Terdapat atsar dari Imam Ishaq bin Rahuyah rahimahullah bahwa beliau pernah berkata : “Tidak ada satu pun hadits shahih dari Nabi
tentang keutamaan Mu’awiyah”. Sanad atsar ini shahih dari Ishaq bin Rahawaih menurut Syaikh Al-Albani rahimahullah[1]
Menanggapi perkataan Ishaq tersebut, Al-Hafidz Ibnu ‘Asaakir rahimahullah
berkata:
وأصح ما روى في فضل معاوية حديث أبي جمرة عن ابن عباس أنه كان كاتب
النبي - صلى الله عليه وسلم - منذ أسلم وبعده حديث
العرباض: اللهم علمه الكتاب. وبعد حديث ابن أبي عَميرة: اللهم اجعله هاديا مهديا
“Riwayat yang paling shahih tentang keutamaan Mu’awiyah adalah hadits Abu
Hamzah dari Ibnu Abbas bahwa ia (Mu’awiyah) adalah penulis Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam semenjak ia masuk Islam. Kemudian hadits Al-‘Irbaadh (Ya
Allah anugrahkan kepadanya ilmu Al-Kitab) dan hadits Ibnu Abi ‘Amiirah (Ya
Allah jadikanlah Mu’awiyah seorang pemberi petunjuk dan mendapatkan petunjuk)”[2]
Al-Hafidz Ibnu ‘Asaakir rahimahullah menyebutkan tiga hadits tentang
keutamaan Mu’awiyah,
[Hadits Pertama] diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwa Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu pernah mengajukan tiga
permintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, salah
satunya adalah :
معاوية تجعله كاتباً بين يديك
“menjadikan Mu’awiyah sebagai penulis (wahyu –pen-) di sisimu”
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memenuhi permintaan Abu
Sufyan.[3]
[Hadits Kedua] dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah no 1938, Ibnu Hibban
no 2278, Ahmad 4/127, Al-Bazzar no 2723, Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam
Al-Kabiir 18/251/628, Ibnu Adi dalam Al-Kaamil 6/406, Ibnu ‘Asaakir
dalam Tariikh Dimasyq 16/ 683, dan selainnya dari Yunus bin Saif, dari
Al-Harits bin Ziyaad, dari Abi Ruhmin As-Sama’i, dari Al-‘Irbaadh bin Saariyah
As-Sulami radhiyallahu ‘anhu berkata : aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda ;
اللهم علم معاوية الكتاب والحساب وقه العذاب
“Ya
Allah ajarkanlah pada Mu’awiyah Al-Kitab, hisab dan jagalah ia dari azab”
Syaikh
Al-Albani rahimahullah berkata : “Sanad riwayat ini dapat dijadikan
sebagai syahid, seluruh perawinya tsiqaat kecuali Al-Harits bin
Ziyaad disebabkan ia adalah seorang yang majhuul, tidak ada yang
mentsiqahkannya selain Ibnu Hibban”[4]
Al-Haitsami
rahimahullah berkata : “Dalam riwayat ini terdapat Al-Harits bin Ziyaad,
aku belum mendapati seorang ulama yang mentsiqahkannya dan tidak ada yang
meriwayatkan darinya selain Yunus bin Saif. Seluruh perawinya tsiqaat
(selain Al-Harits)”.[5]
Walaupun
riwayat ini memiliki kelemahan, namun ada beberapa hadits yang dapat dijadikan
sebagai syawahid untuk menguatkannya. Diantaranya adalah hadits Ibnu
Abbas[6],
Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah[7],
Maslamah bin Mukhallad[8],
Mursal Syuraih bin ‘Ubaid[9]
dan Mursal Hariiz bin ‘Utsmaan[10]
sehingga paling minimnya hadits ini bernilai hasan dan dapat dijadikan hujjah
insya Allah. Untuk lebih detail tentang takhrij hadits ini, silahkan merujuk Silsilah
Al-Ahaadiits Ash-Shahihah 7/287-294
[Hadits Ketiga] dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dalam At-Taariikh
Al-Kabiir 327/1/4 dan Adz-Dzahabi dalam Siyar A’laam An-Nubalaa’
38/8 dari Abu Mushir berkata : menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abdul Aziiz,
dari Rabii’ah bin Yaziid, dari Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah radhiyallahu
‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang
Mu’awiyah :
اللهم اجعلهُ هادِياً مَهديّاً واهده واهدِ به
“Ya
Allah jadikanlah ia (Mu'aawiyah) pemberi petunjuk yang mendapat petunjuk, dan
berilah petunjuk kepadanya dan (kepada manusia) dengan sebabnya"
Perkataan para ulama tentang perawi hadits :
- Abu Mushir
Al-Khalili berkata : “tsiqah, imam, hafidz, disepakati (ketsiqahannya)”[11]
- Sa’iid bin Abdul Aziiz
Imam Ahmad berkata : “Tidak ada seorang pun di Syam yang lebih shahih
haditsnya dari Sa’iid bin Abdul Aziiz, menurutku ia semisal Al-Auza’i”[12]
Abu Hatim, Ibnu Ma’iin dan Al-‘Ijli berkata : “tsiqah”[13]
- Rabii’ah bin Yaziid
An-Nasaa’i dan Al-‘Ijli berkata : “tsiqah”[14]
- Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah
Adz-Dzahabi[15], At-Tirmidzi[16],
Ibnu Abi Hatim[17], Abul-Qasim Al-Baghawi[18],
Ibnu Hibban[19], An-Nawawi[20],
Al-Khatib Al-Baghdadi[21],
Al-Mizzi[22], Ibnu ‘Asaakir[23]
dan Ibnu Hajar[24] menyatakan bahwa
Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah adalah seorang sahabat.
Hadits ini dihasankan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani lalu beliau berkata : “Seluruh perawinya tsiqaat dan merupakan perawi
Muslim”
Jalur periwayatan Abu Mushir ini memiliki beberapa mutaba’ah,
1. Marwan bin Muhammad
Ad-Damsyiqi berkata : menceritakan kepada kami Sa’iid, menceritakan kepada kami
Rabii’ah bin Yaziid berkata : aku mendengar Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah berkata
: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihih wasallam bersabda tentang
Mu’awiyah lalu menyebutkan hadits. Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Asaakir dan
Al-Bukhari dalam At-Taariikh.
2. Al-Walid bin Muslim dan
Marwan bin Muhammad berkata : menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abdul Aziiz
secara Musalsal. Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Asaakir dan Ahmad (4/216)
3. Umar bin Abdul Waahid dari
Sa’iid bin Abdul Aziiz secara Musalsal. Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Asaakir
4. Muhammad bin Sulaiman
Al-Harrani berkata : menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abdul Aziiz dengan
menjelaskan samaa’ Abdurrahman bin Abi ‘Amiirah dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam
Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata : “Kelima jalur periwayatan
ini berasal dari Sa’iid bin Abdul Aziiz dan seluruhnya merupakan perawi tsiqaat
dari Syam”[25]
Kesimpulan : Perkataan Ishaq bin Rahawaih sedikitpun tidak
mendukung konspirasi Syi’ah untuk mencela sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu
‘anhuma wa ardhaahuma.
Allahu a’laa wa a’lam
Disarikan oleh Abul Harits dari Silsilah Ash-Shahihah dan Al-Ahaadits
An-Nabawiyah fi Fadhaail Mu’awiyah di Madinah, 21 Syawwal 1433 H
[1] Silsilah Ash-Shahihah 7/694
[2] Dinukil oleh Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah
wan Nihayah 8/125
[3] Shahih Muslim 4/1945
[4] Silsilah Ash-Shahihah 7/688
[5] Majma’
Az-Zawaaid 9/356
[6] Dikeluarkan
oleh Abu Ja’far Ar-Raazi 1/99/4, Ibnu Adi 5/162 dan Ibnu ‘Asaakir 16/683-684
[7] Lihat keterangan riwayat [Hadits Ketiga]
[8] Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Al-Fadhaail
no 1750, Ibnu Sa’d dalam Al-Bidayah 8/121, Ibnul Jauzi dalam Al-‘Ilal 1/272 dan
Ibnu ‘Asaakir 16/684
[9] Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Al-Fadhaail
no 1749
[10] Dikeluarkan oleh Ibnu ‘Asaakir 16/684
[11] Tadziibut Tahdziib 6/90
[12] Siyar A’laam An-Nubalaa’ 8/34
[13] Tahdziibut Tahdziib 4/53
[14] idem
[15] Tajriid Asmaa’us Shahabah 3742
[16] Tasmiyatus Shahabah 388
[17] Al-Jarh wat Ta’diil 5/273
[18] Mu’jamus Shahabah 4/489
[19] Ats-Tsiqaat 3/252
[20] Tahdziibul Asma’ wal Lughaat 2/407
[21] Talkhiishul Mutasyaabih 2/539
[22] Tahdziibul Kamaal 17/231
[23] Taarikh Dimasyq 35/230
[24] Al-Ishaabah
[25] Silsilah Ash-Shahihah 4/616
No comments:
Post a Comment