TEMPO.CO, Paris- Lassana Bathily, 24 tahun, menjadi pahlawan dalam peristiwa penyanderaan di toko grosir Yahudi, Hyper Cacher, Paris Timur, Prancis pada 9 Januari 2015. Pria muslim asal Mali, Afrika Barat ini telah menyelamatkan sejumlah pengunjung toko termasuk seorang bayi dengan menyembunyikan mereka di dalam ruang pembeku makanan di lantai basement. .
Lassana menyaksikan orang-orang berlarian ke ruang bawah toko untuk menyelamatkan diri. Lassana yang bekerja sebagai asisten pelayan di toko grosir kemudian sigap untuk menolong mereka dengan terlebih dahulu mematikan alat pendingin agar semua orang didalam tidak membeku.
"Ketika mereka berlarian turun saya kemudian membuka pintu ruang pembeku makanan. Saya matikan lampu dan setelah itu saya matikan alat pendingin, saya masukkan mereka ke dalam. Saya tutup pintu. Saya katakan kepada mereka tenang. 'Anda aman di sini dan saya akan keluar'," Lassana menjelaskan kepada televisi usai penyanderaan berakhir.
Seperti dilansir The Guardian, Sabtu, 10 Desember 2015, Lassana telah mengambil resiko dengan melindungi para pengunjung supermarket dari serangan para teroris bersenjata.
Polisi sempat mengira Lassana bagian dari para pelaku penyanderaan yang bermaksud melarikan diri dari lift pengangkut barang. Ia kemudian ditangkap dan diperlakukan layaknya seorang tahanan agar tidak lari. Sekitar satu jam Lassana ditahan. Setelah ia menjelaskan secara detil tentang orang-orang yang dia sembunyikan di ruang pembeku makanan, ia pun dibebaskan.
Setelah aksi penyanderaan berakhir, orang-orang yang dia sembunyikan di ruang pembeku makanan keluar menemui Lassana dan menjabat tangannya seraya mengucapkan terimakasih.
Di sosial media, sejumlah orang mengakui keberanian Lassana dan sikap pahlawannya itu langsung menyebar lewat sosial media. "Pahlawan sejati dari supermarket kosher yang disandera kemarin.", begitu cuitan seorang pemilik akun di Twitter.
"Lassana Bathily, karyawan Muslim di toko kosher Paris, menyembunyikan orang-orang termasuk bayi," cuitan lainnya. Foto Lassana dengan tulisan "Malian Muslim" telah di-retweet ke seluruh dunia sebagai simbol kebaikan hati beberapa orang yang sedang berhadapan dengan aksi terorisme.
Penyanderaan di toko grosir itu terkait dengan operasi pemburuan penembak kantor redaksi majalah satir Charlie Hebdo di kota Paris pada Rabu pagi, 7 Januari 2014. Sebanyak 12 orang tewas dalam aksi penembakan yang dilakukan oleh kakak beradik warga Prancis yang dulunya migran dari Aljazair. Keduanya tewas dalam pengejaran polisi.
Penyanderaan di toko grosir menewaskan 5 orang dan satu di antaranya teman dari kedua bersaudara penembak Charlie Hebdo. Polisi Prancis menyebut para pelaku adalah jaringan teroris muslim.
Sumber: www.tempo.co
No comments:
Post a Comment