Saturday, September 13, 2014

Sahkah Shalat di Belakang Imam yang Terjatuh dalam Kesyirikan?

Tanya:

“Terdapat seorang laki-laki di wilayah kami, ia membaca Al-Qur’an tanpa tajwid dan tartil. Ia meyakini  penghuni kubur dan orang-orang mati dapat memberikan manfaat dan madharat, ia juga bernadzar untuk mereka. Apakah diperbolehkan shalat bermakmum di belakangnya? Apakah diperbolehkan menshalati mayit yang keadaannya demikian?”

Jawab:

Asy-Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab:


من كان يعتقد في الأموات أنهم ينفعون أو يضرون وينذر لهم ويتقرب إليهم فهذا مشرك الشرك الأكبر، والعياذ بالله؛ لأن هذا يعبد غير الله فلا تجوز الصلاة خلفه، ولا تصح ؛ لأنه ليس بمسلم مادام على هذه الحالة‏.‏ ولكن الواجب عليكم أن تناصحوه، وأن تبينوا له أن هذا شرك أكبر، وأنه يجب عليه التوبة إلى الله عز وجل، والعمل بالتوحيد الخالص، وترك عبادة الأموات، فإن تاب ورجع إلى الله جازت الصلاة خلفه، أما مادام على هذه الحالة فهو ليس بمسلم ولا تصح منه صلاة ولا تجوز الصلاة خلفه، وإذا مات فإنه لا يصلى عليه ولا يدفن في مقابل المسلمين ولا يتولاه المسلمون وإنما يتولاه الكفار

“Barangsiapa yang meyakini bahwa orang-orang mati dapat memberikan mannfaat dan mudharat, ia bernadzar kepada mereka, melakukan taqarrub (peribadahan) kepada mereka, maka ia adalah seorang musyrik yang terjatuh dalam syirik akbar, wal ‘iyadzubillah, karena ia beribadah kepada selain Allah. Tidak diperbolehkan dan tidak sah shalat bermakmum di belakangnya. Sebab ia bukanlah seorang muslim selama ia tetap dalam keadaannya.

Namun wajib bagi kalian menasehatinya, menjelaskan kepadanya bahwa perbuatan tersebut termasuk syirik akbar. Wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah ‘azza wajalla, merealisasikan tauhid yang murni, meninggalkan peribadahan kepada orang-orang mati. Jika ia bertaubat dan kembali kepada Allah, maka diperbolehkan shalat bermakmum di belakangnya.

Adapun jika ia tetap dalam keadaannya, maka ia bukanlah seorang muslim, shalatnya tidak sah dan tidak boleh shalat bermakmum di belakangnya. Jika ia mati, maka tidak dishalati, tidak dimakamkan di pekuburan muslim dan kaum muslimin tidak boleh ber-wala’ kepadanya. Hanyalah orang-orang kafir yang boleh ber-wala’ kepadanya.” [http://www.alfawzan.af.org.sa/node/3937]


No comments:

Post a Comment