Tanya:
1. “Assalamualaikum
uztad.. saya mau tanya.. saya dijodohin oleh orang tua saya dengan kakak ipar
saya, dia beranak satu. Tetapi saya sudah punya pacar dan pacar saya berniat
untuk melamar saya, tapi keluarga saya tidak merestui dan bersikap keras agar
saya tetap menikah dengan kakak ipar saya, tapi saya tidak mencintai dia dan
menganggap dia seperti kakak ipar saya. Berat bagi saya untuk melepaskan pacar
saya tapi di sisi lain saya juga sayang dengan orang tua saya. Apa yang harus
saya lakukan ustad? terimakasih” (Nurmalla Ayu)
2. “Assalamualaikum ustad…
Saya ingin bertanya tentang permasalahan saya.. Saya wanita sudah berumur
29tahun dan sudah ingin menikah.. Saya sudah dilamar hingga 3x oleh pacar
saya.. Tapi orangtua tidak pernah setuju hanya karena alasan saya harus
bersuamikan pemuda yang lebih kaya raya.. Saya sedih ustad..
Untuk menjaga dosa kami berdua memilih untuk berkarir terlebih dahulu dan
berada terpisah kota (Long Distance Relationship)..
Kami bersama-sama berjuang untuk menabung mencari sebongkah berlian yang orang
tua inginkan untuk calon suami saya..
Lamaran terakhir malah
orang tua saya memberikan kesaksian palsu bahwa pernah melihat pacar saya
mencium kakak kandung saya, dan kakak mengiyakan..
Mereka melakukan itu supaya saya benar-benar lepas dari pacar saya.. Hingga
sekarang keluarga dari pacar saya sangat marah dengan orangtua saya karena
seolah-olah seperti menghina mereka.. Dan selalu berulang ulang memberikan saya
semangat supaya saya selalu sabar memiliki orang tua yang seperti itu…
Saya ingin segera menikah
ustad..
Tapi orangtua tidak mau saya menikah kalo bukan bersama laki2 kaya…Terakhir
saya dijodohkan dengan laki2 yg masih teman kecil saya, tapi karena tinggi hati
sudah di restui orangtua, dia berlaku tidak senonoh dengan saya yg masih belum
jadi istrinya, akhirnya saya marah dan tidak ingin lagi bertemu dengan dia..
Apa yang harus sy lakukan
ustad..Saya selalu menangis kalo melihat tingkah laku orgtua saya.. :( Saya
selalu dibilang “durhaka” dengan orgtua saya..Krn tidak pernah menuruti
perkataan mereka utk lepas dari pacar saya.. :( saya takut ustad..”
(Rani)
Jawab:
Wa’alaikumussalam
warahmatullah,
Pacaran merupakan musibah
yang menimpa para muda-mudi saat ini, pacaran memiliki berbagai dampak buruk
diantaranya:
- menjerumuskan kepada
perbuatan zina,
- memalingkan seseorang
dari ilmu yang bermanfaat yaitu di saat para pemuda dan pemudi yang taat
beragama sibuk menghadiri majelis ilmu, mereka disibukkan dengan berpacaran
siang dan malam, Allahulmusta’an..
- berpacaran terkadang
menimbulkan konflik antar sahabat (karena cemburu/selingkuh) atau bahkan antar
keluarga seperti yang disebutkan oleh penanya
- berpacaran terkadang
menjadi sebab perselingkuhan setelah muda-mudi itu menikah, yaitu saat ia
menikah dengan laki-laki atau wanita lain (bukan pacarnya), namun cinta itu
masih tumbuh di hatinya, sementara ia terus melakukan kontak dengan pacarnya
setelah pernikahan.
Mungkin dampak yang saya
sebutkan ini baru sedikit, masih banyak dampak-dampak buruk yang lain.
Allah ta’ala
berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian
mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk.” [QS. Al Isro’: 32]
Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ
الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ
وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ
وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى
وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah
ditakdirkan bagiannya dalam berzina dan ini suatu yang pasti terjadi. Zina kedua
matanya dengan melihat, zina kedua telinganya dengan mendengar, zina lisannya
dengan berbicara, zina tangannya dengan meraba (menyentuh), zina kakinya dengan
melangkah dan zina hatinya dengan keinginan nafsu dan berangan-angan, lalu
kemaluanlah yang akan membenarkan atau mendustakannya.” [HR. Muslim no. 6925]
Saya memandang bahwa
permasalahan rumit ini timbul akibat pengaruh buruk berpacaran. Lihatlah
ikhwan-ikhwan dan akhwat-akhwat yang taat beragama, menikah bagi mereka
bukanlah suatu hal yang sulit bidznillah. Setelah mendapatkan restu orang tua untuk menikah,
mereka hanyalah menunggu jodoh yang dianugrahkan oleh Allah, sambil berusaha
mencari info ke sana kemari. Allah tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang
taat dan menolong agama-Nya, pasti Allah akan memberikan jodoh yang terbaik
pada mereka.
Allah ta’ala
berfirman:
وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ
الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“Wanita-wanita yang
baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang
baik. [QS. An Nur: 26]
Saya menasehatkan kepada
kalian berdua untuk bertaubat pada Allah dan menjauhi pacaran sedapat mungkin, kemudian
segeralah menikah. Mengenai permasalahan kalian berdua, saya memiliki beberapa pilihan solusi:
Pertama, saya menasehatkan untuk meneriwa tawaran orang
tua dengan beberapa catatan:
1. Calon laki-laki yang
ditawarkan orang tua itu memiliki agama dan akhlak yang baik
2. Calon laki-laki itu
menarik hati Anda, meskipun cinta itu sekarang belum tumbuh, paling tidak bisa
menjadi titik awal menuju hubungan pernikahan. Sebab diharapkan cinta itu akan
tumbuh setelah pernikahan nanti. Hal ini sangat membantu Anda untuk dapat
melupakan pacar
3. Anda bersedia dan
bertekad kuat untuk melupakan pacar, memutuskan hubungan, serta menghapus
seluruh kontak yang berkaitan dengannya.
Kedua, silahkan Anda tetap memilih untuk menikahi pacar
Anda, jika ia memang memiliki agama dan akhlak yang baik. Namun Anda harus siap
menanggung beberapa resiko berikut:
1. Hubungan Anda dan orang tua (keluarga) akan renggang, butuh waktu yang lama
untuk memperbaikinya
2. Jika terjadi problem di
tengah-tengah bahtera rumah tangga yang akan kalian lewati, orang tua
kemungkinan besar enggan memberikan bantuan, baik dalam memecahkan permasalahan
maupun bantuan materi.
Penting untuk menjadi
pertimbangan, cinta menggebu-gebu seperti yang Anda rasakan saat ini, hanyalah
datang saat ada tantangan yang menghalangi. Setelah hidup Anda dan suami mapan
setelah pernikahan, lalu kalian memperoleh anak keturunan, cinta yang dulu
begitu besar akan terkikis dengan berjalannya waktu. Tidak sedikit dari suami
atau istri yang selingkuh saat mengalami fase ini. Jadi, Anda tidak perlu
berlebihan mencintai pacar Anda. Mungkin sekarang ia setia dan sangat mencintai
Anda, tapi hari esok saat ia bosan, belum tentu ia akan tetap setia.
Saya menyinggung hal ini
untuk mengingatkan betapa pentingnya mencari pendamping hidup seorang
laki-laki yang memiliki agama dan akhlak yang baik. Dengan berkembangnya sarana
komunikasi dewasa ini berupa facebook, BBM, whatsapp, dsb, tidak ada yang
menghalangi seorang suami atau istri melakukan selingkuh kecuali rasa takut
kepada Allah. Jangan sampai Anda salah memilih…
Ketiga, mencari jalan tengah, mintalah kriteria seperti
apa yang dikehendaki orang tua, lalu Anda berusaha mencari laki-laki yang
memenuhi kriteria tersebut.
Sampaikan pada orang tua
bahwa Anda bersedia meninggalkan pacar, asalkan keluarga harus menerima calon
laki-laki berikutnya yang Anda tawarkan. Jadi semuanya harus mengalah, Anda
tidak memaksakan keluarga untuk menerima pacar Anda, orang tua juga tidak boleh
memaksakan pilihannya pada Anda.
Sampaikanlah bahwa Anda
akan tetap nekat menikahi pacar Anda, jika orangtua bersikeras tidak mau
mengalah, tidak ada pilihan lain bagi orang tua. Ini hanyalah sedikit solusi
agar orang tua mau memberikan harapan restu kepada Anda dan calon Anda nanti.
Pernikahan yang ideal adalah pernikahan yang mendapatkan restu kedua keluarga,
bukankah demikian?
Jika Anda mencari pilihan
sendiri, Anda tidak akan tersiksa batin, orang tua juga tidak merasa dilangkahi
oleh anaknya. Setiap orang tua pasti merasa ingin dihormati, dihargai dan ingin
anaknya berbakti. Saat orang tua terlanjur berpikiran negatif pada seseorang (misalkan
pada pacar), maka sangat sulit untuk meyakinkan mereka kembali dan
meluruskannya.
Tidak lupa mohonlah petunjuk kepada Allah dengan melakukan shalat Istikharah, kemudian terimalah apa yang menjadi ketetapan dan pilihan Allah nanti, jika memang sudah jodoh, pasti jalannya akan dimudahkan...
Allahua’lam, semoga bermanfaat…
Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 16 Rajab 1435
Assalaamu'alaikum.. ustadz saya ahmad pertanyaan saya apakah saya salah ketika saya mau menikahi perempuan yang sederhana dan pendidikan cuma sampai SMK tetapi orang tua saya tidak merestui,mereka ingikan perempuan yang mempunyai pendidikan S1 dan punya keluarga yg berada,,apakah saya salah??terimakasih
ReplyDelete