Diantara hal terpenting bagi seorang hamba guna menggapai
pengampunan Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ adalah
mengetahui berbagai amalan dan tuntunan yang menjadi sebab gugurnya dosa dan
datangnya pengampunan.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ
وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ
وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang jujur, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
menjaga kehormatannya, serta laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk
mereka.” [Al-Ahzâb: 35]
Allah ‘Azza Wa Jalla juga berfirman,
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di atas jalan petunjuk.” [Thâhâ: 82]
Dua ayat di atas menjelaskan tiga belas amalan yang, siapa saja
yang mengerjakan dan bersifat dengan amalan tersebut, dijanjikan pengampunan
untuknya.
Pertama: Keislaman
Berislam adalah berserah diri kepada Allah dengan cara
menunaikan ibadah hanya untuk-Nya, mengikatkan diri melalui ketaatan
kepada-Nya, serta berlepas diri terhadap segala jenis kesyirikan dan pelakunya.
Barangsiapa yang menegakkan makna keislaman ini, dalam bentuk
melaksanakan rukun-rukun Islam dan berbagai hal yang menyempurnakan rukun-rukun
tersebut, sungguh pengampunan dan pahala yang besar telah terjamin untuknya
sebagaimana firman Allah ‘Azza Wa Jalla dalam surah Al-Ahzâb tadi.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman pula,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ
وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang perkataannya lebih baik daripada orang yang
menyeru kepada Allah, beramal shalih, dan berkata, ‘Sesungguhnya saya termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang berserah diri.’?” [Fushshilat: 33]
Pedihnya siksaan pada hari kiamat menjadikan orang-orang kafir
berangan-angan untuk menjadi seorang muslim yang aman terhadap siksaan.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا
مُسْلِمِينَ
“Orang-orang kafir itu (nanti di akhirat) seringkali ingin
agar kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.” [Al-Hijr: 2]
Kedua dan Ketiga: Keimanan dan Amalan Shalih
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ
مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi
mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” [Al-Hajj: 50]
Keempat: Qunut (Tenang dalam Ketaatan)
Allah ‘Azza Wa Jalla memuji mereka, orang-orang yang qunut, dalam firman-Nya,
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا
وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu, wahai orang musyrik, yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadah pada waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharap rahmat Rabb-nya? Katakanlah, ‘Adakah sama antara
orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?’
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” [Az-Zumar: 9]
Istri-istri Nabi shallallâhu ‘alaihi wa
sallam yang memiliki
sifat ini telah diberi jaminan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla berupa pahala berdasarkan firman-Nya,
وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ
صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا
“Dan barangsiapa di antara kalian (istri-istri nabi) yang qunut kepada Allah dan Rasul-Nya dan beramal
shalih, niscaya Kami memberi pahala dua kali lipat kepadanya dan Kami
menyediakan rezeki yang mulia baginya.” [Al-Ahzâb: 31]
Kelima: Kejujuran
Kejujuran adalah benar dalam ucapan dan perbuatan,
bersungguh-sungguh dalam hal menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Dalam kisah tentang tiga orang shahabat yang tidak menghadiri
perang Tabuk, Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ menerima
taubat mereka lantaran kejujuran mereka. Kemudian, kejujuran mereka ini menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang beriman, yang hidup pada masa setelah mereka,
sebagaimana firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” [At-Taubah: 119]
Keenam: Kesabaran
Kesabaran, dengan berbagai jenisnya –sabar dalam hal menjalankan
ketaatan, sabar dalam hal meninggalkan larangan, dan sabar dalam hal menerima
ujian-, adalah salah satu sebab penggugur dosa.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
“Kecuali orang-orang yang bersabar dan mengerjakan
amal-amal shalih, mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” [Hûd: 11]
Ketujuh: Khusyu’
Khusyu’ adalah ketenangan, tuma’ninah, dan hal merendahkan diri
yang muncul karena adanya rasa takut kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ dan karena merasa diawasi oleh Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ.
Ini adalah sifat para nabi, yang senantiasa mendapat
pengampunan.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik, dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’
kepada Kami.” [Al-Anbiyâ`: 90]
Kedelapan: Bersedekah
Allah menyatakan bahwa diri-Nya Maha Pengampun kepada
orang-orang yang bersedekah melalui firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ. لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ
إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada
mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugikan. (Hal ini) agar (Allah) menyempurnakan pahala mereka
kepada mereka dan menambah karunia-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” [Fâthir: 29-30]
Selain itu, Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ
لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Jika kamu meminjamkan pinjaman yang baik kepada Allah,
niscaya Allah melipatgandakan balasan hal itu kepada kalian dan mengampuni
kalian. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” [At-Taghâbûn: 17]
Kesembilan: Berpuasa
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan
hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya dosa-dosanya yang telah lalu.” [ Diriwayatkan
oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu.]
Kesepuluh: Menjaga kemaluan dari hal-hal yang
diharamkan
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ
رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang memberi jaminan bagiku untuk menjaga
sesuatu yang berada di antara kedua jenggotnya dan di antara kedua pahanya,
saya memberi jaminan surga untuknya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan
selainnya dari Sahl bin Sa’d radhiyallâhu ‘anhu.]
Kesebelas: Banyak berdzikir kepada Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ
اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى
لِلذَّاكِرِينَ
“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang berdzikir.” [Hûd: 114]
Kedua Belas: Bertaubat
Allah Jalla Jalâluhû berfirman,
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ
عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ
فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Apabila orang-orang, yang beriman kepada ayat-ayat Kami,
datang kepadamu, katakanlah, ‘Salâmun ‘alaikum ‘keselamatan atas kalian’.’ Rabb kalian telah menetapkan kasih sayang atas
diri-Nya, (yaitu) bahwa barangsiapa di antara kalian yang berbuat kejahatan
lantaran kejahilan, kemudian bertaubat setelah mengerjakan hal itu dan
mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-An’âm: 54]
Ketiga Belas: Menjaga diri di atas jalan hidayah
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di atas jalan petunjuk.” [Thâhâ: 82]
Keempat Belas: Memurnikan ibadah hanya
untuk Allah ‘Azza Wa Jalla,
tiada sekutu bagi-Nya
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ
يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ أُولَئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya
serta tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para rasul), kelak
Allah akan memberi pahala kepada mereka. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”[An-Nisâ`: 152]
Allah juga menjelaskan ucapan sekelompok jin, yang telah beriman
kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam, sebagaimana dalam firman-Nya,
يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ
يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Wahai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru
kepada Allah, dan berimanlah kepada-Nya. Niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosa kalian dan melepaskan kalian dari adzab yang pedih.” [Al-Ahqâf: 31]
Makna keimanan dalam dua ayat di atas adalah pemurnian ibadah hanya kepada Allah tanpa menodai
ibadah itu dengan kesyirikan.
Kelima Belas: Mengikuti dan mencontoh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah, ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah saya. Niscaya Allah mengasihi kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.’
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Âli ‘Imrân: 31]
Keenam Belas: Beradab kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan sunah beliau
Allah Jalla Jalâluhû berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ
اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ
مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suara mereka di
sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang hati mereka telah Allah uji
untuk bertakwa. Bagi mereka, ampunan dan pahala yang besar.” [Al-Hujurât: 3]
Ketujuh Belas: Bertakwa kepada Allah
dengan cara menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ
يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi furqan kepada kalian, menjauhkan kalian
dari kesalahan-kesalahan kalian, dan mengampuni (dosa-dosa) kalian. Dan Allah
Maha mempunyai karunia yang besar.” [Al-Anfâl: 29]
Kedelapan Belas: Berucap yang lurus dan baik
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah dan ucapkanlah perkataan yang lurus nan baik. Niscaya Allah memperbaiki
amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang
menaati Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.”[Al-Ahzâb: 70-71]
Kesembilan Belas: Takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ
الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada
orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Yang Maha
Pemurah, walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka, berilah kabar gembira kepada
mereka dengan ampunan dan pahala yang mulia.” [Yâsîn: 11]
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman
pula,
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ
مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka, walaupun dia tidak melihat-Nya,
bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al-Mulk: 12]
Kedua Puluh: Bertawakal kepada Allah Jalla Jalâluhû
Allah Jalla Jalâluhû berfirman,
نَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ
وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ
دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang,
bila disebut nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka, dan apabila ayat-ayat-Nya
dibacakan, bertambahlah iman mereka (karena hal itu), dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal. (Yaitu),
orang-orang yang mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh ketinggian beberapa derajat, di sisi Rabb mereka, serta ampunan dan rezeki (nikmat)
yang mulia.” [Al-Anfâl: 2-4]
Ayat-ayat di atas menyebut bahwa berdzikir, rasa takut,
bertawakkal, mendirikan shalat, dan berinfak adalah sebab pengampunan dosa.
Kedua Puluh Satu: Bersyukur atas segala nikmat
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ
اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kalian tak dapat membilangnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” [An-Nahl: 18]
Demikian beberapa sebab
pokok dari berbagai sebab pengampunan. Selain itu, banyak amalan yang merupakan
sebab pengampunan yang belum sempat dijelaskan di sini, yakni menyempurnakan
wudhu, mengerjakan shalat fardhu, shalat Rawatib, dan shalat Lail, berpuasa
sunnah, berjihad, berakhlak mulia, berdzikir saat mendengar adzan, mengamini
bacaan Al-Fatihah, menunaikan dzikir setelah shalat, berzakat, mengerjakan haji
mabrur, membangun masjid, mengajarkan kebaikan kepada manusia, dan sebagainya.
[Al-Bihâr
Az-Zakhirah fî Asbâb Al-Maghfirah]
Dinukil oleh Abul-Harits
dari dzulqarnain.net dengan sedikit perubahan
No comments:
Post a Comment