Saturday, September 12, 2015

Menimbang Peristiwa Robohnya Alat Konstruksi di Masjidil Haram Antara Berita Duka dan Kabar Gembira

Belum lama ini kaum muslimin di seluruh dunia terguncang dengan berita duka yang berasal dari Masjidil Haram, Makkah. Sebuah crane runtuh dan menimpa para peziarah. Hujan deras disertai angin kencang diduga sebagai pemicu runtuhnya alat konstruksi berat tersebut. Pertahanan sipil KSA mengumumkan jumlah korban musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram sebanyak 345 korban jiwa. Jumlah korban meninggal sebanyak 107 orang dan 238 orang lainnya luka-luka[1].

Dilihat dari kacamata kita, tentu peristiwa ini adalah musibah yang memilukan. Namun di sisi Allah, hal itu terhitung sebagai keutamaan yang Dia anugrahkan kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya. Mereka wafat di hari yang paling utama yaitu hari Jum’at, wafat saat waktu ijabah (waktu yang paling afdhal di hari Jum’at), wafat di sebaik-baik wilayah di muka bumi yaitu kota Makkah, wafat di tempat yang paling dicintai Allah yaitu masjid, wafat di sebaik-baik masjid di seluruh muka bumi yaitu Masjidil Haram, wafat dalam keadaan beribadah kepada Allah dengan lisan yang berdzikir dan bertalbiyah.


Barangkali sebagian dari mereka sedang berpakaian ihram melaksanakan ibadah umrah, sebagian dari mereka sedang menunaikan shalat, sebagian dari mereka sedang thawaf, sebagian dari mereka sedang memanjatkan doa kepada Rabb-Nya, sebagian dari mereka sedang berdzikir dan membaca Al-Qur’an dan sebagian dari mereka sedang duduk menunggu waktu shalat berikutnya, masya Allah…

Allah ta’ala berfirman:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

Barangkali kalian membenci sesuatu, padahal itu baik bagi kalian, dan barangkali kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” [QS. Al-Baqarah: 216]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira kepada umatnya yang wafat dalam beberapa kondisi tersebut.

Wafat di waktu yang terbaik

Peristiwa yang memilukan tersebut terjadi pada hari Jum’at 11 September 2015 sekitar pukul 17.20 waktu Makkah, KSA. Mereka wafat di hari yang paling utama yaitu hari Jum’at.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه أدخل الجنة وفيه أخرج منها ولا تقوم الساعة إلا في يوم الجمعة

”Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, (karena) pada hari itu Adam diciptakan, hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, serta tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” [HR. Muslim]

Bahkan mereka wafat di waktu ijabah, waktu yang terbaik pada hari Jum’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه

”Sesungguhnya pada hari Jum’at, ada suatu waktu yang tidaklah seorang muslim mendapatkannya, dan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan permohonannya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Para ulama berselisih tentang kapan waktu ijabah yang dimaksud dalam hadits tersebut. Pendapat yang terpilih adalah waktu setelah ashar hingga maghrib, demikian yang dirajihkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah[2]

Diantara keutamaan yang lain adalah dilindungi dari fitnah kubur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ما من مسلم يموت الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر

“Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari Jum’at atau pada malam Jum’at, melainkan akan dijaga Allah dari fitnah kubur” [HR. At-Tirmidzi no. 1084 (3/386) dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 3562 (2/220)]

Wafat di tempat yang terbaik

Mereka wafat di kota Makkah, sebaik-baik tempat di muka bumi. Makkah merupakan kota yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ

"Demi Allah, engkau adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)" [Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 3925] 

Makkah merupakan kota suci umat Islam hingga hari kiamat

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

"Sesungguhnya kota ini (Makkah), Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat ". [HR. Al-Bukhari no. 3189 dan Muslim no. 3289]

Mereka wafat di Masjidil Haram, sebaik-baik masjid di muka bumi, dimana sekali shalat di masjid tersebut bernilai 100.000 kali shalat di masjid yang lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” [HR. Ahmad, 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, serta dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173]

Wafat saat melakukan ibadah yang terbaik

Sebagian dari mereka yang menjadi korban adalah para jamaah haji yang berasal dari berbagai negara.  Mereka wafat saat menunaikan rangkaian ibadah haji, dimana haji termasuk diantara amalan ibadah yang paling utama dalam Islam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

سُئِلَ رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: (إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (حَجٌّ مَبْرُوْرٌ

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasalam pernah ditanya, amal ibadah apakah yang paling utama? Rasulullah bersabda: “beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Dikatakan kepada beliau: ‘kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘jihad dijalan Allah’. Dikatakan kepada beliau: ‘kemudian apa?. Beliau bersabda: “haji yang mabrur." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Wafat dalam kondisi terbaik yaitu dalam keadaan syahid

Mereka insya Allah tergolong wafat dalam keadaan syahid karena dua alasan:

Pertama, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggolongkan ibadah haji sebagai jihad

Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ عَلَى النِّسَاءِ مِنْ جِهَادٍ؟ 

“Wahai Rasulullah, apakah para wanita wajib berjihad?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

“Mereka diwajibkan jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah” [Shahih At-Targhib no. 1099]

Kedua, karena mereka wafat disebabkan oleh reruntuhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الشهداء خمسة المطعون والمبطون والغرق وصاحب الهدم والشهيد في سبيل الله

“Orang-orang yang mati syahid ada lima: wafat disebabkan oleh wabah penyakit, wafat disebabkan oleh penyakit perut, wafat karena tenggelam, wafat karena tertimpa reruntuhan dan syahid di jalan Allah” [HR. Al-Bukhari no. 2674 (3/1041) dan Muslim no. 1914 (3/1521)]

Para ulama yang tergabung dalam Lembaga Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah lil Buhuts wal Ilmiyyah wal Ifta’ pernah ditanya,

Pertanyaan Kedua dari Fatwa Nomor: 6564
Pertanyaan 2: Siapakah para syuhada itu? Berapa jumlahnya di dalam hadis? Apakah orang yang terkena epilepsi termasuk syahid? Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadis bahwa seorang wanita meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar mendoakannya sembuh dari epilepsi, karena jika penyakit epilepsinya kambuh, dia sering membuka bajunya. Apakah ini umum untuk seluruh umat Muhammad, atau khusus bagi wanita tersebut?
Jawaban 2: Syahid yang hakiki adalah orang yang meninggal dunia ketika berperang di jalan Allah, atau terluka karena berperang hingga akhirnya meninggal dunia. Beberapa kematian yang tidak disebabkan oleh perang juga dinamakan "mati syahid". Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang yang mati syahid itu ada lima macam: (1) orang yang meninggal karena wabah penyakit tha'un, (2) orang yang meninggal karena sakit perut, (3) orang yang meninggal karena tenggelam, (4) orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan (benturan), dan (5) orang yang meninggal saat berjihad di jalan Allah."

Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah juga menyatakan perkataan yang semakna dengan fatwa di atas[3]

Wafat dalam keadaan taat kepada Allah

Sering kita saksikan di sekitar kita, seorang yang mati dalam keadaan maksiat kepada Allah. Sebagian orang dimatikan saat berkaraoke ria, sebagian mati dalam keadaan berzina, sebagian mati saat menenggak minuman keras, wal’iyadzubillah..Sungguh beruntung saudara kita yang diwafatkan Allah dalam keadaan beramal shalih.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من قال لا إله إلا الله ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة ومن صام يوما ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة ومن تصدق بصدقة ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة

“Barangsiapa yang menutup (akhir kehidupannya –pen) dengan menyatakan [لا إله إلا الله] seraya mengharapkan wajah Allah, maka ia masuk surga. Barangsiapa yang menutup (akhir kehidupannya –pen) dengan puasa seraya mengharap wajah Allah, maka ia masuk surga. Barangsiapa yang menutup (akhir kehidupannya –pen) dengan bersedekah seraya mengharapkan wajah Allah, maka ia masuk surga” [HR. Ahmad no. 23372 (5/391) dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 985 (1/238)

Semoga Allah menerima amal ibadah mereka, mengampuni dosa-dosanya, mewafatkan mereka dalam keadaan khusnul khatimah, menggolongkan mereka dalam jajaran syuhada’, serta memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Bagi korban yang selamat, semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka, agar dapat melalui rangkaian ibadah haji dengan lancar, serta pulang ke negerinya dengan predikat mabrur dalam keadaan  diampuni dosa-dosanya, amin...





[1] News_Sa24

[2] Zaadul Ma’ad, 1/390

[3] Silsilah Al-Huda wan Nur, kaset no. 793 menit  ke- 39

No comments:

Post a Comment