Tanya:
“Apa hukum tidur
setelah Ashar?”
Jawab:
Para ulama yang tergabung dalam Lembaga Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah rahimahumullah
menjawab:
النوم بعد العصر من
العادات التي يعتادها بعض الناس ولا بأس بذلك والأحاديث التي في النهي عن النوم
بعد العصر ليست صحيحة انتهى
وهذا القول هو
الراجح لعدم صحة النهي عن النبي صلى الله عليه وسلم وأما ما جاء عن السلف من
الآثار التي تنهى عن نومة العصر فهي محمولة على جهة الطب لا من جهة الشرع
يعني لما اشتهر عند
العرب قديما وبين بعض الأطباء الأوائل أن النوم بعد العصر غير صحي وقد يؤدي إلى
إضرار في البدن فكرهوا للإنسان النوم بعد العصركي لا يضر نفسه من غير نسبة إلى
السنة والتشريع فيرجع في الأمر إلى الطب
فإن ثبت من جهته الضرر والأذى كره للمرء أن يضر نفسه وأما الشرع فلم يثبت فيه
النهي عن ذلك ابتداء
“Tidur setelah Ashar termasuk adat
yang dilakukan oleh sebagian orang, hukumnya tidak apa-apa. Hadits-hadits
larangan tidur setelah Ashar tidak shahih. Inilah pendapat yang kuat, karena
ketiadaan dalil shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
melarangnya. Adapun adanya beberapa atsar salaf yang melarang tidur setelah
Ashar, maka larangan itu dipahami jika ditinjau dari sisi kesehatan, bukan
ditinjau dari hukum syariat.
Dahulu tersebar di kalangan Arab dan sebagian tabib bahwa tidur setelah
Ashar tidak baik bagi kesehatan, bahkan terkadang dapat menimbulkan mudharat
bagi tubuh. Oleh karena itu, sebagian salaf tidak menyukai seorang yang tidur
setelah Ashar, tanpa bermaksud menyandarkan hukum permasalahan ini pada
As-Sunnah maupun syariat. Alasannya hanyalah agar ia tidak menimpakan mudharat
pada tubuhnya.
Hukum permasalahan ini dikembalikan pada ilmu kedokteran, jika memang
menimbulkan mudharat dan gangguan, maka hukumnya makruh. Adapun menurut
hukum syariat, tidak terdapat dalil shahih yang melarangnya” [Fatawaa
Al-Lajnah Ad-Da’imah, 26/148]
No comments:
Post a Comment