Tanya:
ustadz ane mo
nanya? banyak ustadz2 di Indonesia khususnya sering kali ketika sebelum memulai
pengajian atau majlis ta’lim mereka mengajak para jamaah nya membaca surah al
fatihah…bagaimana menurut ustadz. trima kasih
Jawab:
Al-Khathib
Al-Baghdadi rahimahullah membuat bab dengan judul [باب آداب التدريس] artinya “Bab Tentang
Adab-adab Dalam Mengajar”, kemudian beliau berkata:
وأستحب أن يقرأ بعضهم سورة أو
آيات من القرآن ، قبل تدريس الفقه أو بعده
“Aku menyukai salah seorang (dalam majelis –pen) membaca surat atau beberapa ayat dari
Al-Qur’an sebelum atau sesudah pengajian fiqh”
Al-Khathib
membawakan sebuah riwayat dari Abu Nadhrah, ia berkata:
كان أصحاب رسول الله صلى الله
عليه وسلم إذا اجتمعوا تذاكروا العلم ، وقرءوا سورة
“Dahulu para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mereka berkumpul
untuk mempelajari (mudzakarah) ilmu, mereka dibacakan satu surat
(Al-Qur’an -pen)” [Al-Faqih wal Mutafaqqih no. 944 (1/483)]
Kenapa saya
menerjemahkan kalimat [وقرءوا سورة] dengan “dibacakan”,
bukan “membaca”?
Kalimat ini
memiliki dua kemungkinan makna. Jika diterjemahkan dengan “dibacakan” dengan sighah
majhuul, maka dipahami hanya satu orang yang membaca Al-Qur’an dan para
sahabat yang lain hanyalah mendengarkan. Namun jika diterjemahkan “membaca”, maka
dipahami bahwa masing-masing sahabat membaca Al-Qur’an dalam majelis. Manakah
makna yang lebih tepat?
Makna yang
pertama lebih tepat Allahua’lam, karena dalam riwayat lain disebutkan,
كان أصحاب رسول الله صلى الله
عليه وسلم إذا قعدوا يتحدثون كان حديثهم الفقه إلا أن يأمروا رجلا فيقرأ عليهم
سورة أو يقرأ رجل سورة من القرآن
“Dahulu para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mereka duduk
mempelajari ilmu fiqh, mereka memerintahkan salah seorang untuk membacakan satu
surat untuk mereka atau seorang membaca satu surat dari Al-Qur’an”
Atsar ini
shahih diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra, Abu
Zur’ah dalam At-Taariikh, dan Al-Baihaqi dalam Al-Madkhal ila As-Sunan
Al-Kubra dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
Namun surat di
sini umum, boleh membaca surat apa saja dan tidak harus Al-Fatihah yang dibaca.
Asy-Syaikh Dr.
Shalih Al-Fauzan hafizhahullah telah berfatwa tentang kebolehan membaca beberapa ayat atau surat Al-Qur’an sebelum memulai sebuah acara.
Saya mendengar fatwa Asy-Syaikh Al-Fauzan secara langsung saat beliau
menyampaikan muhadharah Liqa’ Ma’a At-Thullab di Qa’ah Malik Su’ud,
Universitas Islam Madinah beberapa bulan yang lalu.
Ini buktinya
kalo Wahhabi tidak sembarangan membid’ahkan amalan kaum muslimin, jika memang
amalan tersebut dilakukan oleh nabi dan para sahabat…
Kesimpulannya,
diperbolehkan insya Allah dibacakan surat Al-Fatihah atau selain Al-Fatihah, dengan catatan tidak
dilakukan dengan berjama’ah dan tidak dikhususkan, karena demikianlah yang dilakukan oleh para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Allahua’lam
No comments:
Post a Comment