Tuesday, April 29, 2014

Hikmah Dalam Menasehati Saudaranya

Tanya:

“Bagaimana cara menasehati seorang penuntut ilmu salafy yang memiliki semangat dan kesungguhan, namun ia terjatuh dalam kesalahan dan kesalahannya telah tersebar. Kami membutuhkan penjelasan dalam permasalahan ini, semoga Allah memberkahi Anda.”

Jawab:

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah menjawab:

“Seorang penuntut ilmu salafy maupun da’i salafy pastilah memiliki kesalahan, karena ia adalah manusia, sangat mungkin ia terjatuh dalam kesalahan. Dalam sebuat hadits disebutkan,

كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

“Setiap anak Adam memiliki kesalahan-kesalahan dan sebaik-baik orang yang terjatuh dalam kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat”

Terjatuh dalam kesalahan adalah tabiat manusia, namun yang tercela adalah saat ia bersikukuh berada di atas kesalahannya. Adapun seorang yang terjatuh dalam kesalahan, kemudian ia rujuk dari kesalahannya tatkala kebenaran itu nampak, (maka hal itu tidak tercela –pen). Ini merupakan tabiat manusia, karena setiap anak Adam pasti memiliki kesalahan. Allah berfirman:

وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَٰكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ

Tidak ada dosa bagimu dalam hal-hal yang kamu keliru di dalamnya, namun (yang tercela –pen) adalah apa-apa yang disengaja oleh hatimu” [QS. Al-Ahzaab: 5]

Jika ia terjatuh dalam kesalahan dan bersikukuh berada di atas kesalahannya, maka dalam keadaan ini ia berdosa...

Bagaimana metode dalam menyampaikan nasehat?

Hendaklah ia menyampaikan nasehat dengan ungkapan yang baik serta penuh kejujuran, bukan dengan kata-kata kasar, bukan dengan menyebarkan aib-aibnya, bukan pula dengan mengumpulkan kesalahan-kesalahannya. Seorang mukmin adalah cermin dari saudaranya, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

المؤمن مرآة أخيه

“Seorang mukmin adalah cermin dari saudaranya”

Saat bercermin, engkau dapat melihat bagian tubuh yang tidak dapat terlihat dari depan. Engkau tidak dapat melihat punggungmu sendiri, namun saudaramu dapat melihat punggungmu saat engkau terjatuh dalam kesalahan. Jika saudaramu terjatuh dalam kesalahan, maka ia adalah cermin dari saudaranya. Memang semestinya kesalahan itu dijelaskan, namun jauhilah kata-kata kasar wahai akhi.. hendaklah engkau mengambil pelajaran dari Al-Kitab dan As-Sunnah...

Beradablah dengan adab Al-Kitab dan As-Sunah, karena hari ini saudaramu terjatuh dalam kesalahan, namun hari esok engkau yang akan terjatuh dalam kesalahan. Sebagaimana engkau ingin diperlakukan dengan baik, maka perlakukanlah saudaramu dengan baik. Berikanlah padanya hadiah yaitu sebuah nasehat yang mahal lagi berharga. Seandainya engkau menulis nasehat itu dalam secarik kertas, Alhamdulillah. Begitu banyak pena dan kertas, jika engkau menulis nasehat itu dalam secarik kertas, semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak padamu..

Jika nasehat itu secara langsung engkau tujukan padanya, maka tidak apa-apa, ditulis dalam kertas lebih baik, dan jika ditulis tanpa menyebut nama, maka hal itu lebih baik lagi. Jika ia mengetahui tulisanmu, serahkanlah secarik kertas itu padanya, sertakanlah di dalam surat itu sebuah doa untuknya. Setelah itu, engkau mengingatkan kesalahannya dengan menyebutkan sumbernya, lengkap disertai dalil, kemudian alangkah baiknya jika surat itu ditutup dengan kalimat yang baik, nama yang indah dan tanggal penulisan.

Selamanya kami tidak akan ridha jika terjadi gesekan diantara ikhwan-ikhwan kita. Terjatuh dalam kesalahan adalah tabiat manusia, sangat wajar jika engkau mengingatkan kesalahannya. Engkau wajib bersikap lembut padanya, juga bersikap lembut pada saudaramu yang lain, sehingga hati-hati kalian akan selamat dari (berbagai penyakit hati –pen).

Sebagaimana telah aku jelaskan sebelumnya, jika ia enggan menerima nasehatmu, maka lihatlah permasalahan yang diperselisihkan, apakah termasuk ijtihadiyyah? Jika termasuk permasalahan ijtihadiyyah, maka janganlah engkau bersikap keras padanya. Barangkali ia mengambil pendapat salah seorang ulama. Jika permasalahannya bukan ijtihadiyyah yaitu terjadi kesepakatan ulama dalam hal ini, namun ia tetap enggan menerima nasehat, berikanlah padanya nomor telepon seorang ulama agar ia dapat bertanya secara langsung atau tunjukkan padanya sebuah kitab jilid sekian dan halaman sekian, sehingga ia akan memperoleh tambahan ilmu.

Aku menasehatkan kepada seluruh ikhwah yang saya muliakan, janganlah ia merasa tersinggung jika ada saudaranya yang mengingatkan, namun jadikanlah hal itu sebagai nasehat dan hadiah yang terindah. Nasehat yang tertuang dalam kertas ini lebih baik bagimu dari madu, karena madu hanya bermanfaat untuk badanmu, sementara nasehat ini bermanfaat bagi agamamu. Nasihat ini akan bermanfaat bagi agama dan hatimu. Aku memohon taufiq pada Allah agar dapat beramal dengan hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya”

Dengarkan rekaman suara beliau di sini

Berikut teks arabnya:

السؤال: طالب العلم السلفي الذي له نشاط وله جهود وله أخطاء منتشرة كيف تكون العبارات في نصحه ؟ نريد توضيح في هذه المسالة بارك الله فيكم ؟

جواب الشيخ : الطالب السلفي، وكذلك الداعي إلى الله السلفي، الخطأ وارد لأنه بشر معرّض للخطأ وفي الحديث [كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون] وطبيعي أن يحصل الخطأ لكن الشأن كل الشأن في الإصرار عليه، أما كونه أخطأ ثم لما ظهر له الخطأ تراجع عنه هذا أمر طبيعي، هذا من طبع البشر (كل بني آدم خطاء) والله يقول (وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَٰكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ) [الاحزاب:5]، فرفع الحرج عن الخطأ لأنه الإنسان معرّض للخطأ لكن (وَلَٰكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ) يعني الإصرار أصر على الخطأ فحين أصر يأثم وحين أخطأ الحرج مرفوع عنه (رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا) قال الله -عز وجل- في الحديث القدسي الذي رواه الإمام مسلم في صحيحه [قد فعلت، قد فعلت] لا يؤاخذ عبده في حال النسيان أو إذا أخطأ، لكن متى تبين له الخطأ عليه أن يتراجع عنه.

كيف يناصح ؟

يناصح بالكلمة الطبية [الكلمة الطيبة صدقة] لا بالعنف، ولا بالتشهير، ولا بتجميع الأخطاء، أنت [المؤمن مرآة أخيه] كما جاء في الحديث الصحيح يقول النبي عليه الصلاة والسلام [المؤمن مرآة أخيه] تلك المرآة العاكسة للصورة يرى ما لا يرى، أنت ما ترى ظهرك هو يرى ظهرك إذا فيه خطأ ، فإذا أخطأ فهو مرآة أخيه يبّين له، إنما يجتنب العنف، إجتنب العنف يا أخي، تقتدي بالكتاب والسنة، إذا كان ربنا يقول (قد فعلت) فإنه لا يؤاخذ على الخطأ لكن يتراجع عنه ويقول (وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ) فكيف أنت تجعل من الحبة كبة ؟ لا تجعل من الحبة كبة، تأدب بآداب الكتاب والسنة، اليوم الخطأ عندهم وغداً عندك، كما تحب أن تعامل عامل، فتهدي له هذه الهدية التي هي النصيحة الثمينة الغالية، ويا حبذا لو تكون في ورقة، يا حبذا، الحمد لله القلم إنتشر والأوراق كثرت فإذا جعلت النصيحة في ورقة فكثّر الله خيرك، وإذا واجه لا حرج لكن في الورقة أحسن، ولو كان بدون إسم أحسن وأحسن، وإذا كان سيعرف خطك وسلّمت على أخيك ودعوت له في الورقة هذه ونبهته على الخطأ وذكرت المرجع مرجعك أنت الدليل وختمت الرسالة بالكلام وبالإسم الكريم وبالتاريخ لا بأس .

ما نحب أن يحصل أي تحسس بين إخواننا الطيبين أبداً، طبيعي أن تخطأ، وطبيعي أن تذكّر، شيء طبيعي، عادي جداً، عليك أن تألفه وأن يألفه غيرك والقلوب سليمة وصحيحة وطيبة فيما بينكما .

وكما قلنا في كلمات سبقت إذا أبى فأنظر أنت إلى نوع المسألة هل هي إجتهادية ؟ إذا إجتهادية لا تشدد عليه قد قال لقوله من قال من أهل العلم، وإذا كانت ما هي إجتهادية فيها قول واحد وما قبل منك دله على رقم العالم يتصل به أو على مرجع كتاب، مجلد كذا، صفحة كذا، حتى يزداد علماً .

وأنا أنصح جميع الإخوة الأفاضل:
ألا يأخذ في نفسه شيء إذا ذُكّر، لا تأخذ في نفسك، بل إعتبر هذه النصيحة أعظم هدية، هذه النصيحة التي في ورقة خير لك من كذا وكذا من العسل، لان العسل لجسمك والنصيحة لدينك، النصيحة لدينك ولقلبك، أسال الله التوفيق لما يحبه ويرضاه .



Diterjemahkan oleh Abul-Harits di Madinah, 29 Jumadil Akhirah 1435

3 comments:

  1. MasyaAllah... nasehat yg sangat bagus. Andaikata para da'i di negri kita mengamalkan nasehat ini, maka kebaikan akan tersebar di mana2...

    ReplyDelete
  2. 'afwan setahu ana para dai mengamalkan nasihat ini, para mad'unya mungkin yg kurang

    ReplyDelete
  3. Afwan, setahu ana (dan ana punya beberapa bukti), sebagian da'i kurang dlm mengamalkan nasehat di atas, sehingga mad'u yg belajar kpd da'i yg spt ini, tentunya lbh kurang dlm mengamalkannya. Barokallahu fikum

    ReplyDelete