mengatakan .

    2. Ana punya ayah tiri, tidak mau sholat, zakat, puasa, dan rukun islam lainnya. Syahadat iya,
    Percaya dengan keris, suka meramal. Suka memakai jimat

    3. Ana punya saudara, dia meyakini kalau Allah berkuasa, tetapi setiap daerah punya aturan sendiri, dia mengistilahkannya hukum alam. Harus mematuhi aturan alam tersebut kalau tidak mau celaka sampai pada tahap ritual ibadah tertentu dan mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah. Jelas taqarrubnya untuk selain Allah untuk penguasa ghoib di daerah tsb. Beliau rajin sholat lima waktu

    Apakah mereka muslim atau kafir?

    ReplyDelete
  5. http://www.alfawzan.af.org.sa/node/10295

    نص السؤال :   إذا كانت أفعال شخص كلُّها تناقض ‏(‏لا إله إلا الله‏)‏؛ فهل يجوز لنا
    تكفيرُهُ مع أنه ينطقُ الشَّهادتين‏؟‏

    نص الإجابة     من أتى بناقض من نواقض الإسلام؛ كترك الصلاة متعمِّدًا، أو الذَّبح لغير الله، والنَّذر لغير الله؛ كما يُفعلُ عند الأضرحة، أو دعاء غير الله، والاستغاثة بغير الله فيما لا يقدر عليه إلا الله، أو سبّ الله أو رسوله، أو سبِّ الدين، أو الاستهزاء بالقرآن أو بالسُّنَّة؛ فهذا مرتدٌّ عن دين الإسلام، يُحكم بكفره، ولو كان يقول‏:‏ لا إله إلا الله؛ لأن هذه الكلمة العظيمة ليست مجرَّد قول يقال باللسان، وإنما لها معنى ومقتضىً تجبُ معرفتهما والعمل بهما‏.‏ قال صلى الله عليه وسلم‏: "من قال‏:‏ لا إله إلا الله، وكفر بما يُعبَدُ من دون الله‏" ‏[‏رواه مسلم في ‏"‏صحيحه‏"‏ ‏(‏1/53‏)‏ من حديث أبي مالك عن أبيه‏]‏ فلم يجعل النُّطق بـ‏(‏لا إله إلا الله‏)‏ كافيًا في عِصمته الدَّم والمال، حتى يضيف إليه الكفر بما يُعبَدُ من دون الله‏.‏ وقال تعالى‏:‏ { ‏فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا‏ } ‏[‏البقرة‏:‏ 256‏]‏ فقدَّم الكفر بالطَّاغوت على الإيمان بالله‏.‏ إلى غير ذلك من الأدلة‏

    ReplyDelete