Friday, May 24, 2013

Bentuk Tubuh dan Sifat Jin

Jin memiliki jasad dengan berbagai bentuk. Dalam hadits Abu Tsa’labah radhiyallahu 'anhu, yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani (22/214-215) No. 573, Al Baihaqi dalam “Al Asma wa Ash Shifat” (827), Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam ta’liqnya terhadap Kitab “Al Misykaat” (4148) dan Syaikh Kami Al Wadi’i rahimahullah dalam “Ash-Shahiih Al-Musnad Mimma Laisa Fii Ash-Shahihain” (1213) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:


”Jin terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak menetap dan berpindah-pindah.”



Hadits ini merupakan dalil bahwa jin memiliki jasad dan tidak mungkin dipahami dari lafazh “satu kelompok memiliki sayap dan terbang di udara” bahwa jin tidak memiliki jasad karena sayap itu berjasad dan tidak mungkin sayap itu ada kecuali pada yang berjasad. 


Para malaikat pun memiliki sayap. Ada yang memiliki 2, 3, atau 4 sayap dan terbang ke langit yang tinggi dan dia memiliki jasad. Demikian pula Al Qur’an Al Karim menunjukkan bahwa jin yang terbang itu berjasad. Rabb kami berfirman mengabarkan tentang apa yang dikatakan oleh Ifrith kepada Sulaiman ‘alaihissalam

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ


Ifrith dari kalangan jin menyatakan bahwa saya akan mendatangimu dengannya (dengan membawa singgasana Ratu Saba) sebelum engkau bangkit dari tempat dudukmu dan sesungguhnya saya kuat lagi terpercaya.” [QS. An Naml : 39]



Kalau Ifrith itu tidak memiliki jasad, maka dia tidak akan mampu untuk memikul apa yang dibawa dan tidak mampu pula untuk menjaganya. Demikian pula jin yang terbang di udara diciptakan dalam keadaan memiliki jasad yang sebenarnya berjalan di muka bumi. Jika mereka ingin terbang, maka mereka berubah bentuk lebih dahulu, kemudian terbanglah mereka. Adapun jin dan setan yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk memberikan waswas dan yang lainnya, mereka berubah bentuk seperti udara. Perkara ini sudah diketahui dan merupakan dalil bahwa mereka berjasad.



Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin itu memiliki jasad dan orang yang berpendapat bahwa mereka seperti udara, tidak memiliki dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Dalil terkuat yang mereka jadikan sebagai hujjah adalah riwayat yang datang dari Wahb bin Munabbih sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syibly dalam kitab “Aakaamu Al-Mirjaan fii Ahkaami Al-Jaan” bahwa dia berkata: “Jin itu berjenis-jenis dan jenis jin yang asli adalah angin, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak berketurunan. Diantara mereka ada jenis yang makan, minum, berketurunan dan menikah seperti As-Sialy, Al-Ghuul, Al-Qathrub dan yang semisalnya.”



Jika riwayat tersebut shahih, maka sudah diketahui bahwa Wahb adalah seorang ahli sejarah dan dia menukilkan dari kitab ahli kitab, sedangkan kitab ahli kitab itu penuh dengan perubahan dan pengkaburan (antara yang haq dan yang batil, pen).



Sebagian mereka berdalil bahwa jin itu seperti udara yaitu angin, dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :


إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ


“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah.” [HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah radhiyallahu ‘anha]



Hadits ini bukan merupakan dalil bagi orang yang berpendapat demikian karena mereka berjalan di tempat peredaran darah, bukan karena pada asalnya mereka adalah udara. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wa ta’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa jin itu angin dan tidak berjasad, batil dan sangat jelas kebatilannya karena bertentangan dan bertabrakan dengan dalil-dalil yang banyak dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih dan telah diketahui secara pasti dari Islam, ijma, akal dan kenyataan yang kita saksikan.



Berikut ini akan saya sebutkan dalil-dalil secara global:



1. Jin itu makan dan minum.



2. Jin menikah dan berketurunan.



3. Jin berbentuk dan berubah bentuk menjadi bentuk manusia dan hewan.



4. Jin melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lain seperti mengangkat beban berat dan yang lainnya.



5. Jin merasakan berbagai keadaan seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati dan yang lainnya.


6. Jin dilihat oleh sebagian makhluk seperti keledai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:


إذا سمعتم نهيق الحمار فتعوذوا

بالله من الشيطان فإنه رأى شيطانا   

“Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” [HR. Al-Bukhari: 3303 dan Muslim: 2729]


7. Ketika jin itu mampu untuk berubah bentuk menjadi bentuk manusia, maka dia mampu menyakiti manusia baik dengan memukulnya, membunuhnya maupun mencegahnya untuk bergerak dan yang lainnya.



Pada pasal ini kami telah memaparkan dalil-dalil dari para ulama dalam berbagai tulisan yang khusus membahas tentang jin dan setan seperti kitab “Aakaamu Al-Mirjaan fi Ahkaami Al-Jaan” karya Asy-Syibly dan “Luqat Al-Mirjaan fi Ahkaami Al-Jaan” karya As Suyuthi dan yang lainnya.



Orang-orang yang berpendapat bahwa jin itu berbentuk angin menganggap bahwa jin itu masuk ke dalam tubuh manusia dan berjalan di tempat peredaran darahnya, sehingga mereka menyangka bahwa mereka itu angin. Padahal tidak demikian, karena bisa diambil faedah dari ” berjalannya mereka pada tempat peredaran darah manusia” bahwa Allah subhaanahu wata’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk sehingga mereka menjadi udara karena jin yang masuk ke dalam tubuh manusia mampu untuk membesarkan diri dalam tubuh manusia sampai dia mampu menguasai seluruh badan manusia.



Berdasarkan penjelasan ini, maka jelaslah bagi pembaca bahwa kita tidak mungkin mengingkari bahwa jin itu memiliki jasad.


[Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi hafizhahullah dari kitab : Ahkaamul Ta’ammul Ma’aal Jin wa Aa’daaburroqo’ Asy-Syar’iyyah (Hukum Berinteraksi dengan Jin dan Adab-Adab Ruqyah yang Syar’i) Sumber : Pustaka Ats Tsabat Balikpapan]


No comments:

Post a Comment