Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
كان الناس يسألون رسول الله
صلى الله عليه وسلم عن الخير وكنت أسأله عن الشر مخافة أن يدركني
“Manusia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tentang kebaikan, namun aku bertanya pada beliau tentang keburukan khawatir
keburukan itu akan menimpaku.”
Berikut adalah beberapa amalan dosa, jika seorang hamba terjatuh dalam dosa
tersebut dan belum bertaubat sebelum meninggal, maka ia
terancam dengan neraka dan diharamkan masuk surga. Perhatikan, pahami
dan jauhilah...
1. Menyekutukan Allah dalam beribadah (syirik)
Allah ta’ala berfirman:
إِنّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ
فَقَدْ حَرّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنّةَ وَمَأْوَاهُ النّارُ وَمَا لِلظّالِمِينَ
مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan
surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka. Tidaklah ada bagi
orang-orang dzalim seorang penolong pun” [Al-Maidah: 72]
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
{ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ } أي: فقد أوجب له النار، وحرم عليه الجنة، كما قال تعالى: { إِنَّ
اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ }
“Maka Allah mengharamkan surga baginya dan tempat
kembalinya adalah neraka” yaitu Allah telah mewajibkan baginya masuk neraka
dan mengharamkan surga, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik[1]
dan mengampuni dosa-dosa di bawah syirik bagi siapa yang Ia kehendaki[2]”
[Tafsir Ibnu Katsir, 3/157]
2. Seorang yang terdapat kesombongan dalam hatinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل الجنة من كان في قلبه
مثقال ذرة من كبر
“Tidak akan masuk surga seorang yang terdapat kesombongan dalam
hatinya, meskipun sebesar biji sawi” [HR. Muslim no. 91, dari Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu]
3. Seorang pemimpin yang berkhianat terhadap rakyatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam bersabda:
ما من عبد يسترعيه اللَّه
رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم اللَّه عليه الجنة
“Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan padanya kepemimpinan, lalu suatu
saat ia mati dalam keadaan berkhianat terhadap kepemimpinannya, kecuali Allah
akan mengharamkan surga baginya” [HR. Al-Bukhari no. 7151 dan Muslim no.
142]
4. Memberontak kepada penguasa muslim
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من كره من أميره شيئاً
فليصبر، فإنه من خرج من السلطان شبراً مات ميتةً جاهليةً
“Barangsiapa yang membenci suatu dari perangai penguasanya, hendaklah ia
bersabar. Karena barangsiapa yang keluar (memberontak –pen) dari seorang
penguasa sejengkal, maka ia mati sebagaimana orang-orang jahiliyyah” [HR.
Al-Bukhari no. 6530, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma]
Ancaman mati jahiliyyah dalam hadits ini memiliki dua kemungkinan makna:
[Pertama] Allah akan memalingkan hatinya dari agama Islam dengan sebab dosa
yang telah ia perbuat, hingga ia mati dalam keadaan murtad.
[Kedua] Ia mati seperti orang-orang jahiliyyah dahulu yaitu tidak memiliki
imam dan penguasa muslim. Mereka hanya memiliki para pemimpin kabilah yang
sedikitpun tidak memiliki wilayah kekuasaan Islam, apalagi menerapkan hukum
Islam di dalamnya. Kehidupan mereka dipenuhi dengan sikaf fanatik dan ‘ashabiyyah
terhadap kabilahnya masing-masing.
5. Makan atau minum menggunakan wadah yang terbuat dari
perak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الذي يشرب في آنية الفضة إنما
يجرجر في بطنه نار جهنم
“Seorang yang minum menggunakan wadah dari perak, sebenarnya ia sedang memasukkan
api neraka Jahannam dalam perutnya” [HR. Muslim no. 3846]
6. Menjulurkan pakaian sarung, jubah atau celana hingga
melebihi batas mata kaki karena sombong
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا ينظر اللَّه يوم القيامة
إلى من جر إزاره بطرا
“Pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan melihat seorang yang
menjulurkan pakaian sarungnya (di bawah mata kaki –pen) karena sombong” [HR.
Al-Bukhari no. 5788 dan Muslim no. 2087, dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
7. Seorang yang suka mengadu domba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل الجنة نمام
“Seorang yang suka mengadu domba tidak akan masuk surga” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim]
8. Pelukis dan penggambar makhluk bernyawa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن أشد الناس عذاباً يوم
القيامة المصورون
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat
adalah para penggambar (makhluk bernyawa –pen)” [HR. Al-Bukhari no. 5606 dan
Muslim no. 2109, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu]
Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
قال
أصحابنا وغيرهم من العلماء تصوير صورة الحيوان حرام شديد التحريم وهو من الكبائر
لأنه متوعد عليه بهذا الوعيد الشديد المذكور
“Para sahabat kami (ulama Syafi’iyyah –pen) menyatakan bahwa menggambar
makhluk bernyawa adalah diharamkan dengan pengharaman yang sangat keras.
Perbuatan tersebut tergolong dalam dosa besar, karena terancam dengan ancaman
yang keras dalam hadits yang telah disebutkan” [Syarh Muslim, 14/81]
9. Seorang yang memutus tali silaturrahim
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل الجنة قاطع قال سفيان
في روايته: يعني قاطع رحم
“Tidak akan masuk surga seorang yang memutus silaturrahim” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim]
10. Merampas hak seorang muslim dengan sumpah palsu meskipun sedikit
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من اقتطع حق امرئ مسلم بيمينه
فقد أوجب اللَّه له النار، وحرم عليه الجنة فقال رجل: وإن كان شيئاً يسيراً يا
رَسُول اللَّهِ؟ فقال وإن قضيباً من أراك
“Barangsiapa yang merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, sungguh
Allah telah mewajibkan orang tersebut masuk dalam neraka dan diharamkan
baginya surga. Salah seorang berkata: “meskipun sedikit wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Meskipun yang ia rampas hanyalah sebatang kayu arak”. [HR.
Muslim]
11. Membunuh jiwa yang diharamkan
Allah ta’ala berfirman:
ومن يقتل مؤمناً متعمداً
فجزاؤه جهنم خالداً فيها وغضب الله عليه ولعنه وأعد له عذاباً عظيما
“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahannam. Ia kekal di dalamnya. Allah marah padanya,
melaknatnya dan mempersiapkan baginya azab yang besar” [An-Nisaa’: 93]
Disarikan oleh Abul-Harits dari At-Taudhih wal Bayan fi Dzikri Ba’dhil
A’maal di Banyumas, 13 Juni 2013
No comments:
Post a Comment