Peringatan
Allah kepada Orang yang Tidak Menjaga Lisan
Ingatlah
saudaraku bahwa setiap apa yang terucap dari lisan kita akan dicatat oleh
malaikat pencatat amal. Allah ta’ala berfirman:
مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidaklah
ada perkataan yang terucap kecuali di sisinya terdapat malaikat yang mengawasi
dan selalu hadir” [QS. Qaaf: 18]
Namun
kenapa lisan ini tiada henti-hentinya merendahkan kehormatan orang lain? Tanpa
bosan dan perasaan jenuh engkau mengisi pembicaraanmu dengan umpatan dan celaan…
Ingat pula
firman Allah ta’ala:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Celakalah
bagi setiap pencela dan pengumpat” [QS. Al-Humazah: 1]
Ibnu Jarir
Ath-Thabari rahimahullah berkata:
(
لِكُلِّ هُمَزَةٍ ) : يقول: لكل مغتاب للناس، يغتابهم ويبغضهم
“Setiap Humazah
adalah setiap orang yang suka berbuat ghibah terhadap manusia,
senantiasa menyebutkan kejelekan manusia dan membenci mereka”
ويعني باللمزة: الذي يعيب الناس، ويطعن فيهم
“Al-Lumazah
adalah orang yang suka membuka aib dan mencela manusia” [Tafsir Ath-Thabari,
24/595]
Ar-Rabi’
bin Anas rahimahullah berkata:
الهُمَزة، يهمزه في وجه، واللمزة من خلفه
“Al-Humazah
adalah mencela seseorang di hadapannya, sedangkan Al-Lumazah adalah
mencela seseorang di belakangnya”
Mujahid rahimahullah
berkata:
الهمزة: باليد والعين، واللمزةُ: باللسان
“Al-Humazah
dengan tangan dan mata, sedangkan Al-Lumazah dengan lisan” [Tafsir Ibnu
Katsir, 8/481]
Mujahid
juga berkata:
هي عامة في حق كل من هذه صفته
“Ayat ini
umum bagi siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut” [Tafsir Al-Baghawi,
8/530]
Bukankah engkau
telah mengetahui betapa besar dosa orang-orang yang mengada-adakan fitnah
terhadap saudaranya… Allah ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُبِينا
“Dan orang-orang
yang menyakiti kaum mukminin dan mukminah tanpa kesalahan yang mereka lakukan,
sungguh mereka sedang memikul kedustaan dan dosa yang nyata” [QS. Al-Ahzab:
58]
Engkau
menganggap remeh perbuatan tersebut, namun tahukah engkau bahwa perbuatan itu
sangat besar dosanya di sisi Allah?
Al-Hafizh
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
وقوله: { وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا } أي: ينسبون إليهم ما هم بُرَآء منه
لم يعملوه ولم يفعلوه
“Firman Allah ‘Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin dan mukminah tanpa
kesalahan yang mereka lakukan’ maknanya disandarkan kepada orang-orang yang
beriman sesuatu yang mereka berlepas diri darinya, sesuatu yang tidak mereka
lakukan, tidak pula mereka kerjakan”
{
فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا } وهذا هو البهت البين أن يحكى
أو ينقل عن المؤمنين والمؤمنات ما لم يفعلوه، على سبيل العيب والتنقص لهم
“Firman-Nya
‘sungguh mereka sedang memikul kedustaan dan dosa yang nyata’, ini adalah
kedustaan yang nyata ketika ia menghikayatkan atau menukil dari kaum mukminin
dan mukminah sesuatu yang tidak mereka lakukan dengan tujuan untuk menimpakan
aib dan perendahan terhadap mereka” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/480]
Mencela
dan Melaknat Bukan Sifat Orang Mukmin
Sahabat Abu
Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi: “Siapakah kaum
muslimin yang paling utama?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
من سَلِمَ المسلمون من لسانه ويده
“Seorang
yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya” [HR. Al-Bukhari no. 4 dan
Muslim no. 162]
Sungguh
lisan ini begitu banyak membawa keburukan dan menimpakan musibah bagi
pelakunya, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdoa memohon
perlindungan dari kejelekan lisan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga
mengajarkan para sahabatnya untuk berdoa dengan doa berikut:
قل أعوذ بك من شر سمعي، وشرّ بصري، وشرّ لساني، وشرّ
قلبي، وشرّ منيّي
“Katakanlah
aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaranku, dari keburukan
pandanganku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku dan dari keburukan
maniku” [Shahih Sunan An-Nasa’i, 3/1108]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ليس المؤمن بالطعان ولا باللعان
“Seorang
mukmin bukanlah orang yang suka mencela, bukan pula orang yang suka melaknat…”
[Silsilah Ash-Shahihah no. 320]
Al-Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
وكم ترى
من رجل متورع عن الفواحش والظلم، ولسانه يفري في أعراض الأحياء والأموات، ولا
يبالي ما يقول، ولا يدري هؤلاء أن كلمة واحدة يمكن أن تحبط جميع أعمالهم وتوبق
دنياهم وأخراهم
“Berapa
banyak engkau lihat orang yang nampak wara’ dari perbuatan keji dan zhalim,
namun lisannya senantiasa merendahkan kehormatan orang-orang yang masih hidup
maupun yang telah wafat. Ia tidak mempedulikan apa yang ia ucapkan. Mereka
tidak tahu bahwa satu kalimat saja sudah cukup untuk dapat menghapuskan seluruh
amalan kebaikannya, serta menghancurkan dunia dan akhiratnya”
Lisan
adalah Anggota Badan yang Paling Banyak Kezalimannya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا أصبح
ابن آدم فإن الأعضاء كلها تكفِّر اللسان فتقول: اتقِ الله فينا، فإنما نحن بك فإن
استقمت استقمنا، وإن اعوججت اعوججنا
“Saat anak
Adam berada di waktu pagi, seluruh anggota badannya menebus kesalahan lisan,
mereka berkata kepada lisan: ‘bertakwalah engkau kepada Allah dalam diri kami,
sesungguhnya kami hanyalah mengikutimu, apabila engkau istiqamah kami pun akan
istiqamah, apabila engkau bengkok kami pun akan bengkok’ ”[Shahih At-Tirmidzi
no. 1962]
Suatu saat Ibnu Mas’ud berada bukit Shafa dalam keadaan bertalbiyah seraya berkata:
يا لسان قل خيراً تغنْم، أو أنصت تسلم من قبلِ أن تندم
“Wahai lisan, berkatalah yang baik engkau akan memperoleh kebaikan yang banyak, atau diamlah engkau akan selamat sebelum engkau menyesal”.
Lalu orang-orang di sekitarnya berkata:
يا أبا عبد الرحمن، هذا شيء تقوله، أو شيء سمعته؟
“Wahai Abu Abdirrahman, perkataan ini berasal darimu atau sesuatu yang engkau dengar (dari nabi)?”
Ibnu Mas’ud berkata: “Tidak, bahkan aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن أكثر خطايا ابن آدم في لسانه
“Sesungguhnya
kebanyakan dari kesalahan-kesalahan anak Adam berasal dari lisannya” [HR.
Al-Khathiib (1/436), Al-Haitsami berkata: ‘para perawinya adalah perawi kitab
Ash-Shahih’” (10/300)]
Lisan yang
Tidak Dijaga Menjerumuskan ke dalam Neraka
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وإن العبد ليتكلم
بالكلمة من سخط الله تعالى لا يلقى لها بالاً يهوي بها في
جهنم
“Sungguh
seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang mengandung kemurkaan Allah ta’ala,
ia tidak peduli dengannya hingga ia dilemparkan ke dalam neraka Jahannam
disebabkan kalimat yang ia ucapkan” [HR. Al-Bukhari no. 6478 dan Muslim no.
2988]
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah ditanya tentang amalan yang
paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab:
تقوى الله، وحسن الخلق
“Takwa
kepada Allah dan akhlak yang baik”.
Kemudian
beliau ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam
neraka, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
الأجوفان: الفم، والفرج
“Dua lubang
yaitu mulut dan kemaluan” [HR. Ibnu Majah no. 4246, Al-Baghawi dalam Syarh
As-Sunnah (13/80) dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani]
Berkatalah
yang Baik atau Diam
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من كان
يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت
“Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رحم الله عبداً قال خيراً فغنم، أو سكت عن سوء فسلم
“Allah
merahmati seorang hamba saat ia berkata yang baik kemudian ia memperoleh
kebaikan yang banyak atau saat ia diam dari perkataan yang buruk kemudian ia
selamat” [HR. Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd no. 380 dan dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 755]
An-Nawawi
rahimahullah berkata:
وينبغي لمن أراد النطق بكلمة أو كلام، أن يتدبره في نفسه
قبل نطقه، فإن ظهرت مصلحته تكلم، وإلا أمسك
“Barangsiapa
yang ingin mengucapkan suatu kalimat atau perkataan, semestinya ia memikirkan
ucapan tersebut dalam dirinya sebelum mengatakannya. Apabila terdapat maslahat,
silahkan ia berbicara, namun apabila tidak terdapat maslahat, hendaklah ia
menahan ucapannya” [Syarh Shahih Muslim, 18/328]
Perkataan
yang Baik adalah Shadaqah
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
والكلمة
الطيبة صدقة
“Kalimat
yang baik adalah shadaqah” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Jadilah
Engkau Sebagai Pembuka Pintu Kebaikan bagi Hamba-hamba
Allah
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن من الناس مفاتيح للخير مغاليق للشر، وإن من الناس
مفاتيح للشر مغاليق للخير، فطوبى لمن جعل الله مفاتيح الخير على يديه وويل لمن جعل
الله مفاتيح الشر على يديه
“Sungguh
diantara manusia ada yang menjadi pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu)
keburukan. Dan diantara manusia ada yang
menjadi pembuka (pintu) keburukan dan penutup (pintu) kebaikan. Maka
beruntunglah bagi orang –orang yang Allah jadikan sebagai pembuka pintu-pintu
kebaikan melalui kedua tangannya, serta celakalah orang-orang yang Allah
jadikan sebagai pembuka (pintu) keburukan melalui kedua tangannya” [Silsilah Ash-Shahihah
no. 1332]
Allahua’lam,
semoga bermanfaat…
Ditulis
oleh Abul-Harits di Madinah, 3 Rabi’ul Awwal 1436
No comments:
Post a Comment