Sunday, January 26, 2014

10 Tempat dan Waktu yang Disyariatkan Membaca Istighfar

Istighfar disyariatkan terus-menerus dibaca setiap waktu, namun terdapat beberapa tempat dan waktu khusus yang ditekankan bagi seorang muslim untuk membaca istighfar.

1. Setelah berwudhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


مَنْ تَوَضَّأَ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ، يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ.

Barangsiapa yang berwudhu lalu mengucapkan, ‘Asyhadu allaa ilaaha illallohu wahdahuu laa syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluhu‘ (aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan RasulNya), maka dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan. Ia bisa masuk dari pintu manapun yang diinginkannya.” [HR. Muslim]

Terdapat tambahan dalam riwayat At-Tirmidzi,

اَللّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.

Allahummaj ‘alnii minat tawwabiina waj’alnii minal mutathohhiriin” (Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri)”

Terdapat pula tambahan dalam riwayat An-Nasa’i

سبحانك اللهم وبحمدك، لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك

Subhaanakallohumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik(Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu). [HR. An-Nasa’i dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil, 1/135]

2. Setelah tasyahud akhir sebelum salam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada Abu Bakr doa berikut,

قُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah allohumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiron walaa yaghfirudzdzunuuba illaa anta faghfirlii maghfirotan min ‘indika warhamnii innaka antal ghofuurur rohiim (Ya Allah, Sesungguhnya aku banyak menganiaya diriku dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu, ampunilah dosa-dosaku dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang)” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

3. Saat ruku’ dan sujud

Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يقول في ركوعه وسجوده: سبحانك اللهم ربَّنا وبحمدك، اللهم اغفر لي 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senatiasa berdoa dalam ruku’ dan sujudnya, subhaanakallohumma robbanaa wabihamdika allohummaghfirlii (Maha suci engkau ya Allah Rabb kami, dengan memuji-Mu ya Allah ampunilah aku)” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

4. Saat dzikir setelah salam dalam shalat

Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، وَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ». قال الوليد: فقلت للأوزاعي: كيف الاستغفار؟ قال: تقول: أستغفر الله، أستغفر الله.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika selesai dari shalatnya, beliau membaca istighfar tiga kali lalu berdoa allohumma antassalaam waminkassalaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal ikroom. Aku berkata pada Al-Auza’i, bagaimana kita beristighfar? Beliau berkata: engkau membaca astaghfirulloh astaghfirulloh

5. Seusai melakukan wukuf di Arafah saat haji

Allah ta’ala berfirman:

ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya manusia (di 'Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah: 99]

6. Saat terjatuh dalam dosa

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُوْلَـئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

Bersegeralah kalian pada ampunan dari Rabb-kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka mengingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. Balasan bagi mereka adalah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” [QS. Ali Imran: 133-136]

Allah ta’ala juga berfirman:

وَمَن يَعْمَلْ سوءً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا


Barangsiapa yang melakukan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. An-Nisaa: 110]

7. Pada waktu pagi dan petang

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. مَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Sayyidul istighfar adalah engkau menyatakan allohumma anta robbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu ‘a’uudzubika min syarri maa shona’tu abuu’u laka bini’matika ‘alaiyya wa abuu’u bidzanbii faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. (Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu, aku selalu di atas ikatan janji-Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui nikmat-nikmat yang Engkau berikan padaku dan aku pun mengakui dosa-dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yang membacanya di waktu pagi serta meyakini apa yang terkandung di dalamnya, lalu mati pada hari itu sebelum masuk waktu petang, maka ia termasuk penduduk surga. Barangsiapa yang membacanya di waktu petang serta meyakini apa yang terkandung di dalamnya, lalu mati pada hari itu sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penduduk surga.” [HR. Al-Bukhari]


8. Seusai bermajelis sebelum berdiri dari majelisnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من جلس مجلسا كثر فيه لغطه فقال قبل أن يقوم من مجلسه ذلك: سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك، إلا غفر له ما كان في مجلسه ذلك

“Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis yang banyak terdapat kelalaina, kemudian ia membaca doa berikut sebelum bangun dari majelisnya, subhaanakallohumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. Kecuali akan diampuni apa yang terluput dalam majelis tersebut” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi]

9. Saat berhadapan dengan musuh

Allah ta’ala berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَما وَهَنُوا لِما أَصابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَما ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (146) وَما كانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنا ذُنُوبَنا وَإِسْرافَنا فِي أَمْرِنا وَثَبِّتْ أَقْدامَنا وَانْصُرْنا عَلَى الْقَوْمِ الْكافِرِينَ (147) فَآتاهُمُ اللَّهُ ثَوابَ الدُّنْيا وَحُسْنَ ثَوابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami. Tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Dengan sebab itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS. Ali Imraan: 146-148]

10. Saat terjadi gerhana

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata:

خَسَفَتْ الشَّمْسُ، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ، فَأَتَى الْمَسْجِدَ فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وَقَالَ: هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ {يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ}، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

“Terjadi gerhana matahari, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kaget serta khawatir akan terjadi hari kiamat. Beliau mendatangi masjid, lalu shalat dengan memanjangkan berdiri, ruku’ dan sujud. Aku belum pernah melihat nabi melakukannya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ {يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ}، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

“Tanda-tanda yang berasal dari Allah ini bukanlah disebabkan oleh kematian seseorang ataupun karena kehidupan (kelahiran –pen) seseorang. Namun Allah hendak memberikan perasaan takut pada hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sesuatu darinya, maka sibukkanlah dengan berdzikir, berdoa dan istighfar pada-Nya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]


wabillahittaufiiq, semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment