Belum lama
ini kaum muslimin di seluruh dunia terguncang dengan berita duka yang berasal
dari Masjidil Haram, Makkah. Sebuah crane runtuh dan menimpa para peziarah.
Hujan deras disertai angin kencang diduga sebagai pemicu runtuhnya alat
konstruksi berat tersebut. Pertahanan sipil KSA mengumumkan jumlah korban
musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram sebanyak 345 korban jiwa. Jumlah
korban meninggal sebanyak 107 orang dan 238 orang lainnya luka-luka[1].
Dilihat dari
kacamata kita, tentu peristiwa ini adalah musibah yang memilukan. Namun di sisi
Allah, hal itu terhitung sebagai keutamaan yang Dia anugrahkan kepada
hamba-hamba yang dicintai-Nya. Mereka wafat di hari yang paling utama yaitu
hari Jum’at, wafat saat waktu ijabah (waktu yang paling afdhal di hari Jum’at),
wafat di sebaik-baik wilayah di muka bumi yaitu kota Makkah, wafat di tempat
yang paling dicintai Allah yaitu masjid, wafat di sebaik-baik masjid di seluruh
muka bumi yaitu Masjidil Haram, wafat dalam keadaan beribadah kepada Allah
dengan lisan yang berdzikir dan bertalbiyah.
Barangkali
sebagian dari mereka sedang berpakaian ihram melaksanakan ibadah umrah, sebagian
dari mereka sedang menunaikan shalat, sebagian dari mereka sedang thawaf, sebagian dari mereka
sedang memanjatkan doa kepada Rabb-Nya, sebagian dari mereka sedang berdzikir
dan membaca Al-Qur’an dan sebagian dari mereka sedang duduk menunggu
waktu shalat berikutnya, masya Allah…
Allah ta’ala
berfirman:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
“Barangkali
kalian membenci sesuatu, padahal itu baik bagi kalian, dan barangkali kalian
menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui sedangkan
kalian tidak mengetahui” [QS. Al-Baqarah: 216]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira kepada umatnya yang
wafat dalam beberapa kondisi tersebut.
Wafat di
waktu yang terbaik
Peristiwa yang
memilukan tersebut terjadi pada hari Jum’at 11 September 2015 sekitar pukul 17.20 waktu Makkah,
KSA. Mereka wafat di hari yang paling utama yaitu hari Jum’at.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم
وفيه أدخل الجنة وفيه أخرج منها ولا تقوم الساعة إلا في يوم الجمعة
”Sebaik-baik
hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, (karena) pada hari itu
Adam diciptakan, hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan
darinya, serta tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” [HR.
Muslim]
Bahkan
mereka wafat di waktu ijabah, waktu yang terbaik pada hari Jum’at
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم
يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه
”Sesungguhnya
pada hari Jum’at, ada suatu waktu yang tidaklah seorang muslim mendapatkannya,
dan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan
akan Alloh berikan permohonannya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Para ulama
berselisih tentang kapan waktu ijabah yang dimaksud dalam hadits tersebut. Pendapat
yang terpilih adalah waktu setelah ashar hingga maghrib, demikian yang
dirajihkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah[2]
Diantara keutamaan
yang lain adalah dilindungi dari fitnah kubur
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
ما من مسلم يموت الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه
الله فتنة القبر
“Tidaklah
seorang muslim yang wafat pada hari Jum’at atau pada malam Jum’at, melainkan
akan dijaga Allah dari fitnah kubur” [HR. At-Tirmidzi no. 1084 (3/386) dan
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no.
3562 (2/220)]
Wafat di
tempat yang terbaik
Mereka wafat
di kota Makkah, sebaik-baik tempat di muka bumi. Makkah merupakan kota yang paling
dicintai Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ
وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا
خَرَجْتُ
"Demi Allah, engkau adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)" [Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 3925]
"Demi Allah, engkau adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)" [Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 3925]
Makkah
merupakan kota suci umat Islam hingga hari kiamat
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Sesungguhnya kota ini (Makkah), Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat ". [HR. Al-Bukhari no. 3189 dan Muslim no. 3289]
Mereka wafat
di Masjidil Haram, sebaik-baik masjid di muka bumi, dimana sekali shalat di
masjid tersebut bernilai 100.000 kali shalat di masjid yang lain, kecuali Masjid
Nabawi dan Masjid Al-Aqsha.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ
صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Shalat di
masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya
selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000
shalat di masjid lainnya.” [HR. Ahmad, 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, serta
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib
no. 1173]
Wafat
saat melakukan ibadah yang terbaik
Sebagian
dari mereka yang menjadi korban adalah para jamaah haji yang berasal dari
berbagai negara. Mereka wafat saat
menunaikan rangkaian ibadah haji, dimana haji termasuk diantara amalan ibadah
yang paling utama dalam Islam.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
سُئِلَ رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟
قَالَ: (إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ:
(الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (حَجٌّ
مَبْرُوْرٌ
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasalam pernah ditanya, amal ibadah apakah yang paling utama? Rasulullah
bersabda: “beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Dikatakan kepada beliau: ‘kemudian
apa?’ Beliau bersabda: ‘jihad dijalan Allah’. Dikatakan kepada beliau:
‘kemudian apa?. Beliau bersabda: “haji yang mabrur." [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
Wafat
dalam kondisi terbaik yaitu dalam keadaan syahid
Mereka insya
Allah tergolong wafat dalam keadaan syahid karena dua alasan:
Pertama, karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menggolongkan ibadah haji sebagai jihad
Ummul
Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ عَلَى النِّسَاءِ مِنْ
جِهَادٍ؟
“Wahai Rasulullah,
apakah para wanita wajib berjihad?”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ الْحَجُّ
وَالْعُمْرَةُ
“Mereka
diwajibkan jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah”
[Shahih At-Targhib no. 1099]
Kedua, karena mereka wafat
disebabkan oleh reruntuhan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الشهداء خمسة المطعون والمبطون والغرق وصاحب الهدم
والشهيد في سبيل الله
“Orang-orang
yang mati syahid ada lima: wafat disebabkan oleh wabah penyakit, wafat
disebabkan oleh penyakit perut, wafat karena tenggelam, wafat karena tertimpa reruntuhan
dan syahid di jalan Allah” [HR. Al-Bukhari no. 2674 (3/1041) dan Muslim no.
1914 (3/1521)]
Para ulama
yang tergabung dalam Lembaga Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah lil Buhuts wal Ilmiyyah
wal Ifta’ pernah ditanya,
Pertanyaan
Kedua dari Fatwa Nomor: 6564
Pertanyaan
2: Siapakah para syuhada itu? Berapa jumlahnya di dalam hadis? Apakah orang
yang terkena epilepsi termasuk syahid? Sebagaimana diceritakan dalam sebuah
hadis bahwa seorang wanita meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar mendoakannya sembuh dari epilepsi, karena jika penyakit epilepsinya
kambuh, dia sering membuka bajunya. Apakah ini umum untuk seluruh umat
Muhammad, atau khusus bagi wanita tersebut?
Jawaban 2:
Syahid yang hakiki adalah orang yang meninggal dunia ketika berperang di jalan
Allah, atau terluka karena berperang hingga akhirnya meninggal dunia. Beberapa
kematian yang tidak disebabkan oleh perang juga dinamakan "mati
syahid". Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu
Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang
yang mati syahid itu ada lima macam: (1) orang yang meninggal karena wabah
penyakit tha'un, (2) orang yang meninggal karena sakit perut, (3) orang yang
meninggal karena tenggelam, (4) orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan
(benturan), dan (5) orang yang meninggal saat berjihad di jalan Allah."
Asy-Syaikh
Al-Albani rahimahullah juga menyatakan perkataan yang semakna dengan fatwa di
atas[3]
Wafat
dalam keadaan taat kepada Allah
Sering kita
saksikan di sekitar kita, seorang yang mati dalam keadaan maksiat kepada Allah.
Sebagian orang dimatikan saat berkaraoke ria, sebagian mati dalam keadaan
berzina, sebagian mati saat menenggak minuman keras, wal’iyadzubillah..Sungguh
beruntung saudara kita yang diwafatkan Allah dalam keadaan beramal shalih.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قال لا إله إلا الله ابتغاء وجه الله ختم له
بها دخل الجنة ومن صام يوما ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة ومن تصدق بصدقة
ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة
“Barangsiapa
yang menutup (akhir kehidupannya –pen) dengan menyatakan [لا إله إلا الله] seraya mengharapkan wajah Allah, maka ia masuk surga.
Barangsiapa yang menutup (akhir kehidupannya –pen) dengan puasa seraya
mengharap wajah Allah, maka ia masuk surga. Barangsiapa yang menutup (akhir
kehidupannya –pen) dengan bersedekah seraya mengharapkan wajah Allah, maka ia
masuk surga” [HR. Ahmad no. 23372 (5/391) dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 985 (1/238)
Semoga Allah
menerima amal ibadah mereka, mengampuni dosa-dosanya, mewafatkan mereka dalam
keadaan khusnul khatimah, menggolongkan mereka dalam jajaran syuhada’, serta
memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Bagi korban yang selamat, semoga Allah memberikan
kesembuhan kepada mereka, agar dapat melalui rangkaian ibadah haji dengan lancar,
serta pulang ke negerinya dengan predikat mabrur dalam keadaan diampuni
dosa-dosanya, amin...
No comments:
Post a Comment