Peninggalan Kaum Tsamuud dan 'Aad (Kaum Nabi Terdahulu)
Kaum Tsamuud, Kaum Nabi Shaleh
Tsamuud
adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan
bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke
dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ”
Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk
jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin
taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan
dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud 'alaihis
salam
Mereka adalah kaum yang kufur kepada
Allah. Bergelimang dengan kesyirikan dan kemaksiatan. Allah Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada
dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya Rasul dari sisi-Nya untuk
memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke
jalan yang benar.
Demikian
pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat
sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan
perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.
Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah
diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk
sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya,
terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam
pergaulan. Namun Kaum Tsamud memilih kekufuran hingga Allah binasakan
mereka.
Kaum ‘Aad, Kaum Nabi Hud
Kaum
‘Ad adalah kaum Nabi Hud ‘alaihis salam. Allah kisahkan kaum ini dalam
banyak ayat Al-Qur’an. Diantaranya ayat-ayat dalam surat Hud.
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara
mereka Hud. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.”
“Hai kaumku, aku tidak meminta upah
kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang
telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?”
Dan (dia berkata): ”Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhan-mu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan
kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat
dosa.”
Kaum
‘Ad berkata: ”Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada ka-mi suatu bukti
yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan mening-galkan
sembahan-sembahan kami karena perbuatanmu, dan kami tidak akan
sekali-kali mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa
sebagian sembahan kami telah menimpakan pe-nyakit gila atas dirimu.”
Hud menjawab: “Sesungguhnya aku bersaksi
kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selain-Nya, sebab
itu jalan-kanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu
memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah
Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan
Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan
yang lurus.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya
aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk
menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum
yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya
sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala
sesuatu. “
Dan
tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang
beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula)
mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
Dan itulah (kisah) kaum ‘Ad yang
mengingkari tanda-tanda kekua-saan Tuhan mereka, dan mendurhakai
rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang
sewenang-wenang lagi menantang (kebenaran).
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan
di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya
kaum ‘Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi
kaum ‘Ad (yaitu) kaum Hud itu.” (QS. Huud, 11: 50-60)
Tentang Adzab kaum ‘Ad Allah berfirman dalam surat Al-Haaqaah yang maknanya:
“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah
dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari
terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di
antara mereka.” (QS. Al Haaqqah, 69: 6-8)
Dipublikasikan kembali dari salafartikel.wordpress.com
No comments:
Post a Comment