Monday, September 23, 2013

Ensiklopedia Madinah Al-Munawwarah

Al-Madinah Al-Munawwarah (kota yang disinari) merupakan kota Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam. Kota ini merupakan kota pertama yang mendukung dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau shallallahu ‘alaihi wassalam sangat mencintai kota ini.
Kota yang dulu lebih dikenal ulama dengan sebutan “Al-Madinah An-Nabawiyah” namun sekarang lebih masyhur dengan sebutan “Al-Madinah Al-Munawwarah” ini terletak di barat laut Kerajaan Arab Saudi, berjarak 250 km dari timur Laut Merah dan berada pada ketinggian 620 m dari permukaan laut. Di sisi baratnya ada beberapa gunung berapi. Kota ini merupakan oase yang dikelilingi gunung dan bebatuan dari segala sisi. Luas kotanya 50 km persegi.
Kota Madinah beriklim panas. Allah berkehendak iklimnya dipengaruhi oleh Laut Mediterania di utara, dan cuaca musiman di selatan. Temperatur berkisar antara 36-45 derajat Celcius selama musim panas, dan 15-20 derajat Celcius selama musim dingin. Ada hujan kecil yang biasanya turun pada bulan Januari dan November.

Dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah, sebelum tiba di Madinah, Nabi menginap di perkampungan Quba selama empat hari. Pada hari pertama di perkampungan Quba, Nabi membangun masjid. Inilah masjid pertama yang ada di dunia ini. Setelah membangun masjid, Nabi mengimami shalat secara berjamaah bersama para sahabat di Masjid Quba. Dalam riwayat Tirmidzi, dinyatakan bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat, pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam lalu meneruskan perjalanannya ke Madinah. Sebelum hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, Madinah adalah kumpulan berbagai kelompok dan suku yang tidak memiliki ikatan apapun. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah, beliau menyatukan mereka. Beliau mempersatukan suku Aus dan Khazraj dan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.
Setibanya di Madinah, beliau melepaskan untanya. Tempat di mana untanya itu menderum, maka di situlah beliau mulai membangun masjid yang tepat berada di tanah Sahl dan Suhail, kakak beradik yang yatim. Tanah ini dibeli oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam seharga 10 dinar, dengan uang dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Kemudian beliau membangun masjid yang kelak menjadi pusat pemerintahan Islam dan pusat komando militer. Sejak saat itulah, masjid Nabawi menjadi simbol dan pusat kota Madinah.
Di Madinah juga terdapat Masjid Qiblatain (Masjid Dua Kiblat). Disebutkan oleh sebagian ulama bahwa nama aslinya adalah Masjid Bani Salimah. Disebut Dua Kiblat, karena suatu saat, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam melakukan shalat zhuhur di masjid ini, beliau mendapat wahyu untuk merubah arah shalat beliau yang sebelumnya menghadap Baitul Maqdis di Palestina ke arah Ka’bah di Mekah. Kita masih bisa melihat arah kiblat yang lama dan baru di masjid ini. Allahu a’lam.
Penulis: Ristyandani
Sumber: Majalah Tashfiyah edisi 02 vol. 01 1432 H – 2011 M, hal. 78-79.

No comments:

Post a Comment