Sering terdengar
di telinga kita ungkapan “makanlah setelah lapar dan berhentilah makan
sebelum kenyang”. Ungkapan tersebut berasal dari sebuah riwayat hadits yang
disandarkan kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut:
نَحْنُ قَوْمٌ لا نَأْكُلُ حَتَّى نَجُوعَ، وَإِذَا
أَكَلْنَا لَا نَشْبَع
“Kami adalah
suatu kaum yang tidak makan hingga lapar, apabila makan kami tidak makan sampai
kenyang”
Shahihkah
riwayat tersebut?
Asy-Syaikh
Nashiruddin Al-Albani rahimahullah berkata:
فإن هذا القول الذي نسبه إلى النبي - صلى الله عليه
وسلم - لا أصل له !
“Perkataan
yang disandarkan kepada nabi shallalahu ‘alaihi wasallam ini tidak ada asalnya
(tidak dikeluarkan dalam kitab-kitab hadits yang ma’ruf –pent)” [Keterangan
beliau terhadap hadits no. 3942 dalam Silsilah Ash-Shahihah]
Para ulama
Al-Lajnah Ad-Da’imah yang beranggotakan Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz,
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid, Asy-Syaikh Abdullah bin
Ghudayyan dan Asy-Syaikh Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh rahimahumullah pernah
ditanya dengan pertanyaan berikut:
هل هذا حديث صحيح : ( نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا
أكلنا لا نشبع ) ؟
“Apakah
riwayat ini “kami adalah suatu kaum yang tidak makan hingga lapar, apabila makan kami tidak makan sampai kenyang” merupakan hadits shahih?
Al-Lajnah
Ad-Da’imah menjawab:
هذا اللفظ المذكور ليس حديثا فيما نعلم .وبالله التوفيق
، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
“Lafazh yang
disebutkan ini bukan hadits menurut sepengetahuan kami, hanya kepada Allah kita
memohon taufiq, shalawat dan salam dari Allah tercurah kepada nabi kita
Muhammad, pengikutnya dan para sahabatnya.” [Fatawa Al-Lajnah no. 18072]
Asy-Syaikh
Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
وفي سنده ضعف
“Dalam
sanadnya terdapat kelemahan” [Majmuu’ Fatawa Ibn Baz, 4/122]
Asy-Syaikh
Abdul Aziz As-Sadhaan hafizhahullah berkata:
فتشت عنه كثيراً، وسألت عنه كثيراً، فلم أظفر بشيء
غير ما ذكره سماحة الشيخ عبد العزيز بن باز
“Aku
bolak-balik memeriksa hadits ini, aku banyak bertanya tentang hadits ini, namun
aku tidak menemukan apapun selain apa yang disebutkan oleh Samahatu Asy-Syaikh
Abdul Aziz bin Baz” [Tahta Al-Mihjar, 2/61]
Bolehkah
makan sampai kenyang?
Jawabnya boleh, asalkan tidak memudharatkan tubuh. Hal ini berdasarkan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Jawabnya boleh, asalkan tidak memudharatkan tubuh. Hal ini berdasarkan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَقَالَ اشْرَبْ فَشَرِبْتُ فَمَا زَالَ يَقُولُ
اشْرَبْ حَتَّى قُلْتُ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَجِدُ لَهُ
مَسْلَكًا قَالَ فَأَرِنِي فَأَعْطَيْتُهُ الْقَدَحَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَسَمَّى
وَشَرِبَ الْفَضْلَةَ
“Minumlah,”
lalu aku minum. Beliau terus memerintahkanku minum, hingga aku
berkata,”cukup, demi yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak menemukan
tempat lagi untuk makanan. Beliau bersabda,”berikanlah kepadaku,” aku pun
menyerahkan gelas tadi, kemudian beliau shalalllahu ‘alaihi wasallam memuji Allah
dan meminum yang tersisa” [HR. Al-Bukhari no. 5971]
Al-Hafizh Ibnu
Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata:
وفيه جواز الشبع ولو بلغ أقصى غايته أخذا من قول
أبي هريرة لا أجد له مسلكا وتقرير النبي صلى الله عليه وسلم على ذلك
“Dalam
hadits ini terdapat dalil bolehnya makan hingga kenyang, meskipun perutnya
telah penuh berisi makanan. Faidah ini diambil dari perkataan Abu Hurairah, “aku
tidak menemukan tempat lagi untuk makanan” dengan persetujuan (taqrir) dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atas hal itu.” [Fathul Bari, 11/288]
Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
ولا بأس بالشبع أحياناً لكن الذي قال النبي صلى
الله عليه وسلم فيه ما ملأ ابن آدم وعاءً شر من البطن يريد إذا كان في جميع أكلاته
يملأ بطنه وأما إذا شبع أحياناً وملأ بطنه أحياناً فلا بأس
“Tidak apa-apa
makan sampai kenyang di sebagian waktu. Adapun makna yang dimaksud dalam sabda
nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang
lebih buruk dari perut’ adalah apabila setiap kali makan, ia selalu memenuhi
perutnya (kenyang). Adapun jika kenyang sesekali dan memenuhi perutnya. maka
tidak apa-apa.” [Fatawa Nurun ‘alad Darb, 22/111]
Allahua’lam, semoga bermanfaat
Ditulis oleh
Abul-Harits, 4 Juli 2015
No comments:
Post a Comment