Sunday, May 12, 2013

Nasehat Untuk Suami yang Menganggur dan Apa yang Harus Dilakukan Istri?

Tanya:

Assalamu‘alaikum warohmatullahi wabarakatuh..


ustad..Bagaimana hukumnya seorang suami yg jarang memberi nafkah lahir istri dalam kesehariannya, karena dalam hal ini sang suami tidak punya pekerjaan, tiap hari hanya membantu keluarga (mertua)…Mohon penjelasan. wassalamu alaikum.."

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Berikut nasehat saya untuk istri dan suami yang belum memiliki pekerjaan:

[Pertama] Hendaklah suami berusaha mencari pekerjaan yang halal, meskipun hanya usaha kecil-kecilan. Karena setelah pernikahan, istri dan anak-anak merupakan tanggung jawab suami sepenuhnya. Ia wajib memberikan nafkah lahir berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal bagi istri dan anak-anak menurut kemampuannya.

Allah ta’ala berfirman:

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan yang disempitkan rizkinya, hendaklah memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah padanya. Allah tidak memikulkan beban pada seseorang melainkan menurut (kemampuan/rizki -pen) yang Allah berikan padanya” [QS. Ath-Thalaq: 7]

Allah ta’ala juga berfirman:

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا

Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian istrinya dengan cara yang ma’ruf. Seorang tidaklah dibebani melainkan sesuai dengan kesanggupannya” [QS. Al-Baqarah: 233]

[Kedua] Suami adalah seorang pemimpin dalam keluarga. Ia harus memiliki kharisma dan wibawa di hadapan istri, anak-anak dan mertuanya. Ini sulit diwujudkan jika ia hanya menumpang di rumah mertuanya dan enggan memberikan nafkah lahir pada istrinya.

Allah ta’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita disebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) di atas sebagian yang lain (kaum wanita). Dan disebabkan kaum pria telah membelanjakan sebagian dari harta mereka” [An-Nisaa: 34]

jika yang terjadi adalah sebaliknya, suami menganggur di rumah, namun istri yang bekerja mencari nafkah. Dimanakah letak kepemimpinan suami dalam rumah tangganya?

[Ketiga] Jika suami telah berusaha mencari pekerjaan namun belum mendapatkannya, atau telah memiliki pekerjaan namun hasilnya sedikit, hingga tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan istri dan anak-anaknya. Hendaknya seorang istri bersabar dan berupaya memahami keadaan suaminya. Lakukanlah shalat malam dan berdoalah agar Allah melapangkan rizkinya sambil suami terus berusaha mencari pintu rizki dari jalan lain yang halal.

Bisa jadi dengan kesabaran, motivasi, dan doa dari istri kemudian dengan jerih payah suami yang terus berusaha mencari nafkah, suatu saat nanti Allah akan bukakan rizki dari pintu yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Ingat, mencari dari pintu rizki yang halal dan baik.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا - وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa yang bertakwa pada Allah, maka Allah akan jadikan baginya jalan keluar (dari tiap permasalahannya -pen-). Dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertawakal pada Allah, niscaya Allah akan memberikan kecukupan padanya” [Ath-Thalaq: 2-3]

Allah ta’ala juga berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan pada mereka berkah dari langit dan bumi. Namun mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka disebabkan atas apa yang mereka perbuat” [QS. Al-A'raaf: 96]

[Keempat] Sikap suami yang mau membantu pekerjaan mertua, ini patut disyukuri oleh sang istri. Hal ini menunjukkan bahwa suaminya adalah seorang yang baik dan berbakti. Renungkanlah, betapa banyak suami-suami di luar sana yang bermasalah dengan mertuanya. Sering kita dapati suami yang sangat membenci mertuanya dan keluarga istri secara umum, hingga melarang istri berkunjung ke rumah keluarganya untuk silaturrahim.

Seorang istri yang shalihah adalah istri yang pandai bersyukur dan berusaha menutupi kekurangan suaminya, sebagaimana seorang istri pun pasti memiliki kekurangan. Janganlah menuntut suami di luar kesanggupannya, selama suami telah berusaha sekuat tenaga memenuhi hak-hak istrinya dan berusaha menjalankan kewajibannya sebagai suami yang baik.

Wabillahittaufiq"


Dijawab oleh Abul-Harits

No comments:

Post a Comment