Allah ta’ala berfirman:
إن تجتنبوا
كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم و ندخلكم مدخلا كريما
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang kalian dilarang darinya,
niscaya Kami akan hapuskan kesalahan-kesalahan kalian, lalu Kami masukkan
kalian ke dalam tempat yang mulia (surga –pen)” [QS. An-Nisaa’: 31]
Definisi Dosa Besar
Al-Munawi rahimahullah berkata:
كل ذنب رتب الشارع عليه حدا وصرح
بالوعيد عليه
“Dosa besar adalah setiap dosa yang ditetapkan hukum had
bagi pelakunya oleh syariat atau terdapat ancaman yang tegas di dalamnya” [Faidhul
Qadir]
Badruddin Al-‘Aini rahimahullah berkata:
وقيل كل ذنب قرن بنار أو لعنة أو
غضب أو عذاب
"Dikatakan bahwa dosa besar adalah setiap dosa yang
diiringi dengan ancaman neraka, laknat, murka atau azab” [‘Umdatul Qari]
Berikut adalah sejumlah dosa besar yang disebutkan oleh
Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah dalam Kitab Al-Kabaa’ir,
1. Menyekutukan Allah dalam beribadah (syirik)
Allah ta’ala berfirman:
إنه من يشرك
بالله فقد حرم الله عليه الجنة و مأواه النار
“Barangsiapa yang menyekutukan Allah, sungguh Allah
mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka” [QS. Al-Maa’idah:
72]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ألا أنبئكم
بأكبر الكبائر ؟ الإشراك بالله و عقوق الوالدين ألا و قول الزور ألا و شهادة الزور
“Maukah kalian aku beritahu dosa besar yang paling besar?
menyekutukan Allah, durhaka pada kedua orangtua dan perkataan dusta atau
persaksian dusta” [HR. Al-Bukhari]
2. Membunuh jiwa yang diharamkan
Allah ta’ala berfirman:
و من يقتل
مؤمنا متعمدا فجزاؤه جهنم خالدا فيها و غضب الله عليه و لعنه و أعد له عذابا عظيما
“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja, maka balasan baginya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya, Allah
murka padanya, melaknatnya serta menyiapkan baginya azab yang besar” [QS. An-Nisaa’:
93]
3. Sihir
Allah ta’ala berfirman:
و لكن
الشياطين كفروا يعلمون الناس السحر
“Namun setan-setan lah yang kafir, mereka mengajarkan
sihir pada manusia” [QS. Al-Baqarah: 102]
4. Meninggalkan shalat wajib
Allah ta’ala berfirman:
ما سلككم في
سقر * قالوا لم نك من المصلين
“Apa yang menyebabkan kalian masuk (neraka) Saqar?
Mereka berkata “kami bukan termasuk orang-orang yang melakukan shalat” [QS.
Al-Muddatsir :42]
5. Tidak menunaikan zakat
Allah ta’ala befirman:
و الذين
يكنزون الذهب و الفضة و لا ينفقونها في سبيل الله فبشرهم بعذاب أليم
“Orang-orang yang menyimpan emas dan perak namun tidak
menginfakkannya di jalan Allah (zakat –pen), berilah kabar gembira bagi mereka
berupa azab yang pedih” [QS. At-Taubah: 34]
6. Meninggalkan puasa Ramadhan tanpa udzur
Allah ta’ala berfirman:
يا أيها
الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan puasa atas
kalian sebagai diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa”
[QS. Al-Baqarah: 183]
7. Tidak menunaikan haji padahal ia mampu
Nabi shalllallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من ملك زادا
و راحلة تبلغه حج بيت الله الحرام و لم يحج فلا عليه أن يموت يهوديا أو نصرانيا
“Barangsiapa memiliki bekal dan kendaraan yang dapat
menyampaikannya ke baitullah al-haram, namun ia tidak mau berhaji, maka
silahkan ia mati sebagai seorang Yahudi atau Nashrani” [Al-Hadits]
8. Durhaka terhadap kedua orangtua
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ألا أنبئكم
بأكبر الكبائر ؟ الإشراك بالله و عقوق الوالدين ألا و قول الزور ألا و شهادة الزور
“Maukah kalian aku beritahu dosa besar yang paling besar?
Menyekutukan Allah, durhaka pada kedua orangtua dan perkataan dusta atau
persaksian dusta” [HR. Al-Bukhari]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
لعن الله من
ذبح لغير الله ولعن الله من لعن والديه، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير
منار الأرض
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain
Allah, Allah melaknat anak yang durhaka kepada kedua orantuanya, Allah melaknat
orang yang melindungi ahlul-bid’ah dan Allah melaknat orang yang merubah batas
wilayah kepemilikan tanah” [HR. Muslim no. 1978]
9. Memutus hubungan kekerabatan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل
الجنة قاطع رحم
“Tidak masuk surga seorang yang memutuskan kekerabatan”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
10. Zina
Allah ta’ala berfirman:
ولا تقربوا
الزنى إنه كان فاحشة وساء سبيلا
“Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina
adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” [QS. Al-Israa’: 32]
11. Homoseks
Allah ta’ala berfirman:
و نجيناه من
القرية التي كانت تعمل الخبائث إنهم كانوا قوم سوء فاسقين
“Kami selamatkan dia (Nabi Luth –pen) dari (penduduk)
negeri yang melakukan perbuatan keji. Mereka adalah kaum yang buruk lagi fasik”
[QS. Al-Anbiyaa’: 74]
12. Riba
Allah ta’ala berfirman:
يا أيها
الذين آمنوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ * فَإِنْ
لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ
رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُونَ*
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.” [QS.
Al-Baqarah: 278-279]
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ
الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
Dari Jabir radhiyallahu
‘anhu berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat
pemakan riba, pihak yang mewakilkannya, pencatatnya dan saksi-saksinya, lalu
Rasulullah berkata: “mereka itu sama” [HR. Muslim]
13. Memakan harta anak yatim secara zalim
Allah ta’ala berfirman:
إن الذين
يأكلون أموال اليتامى ظلما إنما يأكلون في بطونهم نارا و سيصلون سعيرا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak
yatim secara zalim, mereka hanyalah memakan api neraka dalam perutnya, kelak
mereka akan masuk ke dalam (neraka) Sa’ir” [QS. An-Nisaa’: 10]
14. Berdusta atas nama rasul
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
و من كذب
علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja,
hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
15. Lari dari medan jihad
Allah ta’ala berfirman:
و من يولهم
يومئذ دبره إلا متحرفا لقتال أو متحيزا إلى فئة فقد باء بغضب من الله و مأواه جهنم
و بئس المصير
“Barangsiapa yang membelakangi mereka
(mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali
dengan membawa kemurkaan Allah, tempatnya ialah neraka Jahanam, amat buruklah
tempat kembalinya” [QS. Al-Anfaal: 16]
16. Pemimpin yang berkhianat dan berbuat zalim terhadap
rakyatnya
Allah ta’ala berfirman:
إنما السبيل
على الذين يظلمون الناس و يبغون في الأرض بغير الحق أولئك لهم عذاب أليم
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka akan mendapatkan
azab yang pedih.” [QS. Asy-Syura: 42]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أربع من كن
فيه كان منافقا خالصا و من كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها
: إذا حدث كذب و إذا ائتمن خان و إذا عاهد غدر و إذا خاصم فجر
“Empat (sifat –pen) yang barangsiapa terdapat dalam diri
seseorang, maka ia seorang munafik tulen. Barangsiapa yang salah satunya
terdapat dalam dirinya, maka ia memiliki sifat munafik hingga ia
meninggalkannya: jika berbicara ia berdusta, jika diberi amanah ia berkhianat,
jika berjanji tidak menepati dan jika berdebat ia curang” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
17. Sombong
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل
الجنة أحد في قلبه مثقال ذرة من كبر
“Tidak masuk surga seorang yang dalam hatinya terdapat
sebesar biji sawi kesombongan” [HR. Muslim]
18. Berdusta saat memberikan kesaksian
Allah ta’ala berfirman:
إن الله لا
يهدي من هو مسرف كذاب
“Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah pada
orang yang melampaui batas lagi pendusta” [QS. Ghafir: 28]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ألا أنبئكم
بأكبر الكبائر ؟ الإشراك بالله و عقوق الوالدين ألا و قول الزور ألا و شهادة الزور
“Maukah kalian aku beritahu dosa besar yang paling besar?
Menyekutukan Allah, durhaka pada kedua orangtua dan perkataan dusta atau
persaksian dusta” [HR. Al-Bukhari]
19. Minum khamr meskipun tidak sampai mabuk
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من شرب
الخمر في الدنيا يحرمها في الآخرة
“Barangsiapa yang meminum khamr di dunia, maka Allah akan
mengharamkan khamr baginya di akhirat” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
20. Berjudi
Allah ta’ala berfirman:
و لا تأكلوا
أموالكم بينكم بالباطل
“Janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan
cara yang batil” [QS. Al-Baqarah: 188]
Juga firman Allah ta’ala,
يا أيها
الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه
لعلكم تفلحون
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan” [QS.
Al-Maa’idah: 90]
21. Melemparkan tuduhan zina terhadap wanita shalihah
Allah ta’ala berfirman:
و الذين
يرمون المحصنات ثم لم يأتوا بأربعة شهداء فاجلدوهم ثمانين جلدة و لا تقبلوا لهم
شهادة أبدا و أولئك هم الفاسقون
“Orang-orang yang menuduh
wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina), kemudian mereka tidak mendatangkan
empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali
dera. Janganlah kalian terima kesaksian mereka selama-lamanya, mereka itulah
orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nuur: 4]
22. Mencuri harta rampasan perang (ghulul)
Allah ta’ala berfirman:
و ما كان
لنبي أن يغل و من يغلل يأت بما غل يوم القيامة
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada
hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu” [QS. Ali
Imran: 161]
23. Mencuri harta milik orang lain
Allah ta’ala berfirman:
السارق و
السارقة فاقطعوا أيديهما جزاء بما كسبا نكالا من الله و الله عزيز حكيم
“Laki-laki dan wanita yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
[QS. Al-Maa’idah: 38]
24. Merampok
Allah ta’ala berfirman:
إنما جزاء
الذين يحاربون الله و رسوله و يسعون في الأرض فسادا أن يقتلوا أو يصلبوا أو تقطع
أيديهم و أرجلهم من خلاف أو ينفوا من الأرض ذلك لهم خزي في الدنيا و لهم في الآخرة
عذاب عظيم
“Sesungguhnya balasan terhadap
orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).
Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di
akhirat mereka akan mendapatkan siksaan yang besar” [QS. Al-Maa’idah: 33]
25. Sumpah palsu
Allah ta’ala berfirman:
إن الذين
يشترون بعهد الله و أيمانهم ثمنا قليلا أولئك لا خلاق لهم في الآخرة و لا يكلمهم
الله و لا ينظر إليهم يوم القيامة و لا يزكيهم و لهم عذاب أليم
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu
tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat. Allah tidak akan berbicara pada
mereka, tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, tidak (pula) mensucikan mereka dan bagi
mereka azab yang pedih“ [QS. Ali Imran: 77]
26. Berbuat aniaya (zhalim)
Allah ta’ala berfirman:
و كذلك أخذ
ربك إذا أخذ القرى و هي ظالمة إن أخذه أليم شديد
“Dan demikianlah azab Tuhanmu apabila Dia memberikan azab pada
(penduduk) negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya sangat pedih lagi
keras.” [QS. Huud: 102]
27. Memungut pajak
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أتدرون من
المفلس قالوا يا رسول الله المفلس فينا من لا درهم له و لا متاع إن المفلس من أمتي
من يأتي بصلاة و زكاة و صيام و حج و يأتي و قد شتم هذا و ضرب هذا و أخذ مال هذا
فيؤخذ لهذا من حسناته و هذا من حسناته فإن فنيت حسناته قبل أن يقضي ما عليه أخذ من
سيئاتهم فطرحت عليه ثم طرح في النار
“Tahukah kalian siapakah orang yang merugi?”. Para
sahabat berkata: “wahai Rasulullah, orang yang merugi diantara kami adalah
orang yang tidak memiliki dirham, dinar dan harta.” Rasulullah berkata: “Orang
yang merugi dari umatku adalah seorang yang datang membawa (pahala –pen)
shalat, zakat, puasa dan haji, lalu ia datang dalam keadaan dahulu ia mencela
ini, memukul ini, mengambil harta ini. Maka kebaikan-kebaikannya diambil lalu
diberikan pada ini dan ini. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum ia
melunasi kezalimannya, maka keburukan-keburuka orang yang ia zalimi diambil
lalu ditimpakan padanya. Lalu ia pun dilemparkan ke dalam neraka” [HR. Muslim no. 2581]
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إن صاحب المكس في النار
“Sesungguhnya
penarik pajak masuk neraka” [HR. Ahmad 4/109 dan dihasankan oleh
Asy-Syaikh Al-Arna’uth]
لا يدخل الجنة صاحب مكس
“Tidak akan
masuk surga penarik pajak” [HR. Ahmad 4/143, Abu Dawud no. 2937,
Ad-Daarimiy 1/330 dan Al-Haakim 1/404 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh
Al-Arna’uth]
28. Memakan harta yang haram
Allah ta’ala berfirman:
و لا تأكلوا
أموالكم بينكم بالباطل
“Janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan
cara yang batil” [QS. Al-Baqarah: 188]
29. Bunuh diri
Allah ta’ala berfirman:
ولا تقتلوا
أنفسكم إن الله كان بكم رحيما * ومن يفعل ذلك عدوانا وظلما فسوف نصليه نارا وكان
ذلك على الله يسيرا
“Janganlah kalian membunuh diri
kalian, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. Barangsiapa berbuat
demikian dengan melanggar hak dan zalim, maka kelak Kami akan memasukkannya ke
dalam neraka. Yang demikian itu sangat mudah bagi Allah” [QS.
An-Nisaa’: 29-30]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قتل نفسه
بشيء عذب به يوم القيامة
“Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, maka ia
akan diazab dengannya pada hari kiamat” [HR. Muslim]
30. Gemar berdusta dalam kebanyakan perkataannya
Allah ta’ala berfirman:
فنجعل لعنة
الله على الكاذبين
“Maka kami jadikan laknat Allah bagi
orang-orang yang berdusta” [QS. Ali Imran: 61]
Juga firman Allah ta’ala,
إن الله لا
يهدي من هو مسرف كذاب
“Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah pada
orang yang melampaui batas lagi pendusta” [QS. Ghafir: 28]
31. Hakim yang tidak berhukum dengan hukum Allah
Allah ta’ala berfirman:
و من لم
يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir” [QS.
Al-Maa’idah: 44]
و من لم
يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الظالمون
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” [QS.
Al-Maa’idah: 45]
و من لم
يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الفاسقون
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [QS.
Al-Maa’idah: 47]
32. Mengambil uang suap dalam memutuskan perkara hukum
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن الله
الراشي و المرتشي في الحكم
“Allah melaknat orang yang memberikan suap dan orang yang
menerima suap dalam suatu perkara hukum” [HR. At-Tirmdzi dan berkata: “hadits
hasan”]
33. Wanita yang menyerupai lelaki dan lelaki yang
menyerupai wanita
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن الله
المتشبهات من النساء بالرجال و المتشبهين من الرجال بالنساء
“Allah melaknat wanita-wanita yang menyerupai laki-laki
dan melaknat laki-laki yang menyerupai wanita” [HR. Al-Bukhari]
34. Tidak memiliki rasa cemburu terhadap keluarganya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثلاثة لا
يدخلون الجنة : العاق لوالديه و الديوث و رجلة النساء
“Tiga (tipe manusia –pen) yang tidak masuk surga: anak
yang durhaka pada kedua orangtuanya, orang yang tidak memiliki rasa cemburu dan
wanita-wanita yang menyerupai laki-laki” [HR. Ahmad no 6180, An-Nasa’i no. 2343
dan Ath-Thabarani no. 13.180 dengan sanad yang shahih]
35. Menikahi wanita yang ditalak tiga tanpa disetubuhi
dengan niat agar ia halal dinikahi suami pertamanya
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
أن رسول
الله صلى الله عليه و سلم لعن المحلل المحلل له
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat al-muhallil
dan al-muhallal lahu” [HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Imam
Adz-Dzahabi]
36. Tidak menjaga badan dan pakaian saat kencing
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنهما
ليعذبان و ما يعذبان في كبير أما أحدهما فكان يمشي بالنميمة و أما الآخر فكان لا
يستبرىء من البول
”Sesungguhnya keduanya sedang diazab, tidaklah keduanya
diazab karena perkara yang besar (remeh di mata manusia –pen). Adapun salah
satunya, dahulu ia suka mengadu domba, adapun yang lain, dahulu ia tidak
menjaga (badan dan pakaian –pen) dari kencing” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
37. Riya’
Riya’ merupakan sifat orang-orang munafik sebagaimana
Allah jelaskan dalam firman-Nya,
يراؤون
الناس و لا يذكرون الله إلا قليلا
“Mereka berbuat riya’ pada manusia dan tidak mengingat
Allah kecuali hanya sedikit” [QS. An-Nisaa’: 142]
38. Menuntut ilmu agama hanya untuk meraih dunia
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من تعلم علم
مما يبتغي به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة
“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya
untuk mencari wajah Allah, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk
memperoleh bagian dari dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga” [HR. Abu
Daud]
39. Berkhianat
Allah ta’ala berfirman:
يا أيها
الذين آمنوا لا تخونوا الله و الرسول و تخونوا أماناتكم و أنتم تعلمون
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
mengkhianati Allah dan rasul, jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah
kalian sedangkan kalian mengetahui” [QS. Al-Anfaal: 27]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أربع من كن
فيه كان منافقا خالصا و من كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها
: إذا حدث كذب و إذا ائتمن خان و إذا عاهد غدر و إذا خاصم فجر
“Empat (sifat –pen) yang barangsiapa terdapat dalam diri
seseorang, maka ia seorang munafik tulen. Barangsiapa yang salah satunya
terdapat dalam dirinya, maka ia memiliki sifat munafik hingga ia
meninggalkannya: jika berbicara ia berdusta, jika diberi amanah ia berkhianat,
jika berjanji tidak menepati dan jika berdebat ia curang” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
40. Mengungkit-ungkit pemberian
Allah ta’ala berfirman:
يا أيها
الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن و الأذى
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
membatalkan sedekah-sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan
mengganggu (orang yang diberi sedekah –pen)” [QS. Al-Baqarah: 264]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثلاثة لا
يكلمهم الله و لا ينظر إليهم يوم القيامة و لا يزكيهم و لهم عذاب أليم : المسبل و
المنان و المنفق سلعته بالحلف الكاذب
“Tiga (tipe manusia –pen) yang tidak akan diajak bicara
oleh Allah, tidak dilihat pada hari kiamat, tidak pula disucikan dan bagi
mereka azab yang pedih: orang yang menjulurkan pakaian di bawah mata kaki,
orang yang mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang bersumpah palsu untuk
melariskan dagangan” [HR. Muslim]
41. Mendustakan takdir
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
القدرية
مجوس هذه الأمة
“Al-Qadariyyah (kelompok yang meningkari takdi
–pen) adalah Majusi umat ini” [HR. Abu Daud no. 4691 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud]
42. Mencari-cari aib dan rahasia manusia
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من استمع
إلى حديث قوم و هم له كارهون صب في أذنيه الآنك يوم القيامة
“Barangsiapa yang mencuri dengar perkataan suatu kaum
dalam keadaan mereka tidak ridha, maka kedua telinganya akan ditimpakan lelehan
besi pada hari kiamat” [HR. Al-Bukhari]
43. Mengadu domba
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنهما ليعذبان
و ما يعذبان في كبير أما أحدهما فكان يمشي بالنميمة و أما الآخر فكان لا يستبرىء
من البول
”Sesungguhnya keduanya sedang diazab, tidaklah keduanya
diazab karena perkara yang besar (remeh di mata manusia –pen). Adapun salah
satunya, dahulu ia suka mengadu domba, adapun yang lain, dahulu ia tidak
menjaga (badan dan pakaian –pen) dari kencing” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
44. Melaknat seorang mukmin
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن المؤمن
كقتله
“Melaknat seorang mukmin seperti membunuhnya” [HR.
Al-Bukhari]
لا يكون
اللعانون شفعاء و لا شهداء يوم القيامة
“Para pelaknat tidak akan dapat memberikan syafa’at dan
menjadi penolong pada hari kiamat” [HR. Muslim]
45. Tidak menepati janji
Allah ta’ala berfirman:
و أوفوا
بالعهد إن العهد كان مسؤولا
“Penuhilah janji, sesungguhnya janji itu akan ditanya”
[QS. Al-Israa’: 34]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أربع من كن
فيه كان منافقا خالصا و من كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها
: إذا حدث كذب و إذا ائتمن خان و إذا عاهد غدر و إذا خاصم فجر
“Empat (sifat –pen) yang barangsiapa terdapat dalam diri
seseorang, maka ia seorang munafik tulen. Barangsiapa yang salah satunya
terdapat dalam dirinya, maka ia memiliki sifat munafik hingga ia
meninggalkannya: jika berbicara ia berdusta, jika diberi amanah ia berkhianat,
jika berjanji tidak menepati dan jika berdebat ia curang” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
46. Membenarkan perkataan dukun, tukang ramal dan ahli
astrologi
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من أتى
عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد
“Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal atau dukun
lalu ia membenarkan perkataannya, sungguh ia telah kafir dengan apa yang
diturunkan pada Muhammad” [HR. Abu Dauda dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih
Al-Jami’ no. 5942]
47. Istri yang berbuat nusyuz (durhaka –pen) terhadap
suaminya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا دعا
الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأت لعنتها الملائكة حتى تصبح
“jika laki-laki memanggil istrinya ke ranjang namun istri
menolak, maka para malaikat akan melaknatnya (istri –pen) hingga subuh” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
ثلاثة لا ترتفع صلاتهم فوق
رءوسهم شبرا : رجل أم قوما وهم له كارهون . وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط . و
العبد الآبق
“Tidak (tipe manusia -pen) yang shalat mereka tidak
terangkat dari kepala-kepala mereka meskipun hanya sejengkal: laki-laki yang
mengimami suatu kaum padahal mereka membencinya, wanita yang suaminya marah
kepadanya dan budak yang melarikan diri” [HR. Ibnu Majah serta dishahihkan oleh
Al-Mundziri dan An-Nawawi]
48. Menggambar makhluk yang bernyawa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang
gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ
إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ
مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ
عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada
orang shalih di antara mereka yang meninggal, mereka lalu membangun masjid di
atas kuburnya dan membuat gambar-gambar orang shalih itu di sisi kuburnya.
Mereka adalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat” [HR. Al-Bukhari no. 427
dan Muslim no. 528]
Juga hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ
النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras
siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar (makhluk
bernyawa –pen).” [HR. Al-Bukhari no.
5950 dan Muslim no. 2109]
Juga hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, saya
mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا
بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah ‘azza wajalla
berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta
seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau menciptakan
semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” [HR. Al-Bukhari no. 5953 dan Muslim no. 2111]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا تدخل
الملائكة بيتا فيه كلب و لا صورة
“Malaikat tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat
anjing dan gambar” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
49. Meratapi mayit serta mendoakan keburukan saat musibah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اثنتان في
الناس هما بهم كفر : الطعن في الأنساب و النياحة على الميت
“Dua (hal yang ada –pen) pada manusia, keduanya merupakan
kekufuran: mencela nasab dan meratapi mayit” [HR. Muslim]
ليس منا من
لطم الخدود و شق الجيوب و دعا بدعوى الجاهلية
“Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar-nampar
pipi, merobek-robek baju dan menyeru pada dakwah jahiliyyah” [HR. Al-Bukhari]
50. Perbuatan yang melampaui batas
Allah ta’ala berfirman:
إنما السبيل
على الذين يظلمون الناس و يبغون في الأرض بغير الحق أولئك لهم عذاب أليم
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka akan mendapatkan azab
yang pedih.” [QS. Asy-Syura: 42]
51. Menganiaya istri, orang yang lemah, budak dan hewan
tunggangannya
Allah ta’ala berfirman:
إن الله لا
يحب من كان مختالا فخورا
“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang
membanggakan diri lagi sombong” [QS. Luqman: 18]
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
يريد
بالمختال العظيم في نفسه الذي لا يقوم بحقوق الله و الفخور هو الذي يفخر على عباد
الله بما خوله الله من كرامته و ما أعطاه من نعمه
“Yang dimaksud al-mukhtaal adalah orang yang
membanggakan dirinya dan tidak memenuhi hak-hak Allah, sedangkan al-fakhuur
adalah orang yang sombong terhadap hamba-hamba Allah dengan sesuatu yang Allah
berikan padanya berupa kemuliaan dan nikmat-nikmat” [Al-Kabaa’ir]
52. Mengganggu tetangga
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
و الله لا
يؤمن و الله لا يؤمن قيل من يا رسول الله ؟ قال من لا يأمن جاره بوائقه
“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman”
dikatakan pada beliau: “siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?”. Beliau
menjawab: “orang yang tetangganya tidak merasa aman dari
keburukan-keburukannya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
من كان يؤمن
بالله و اليوم الآخر فلا يؤذ جاره
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
janganlah ia mengganggu tetangganya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
53. Menggangu, menyakiti serta mencela kaum muslimin
Allah ta’ala berfirman:
و الذين
يؤذون المؤمنين و المؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا و إثما مبينا
“Orang-orang yang mengganggu laki-laki dan wanita
beriman tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sungguh ia telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata” [QS. Al-Ahzaab: 58]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سباب المسلم
فسوق و قتاله كفر
“mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya
adalah kekufuran” [HR. Muslim]
54. Berbuat bid’ah dan melindungi ahlul-bid’ah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَشَرُّ الْأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Dan sejelek-jelek perkara adalah yang
diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat” [HR.
Muslim]
وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ
“Hati-hati kalian dari perkara yang
diada-adakan, karena setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah
adalah kesesatan”. [HR. Abu Daud,
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن الله من
ذبح لغير الله ولعن الله من لعن والديه، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير
منار الأرض
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain
Allah, Allah melaknat anak yang durhaka kepada kedua orantuanya, Allah melaknat
orang yang melindungi ahlul-bid’ah dan Allah melaknat orang yang merubah batas
wilayah kepemilikan tanah” [HR. Muslim no. 1978]
55. Menjulurkan pakaian di bawah mata kaki
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ما أسفل من
الكعبين من الإزار فهو في النار
“Apa yang berada di bawah mata kaki dari pakaian
tempatnya di neraka” [HR. Al-Bukhari]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
ثلاثة لا
يكلمهم الله و لا ينظر إليهم يوم القيامة و لا يزكيهم و لهم عذاب أليم : المسبل و
المنان و المنفق سلعته بالحلف الكاذب
“Tiga (tipe manusia –pen) yang tidak akan diajak bicara
oleh Allah, tidak dilihat pada hari kiamat, tidak pula disucikan dan bagi
mereka azab yang pedih: orang yang menjulurkan pakaian di bawah mata kaki,
orang yang mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang bersumpah palsu untuk
melariskan dagangan” [HR. Muslim]
56. Memakai kain sutra, minum dari bejana emas dan perak
bagi laki-laki
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من لبس
الحرير في الدنيا لم يلبسه في الآخرة
“Barangsiapa yang memakai kain sutra di dunia, ia tidak
akan memakainya di akhirat” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Hudzaibah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
نهانا رسول
الله صلى الله عليه و سلم أن نشرب في آنية الذهب و الفضة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami
minum menggunakan bejana dari emas dan perak” [HR. Al-Bukhari]
57. Budak yang melarikan diri
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثلاثة لا ترتفع صلاتهم فوق
رءوسهم شبرا : رجل أم قوما وهم له كارهون . وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط . و العبد
الآبق
“Tidak (tipe manusia -pen) yang shalat mereka tidak
terangkat dari kepala-kepala mereka meskipun hanya sejengkal: laki-laki yang
mengimami suatu kaum padahal mereka membencinya, wanita yang suaminya marah
kepadanya dan budak yang melarikan diri” [HR. Ibnu Majah serta dishahihkan oleh
Al-Mundziri dan An-Nawawi]
58. Menyembelih untuk selain Allah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن الله من
ذبح لغير الله
“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih untuk selain
Allah” [HR. Muslim no. 1978]
59. Mengaku-ngaku anak secara dusta kepada pria yang
bukan ayahnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من ادعى إلى
غير أبيه و هو يعلم أنه غير أبيه فالجنة عليه حرام
“Barangsiapa yang mengaku-ngaku (anak –pen) kepada selain
ayahnya, padahal ia tahu bahwa pria itu bukan ayahnya, maka surga diharamkan
atasnya” [HR. Al-Bukhari]
60. Berdebat dengan cara yang batil
Allah ta’ala berfirman:
ما يجادل في
آيات الله إلا الذين كفروا
“Tidak ada yang memperdebatkan ayat-ayat Allah kecuali
orang-orang kafir” [QS. Ghafir: 4]
61. Tidak mau berbagi air kepada orang yang membutuhkan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
و رجل منع
فضل مائه فيقول الله اليوم أمنعك فضلي كما منعت فضل ما لم تعمل يداك
“dan laki-laki yang menahan kelebihan airnya (dari orang
yang membutuhkan –pen), maka Allah akan berkata: “pada hari ini Aku akan
menahan keutamaanku untukmu sebagaimana engkau menahan kelebihan (air –pen)
yang bukan berasal dari usaha kedua tanganmu” [HR. Al-Bukhari]
Adapun jika air itu berasal dari hasil usahanya sendiri,
kemudian ada orang yang meminta melebihi batas darurat, maka ia boleh menahan
simpanan airnya. (Faidah dari Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhullah
saat pelajaran Shahih Al-Bukhari di Masjid An-Nabawi)
62. Berbuat curang dalam menimbang (mengurangi takaran)
Allah ta’ala berfirman:
ويل
للمطففين
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
dalam menakar dan menimbang” [QS. Al-Muthaffifin: 1-]
الذين إذا
اكتالوا على الناس يستوفون
“(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi” [QS. Al-Muthaffifiin: 2]
و إذا
كالوهم أو وزنوهم يخسرون
“dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi” [QS. Al-Muthaffiffiin: 3]
63. Merasa aman dari makar Allah
Allah ta’ala befirman:
أَفَأَمِنَ الَّذِينَ
مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ
الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
“maka
apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari
bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab
kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari” [QS. An-Nahl: 45]
Ibnu Mas’uud radhiyallaahu ‘anhu berkata:
الكبائر:
الإشراك بالله ، والأمن من مكر الله ، والقنوط من رحمة الله ، واليأس من روح الله
“Dosa-dosa besar adalah
menyekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, putus asa terhadap rahmat
Allah, dan putus harapan terhadap kelapangan dari Allah.” [Majma’ Az-Zawaid,
1/104; hasan shahih]
64. Menganggap sial pada sesuatu
Allah ta’ala berfirman:
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ
وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا
طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Kemudian apabila datang
kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan
jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa
dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu
adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”
[QS. Al A’raf: 131]
Allah ta’ala juga berfirman,
وَاضْرِبْ
لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ
أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ
فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ
مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا
تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16)
وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا
بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا
عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ
أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19)
“Dan buatlah bagi mereka
suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang
kepada mereka. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan,
lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang
ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang
diutus kepadamu”. Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti
kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain
hanyalah pendusta belaka”. Mereka berkata: “Rabb kami mengetahui bahwa
sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu”. Dan kewajiban kami
tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”. Mereka
menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika
kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu
pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”. Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan
kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu
bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas“.”
[QS. Yasin: 13-19]
Juga firman
Allah ta’ala,
وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ
اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ
“Dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau
mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi
kamu (Muhammad)”.” [QS. An Nisa’: 78]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ». ثَلاَثًا « وَمَا
مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
».
“Beranggapan sial adalah
kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan”. Beliau menyebutnya
sampai tiga kali. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan
jelek dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut
dengan tawakkal.” [HR. Abu Daud no. 3910, Ibnu Majah no. 3538 dan
dishahihkan oleh Al-Albani]
65. Menyembunyikan
ilmu tanpa ada maslahat yang dicapai
Allah ta’ala
berfirman:
إن الذين
يكتمون ما أنزلنا من البينات و الهدى من بعد ما بيناه للناس في الكتاب أولئك
يلعنهم الله و يلعنهم اللاعنون
“Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang
jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab,
mereka itulah orang-orang yang mendapatkan laknat Allah dan mendapatkan laknat
orang-orang yang melaknat” [QS. Al-Baqarah: 159]
66. Meniggalkan shalat Jum’at dan shalat berjama’ah tanpa
udzur
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لقد هممت أن
آمر رجل يصلي بالناس ثم أحرق على رجال يتخلفون عن الجماعة بيوتهم
“Sungguh aku berkeinginan kuat untuk memerintahka
seseorang shalat bersama manusia, lalu aku akan membakar rumah-rumah para
laki-laki yang meniggalkan shalat jama’ah” [HR. Muslim]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
من ترك ثلاث
جمع تهاونا بها طبع الله على قلبه
“Barangsiapa yang meninggalkan tiga kali shalat Jum’at
karena meremehkannya, Allah akan menutup hatinya” [HR. Abu Daud dan An-Nasaa’i]
67. Memberikan wasiat batil sebelum wafat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن الرجل أو
المرأة ليعمل بطاعة الله ستين سنة ثم يحضرهما الموت فيضاران في الوصية فتجب لهما
النار
“Sungguh ada seorang laki-laki atau wanita yang telah
melakukan ketaatan pada Allah selama 60 tahun, kemudian menjelang wafat,
keduanya memberikan wasiat yang batil (menzalimi sebagian ahli waris –pen),
maka neraka wajib atas keduanya” [HR. Abu Daud]
68. Berbuat makar dan menipu
Allah ta’ala befirman:
أَفَأَمِنَ الَّذِينَ
مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ
الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
“maka
apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari
bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab
kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari” [QS. An-Nahl: 45]
Allah menjelaskan tentang keadaan orang munafik dalam
firman-Nya,
يخادعون
الله و هو خادعهم
“mereka menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka” [QS. An-Nisaa’: 142]
69. Putus asa terhadap rahmat Allah
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا
تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Jangan kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tidak ada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” [QS.
Yusuf: 87]
Ibnu Mas’uud radhiyallaahu ‘anhu berkata:
الكبائر:
الإشراك بالله ، والأمن من مكر الله ، والقنوط من رحمة الله ، واليأس من روح الله
“Dosa-dosa
besar adalah menyekutukan Allah, merasa
aman dari makar Allah, putus asa terhadap rahmat Allah, dan putus harapan
terhadap kelapangan dari Allah.” [Majma’ Az-Zawaid, 1/104; hasan shahih]
70. Membuat tato
Nabi shallallahu
‘alahi wasallam bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْواَصِلَةَ
وَاْلمُسْتــَوْصِلَةِ وَالْوَاشِمَةِ وَاْلمُسْتَوْشِمَةِ-
“Allah
melaknat wanita yang menyambung rambut, wanita yang meminta disambung
(rambutnya) serta melaknat orang yang membuat tato dan yang meminta ditato.”
[HR. Al-Bukhari]
Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata:
لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ
وَاْلمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتــَّخِصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحَسَنِ
الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ, مَالِي لاَ أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ
وَهُوَ فِي كِتــَابِ اللهِ
“Allah
melaknat orang-orang yang membuat tato, orang yang minta ditato, orang yang
mengerok alisnya dan mengukir gigi untuk mempercantik diri serta orang yang
merubah ciptaan Allah. Kenapa aku tidak boleh melaknat orang-orang yang dilaknat
Rasulullah, padahal hal itu terdapat dalam kitabullah?.” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
71. Mencela nasab
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اثنتان في
الناس هما بهم كفر : الطعن في الأنساب و النياحة على الميت
“Dua (hal yang ada –pen) pada manusia, keduanya merupakan
kekufuran: mencela nasab dan meratapi mayit” [HR. Muslim]
72. Mengkafirkan seorang muslim tanpa hak
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
((أَيما رجُل قال لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرُ, فَقَدْ بَاءَ
بِهَا أَحَدُهُمَا , فَإِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَ إِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ))
“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai
kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah
seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya
maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali
kepada yang mengucapkan.” [HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.
60]
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu juga menuturkan hal yang
sama dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
((مَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ , أَوْ قَالَ : عَدُوَّ
اللهِ, وَ لَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ))
“Barangsiapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan
kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu
tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” [HR.
Muslim no. 61]
73. Melakukan permusuhan terhadap wali-wali Allah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من عادى لي
وليا فقد آذنته بالحرب
“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku sungguh Aku
mengumumkan peperangan kepadanya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
74. Merubah batas wilayah kepemilikan tanah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لعن الله من
ذبح لغير الله ولعن الله من لعن والديه، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير
منار الأرض
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah,
Allah melaknat anak yang durhaka kepada kedua orantuanya, Allah melaknat orang
yang melindungi ahlul-bid’ah dan Allah melaknat orang yang merubah batas
wilayah kepemilikan tanah” [HR. Muslim no. 1978]
75. Mencela sahabat nabi
Nabi shalllallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا تسبوا
أصحابي فوالذي نفسي بيده لو أنفق أحدكم مثل أحد ذهبا ما بلغ مد أحدهم و لا نصيفه
“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku, maka demi
zat yang diriku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang kalian berinfak
emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak akan menyamai infak satu mud salah
seorang dari mereka, tidak pula setengahnya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam juga bersabda:
آيَةُ الْإِيمَانِ حُبُّ
الْأَنْصَارِ وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الْأَنْصَارِ
“Tanda keimanan adalah mencintai sahabat Anshar dan tanda
kemunafikan adalah membenci sahabat Anshar” [HR. Al-Bukhari]
76. Menyeru pada kesesatan dan membuat sunah yang buruk
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ
عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa yang membuat sunnah yang jelek dalam Islam, maka
ia memikul dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya setelah itu tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun”
[HR. Muslim]
77. Wanita yang menyambung rambutnya (memakai rambut
palsu), mengerok alisnya untuk mempercantik diri
Nabi shallallahu
‘alahi wasallam bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْواَصِلَةَ
وَاْلمُسْتــَوْصِلَةِ وَالْوَاشِمَةِ وَاْلمُسْتَوْشِمَةِ-
“Allah
melaknat wanita yang menyambung rambut, wanita yang meminta disambung
(rambutnya) serta melaknat orang yang membuat tato dan yang meminta ditato.”
[HR. Al-Bukhari]
Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata:
لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ
وَاْلمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتــَّخِصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحَسَنِ
الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ, مَالِي لاَ أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ
وَهُوَ فِي كِتــَابِ اللهِ
“Allah
melaknat orang-orang yang membuat tato, orang yang minta ditato, orang yang
mengerok alisnya dan mengukir gigi untuk mempercantik diri serta orang yang
merubah ciptaan Allah. Kenapa aku tidak boleh melaknat orang-orang yang dilaknat
Rasulullah, padahal hal itu terdapat dalam kitabullah?.” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
78. Berbuat maksiat di tanah haram Mekah
Allah ta’ala berfirman:
إنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
الَّذِي جَعَلْنَاهُ لِلنَّاسِ سَوَاءً الْعَاكِفُ فِيهِ وَالْبَادِ وَمَنْ يُرِدْ
فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan
menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan
untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir. Barangsiapa
yang bermaksud melakukan kejahatan di dalamnya secara zalim, niscaya akan Kami
rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih." [QS. Al-Hajj: 25]
NB: jumlah bilangan dosa besar dalam artikel ini
bukanlah pembatasan, masih banyak dosa besar lain yang belum sempat dituliskan
di sini.
Allahua’lam
Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 15 Rabii’ul
Akhiir 1435
No comments:
Post a Comment