Rahmat Allah merupakan sebab terbesar dimasukkannya seorang hamba ke dalam
surga, Allah ta’ala berfirman:
فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Kalaulah bukan karena keutamaan dari Allah dan rahmat-Nya, niscaya
kalian termasuk orang-orang yang merugi”.[Al-Baqarah: 64]
Allah ta’ala menyebutkan dalam Al-Quran ada 14 golongan manusia yang akan diliputi
oleh rahmat-Nya, diantara mereka :
1) Orang-orang yang beriman, beramal shalih dan berpegang teguh terhadap
agamanya
Allah ta’ala berfirman :
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh dengan
(agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan
keutamaan-Nya dan memberikan hidayah kepada mereka menuju jalan yang lurus”.
[An-Nisaa’: 175]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di (guru dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin) rahimahumallah berkata : “Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah, mereka adalah orang-orang yang mengakui adanya Allah dan menetapkan sifat sifat-Nya dengan sifat kesempurnaan. Mereka mensucikan sifat-sifat Allah dari kekurangan dan kelemahan. Berpegang teguh dengan (agama)-Nya, yaitu orang-orang yang memohon perlindungan, bersandar dan meminta pertolongan kepada Allah, tidak hanya mengandalkan kekuatan dan apa yang mereka miliki.
maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat
dan keutamaan-Nya, yaitu
Allah ta’ala akan meliputi mereka dengan rahmat yang khusus, memberikan
taufiq untuk beramal kebaikan, memberikan pahala yang berlipat dan menjauhkan
mereka dari musibah, cobaan dan segala sesuatu yang tidak mereka sukai. Memberikan
hidayah kepada mereka menuju jalan yang lurus yaitu Allah ta’ala
akan memberikan taufiq kepada mereka untuk menuntut ilmu syar’i, beramal
shalih, mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.” [Taisiir Karimiir Rahmaan
hal. 217]
Allah ta’ala berfirman:
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Allah (Tuhan
mereka) akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya, itulah kemenangan yang
nyata”. [Al-Jaatsiyah: 30]
2) Orang-orang yang taat kepada Allah dan rasul-Nya
Allah ta’ala berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Taatlah kalian kepada Allah dan rasul agar
kalian dirahmati”. [Ali ‘Imraan : 132]
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata : “Taatlah kalian kepada Allah dan rasul yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya
karena Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya agar kalian dirahmati. Ketaatan
kepada Allah dan rasul-Nya adalah diantara sebab seorang mendapatkan
rahmat.” [Taisiir Kariimir
Rahmaan hal. 281]
Allah ta’ala berfirman:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kalian
kepada rasul agar kalian dirahmati”. [An-Nuur: 56]
3) Orang-orang yang diam dan mendengarkan ketika dibacakan
Al-Qur’an
Allah ta’ala berfirman:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan ketika
dibacakan Al-Qur’an kepada kalian maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian dirahmati”. [Al-A’raaf: 204]
Syaikh As-Sa’di rahimahullah
berkata : “Perintah ini umum berlaku bagi siapa saja yang mendengarkan
Al-Qur’an ketika dibacakan, mereka diperintahkan untuk diam dan mendengarkan.
Apakah perbedaan antara istimaa’ dan inshaat?
Inshaat adalah meninggalkan percakapan dan segala
sesuatu yang menyibukannya dari mendengarkan Al-Qur’an. Sedangkan istimaa’ adalah
seorang memfokuskan pendengarannya, menghadirkan hati, dan merenungkan bacaan
Al-Qur’an yang ia dengar.
Barangsiapa yang
senantiasa melakukan dua hal tersebut ketika Al-Qur’an dibacakan, maka ia akan
mendapatkan kebaikan yang banyak, ilmu yang melimpah, keimanan yang istiqamah, hidayah
yang terus bertambah dan bashirah dalam agamanya. Oleh karena itu, Allah
menjadikan keduanya sebagai sebab seorang mendapatkan rahmat. Begitu pula
sebaliknya, orang-orang yang tidak istimaa’ dan inshaat ketika
Al-Qur’an dibacakan, maka mereka akan terhalangi dari rahmat Allah dan luput
dari kebaikan yang sangat banyak.”. [Taisiir Kariimir Rahmaan hal. 314]
4) Orang-orang
yang memohon ampun (istighfaar) kepada Allah
Allah ta’ala
berfirman:
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Wahai kaumku,
kenapa kalian meminta disegerakannya keburukan sebelum kebaikan, hendaklah
kalian memohon ampun kepada Allah agar kalian dirahmati”. [An-Naml: 46]
Mujahid rahimahullah
berkata : “(meminta disegerakannya keburukan sebelum kebaikan) yaitu azab sebelum
rahmat”. [Fathul Qadir]
Syaikh As-Sa’di rahimahullah
berkata : “Kenapa kalian meminta disegerakannya keburukan sebelum kebaikan, yaitu
kenapa kalian bersegera dan berambisi untuk berbuat kejelekan sebelum kalian
melakukan kebaikan yang dapat memperbaiki keadaan kalian dan memudahkan urusan
dunia akhirat kalian?”. [Taisiir Kariimir Rahmaan]
5) Orang-orang
yang bertaubat dari dosa
Allah ta’ala
berfirman :
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah
‘keselamatan atas kalian’, Allah telah menetapkan atas diri-Nya rahmat.
Barangsiapa diantara kalian yang berbuat kejelekan karena kebodohan lalu ia
bertaubat setelahnya dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-An’aam: 54]
Syaikh As-Sa’di rahimahullah
berkata : “Barangsiapa diantara kalian yang berbuat kejelekan karena
kebodohan lalu ia bertaubat setelahnya dan memperbaiki (dirinya), yaitu
bersamaan dengan keharusan menyesali, meninggalkan, menjauhi dan berlepas diri
dari dosa, lalu memperbaiki amalannya. Menunaikan apa yang Allah wajibkan dan
memperbaiki amal-amal dzahir dan batinnya yang rusak”. [Taisiir Kariimir
Rahmaan]
6) Orang-orang
yang bertakwa kepada Allah
Allah ta’ala
berfirman:
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Apakah kalian heran
ketika datang peringatan dari Tuhan kalian melalui seorang laki-laki dari
kalian untuk memberikan peringatan agar kalian bertakwa. Mudah-mudahan kalian
dirahmati”. [Al-A’raaf: 63]
Syaikh As-Sa’di rahimahullah
berkata : “Untuk memberikan peringatan agar kalian bertakwa, yaitu
memberikan peringatan tentang azab yang pedih agar kalian melakukan sebab-sebab
yang dapat menyelamatkan (dari azab) berupa ketakwaan kepada Allah dzahir dan
batin. Dan Jika kalian mau taat pada rasul, niscaya akan turun kepada kalian
rahmat Allah yang luas.” [Taisiir Kariimir Rahmaan]
Allah ta’ala
berfirman:
قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Allah
berfirman : ‘Azab-Ku akan kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa, menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami’.” [Al-A’raaf: 156]
Syaikh
As-Sa’di rahimahullah berkata : “Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, di
alam ini baik ia adalah orang-orang yang memiliki derajat maupun yang rendahan,
orang baiknya maupun orang jahatnya, baik meliputi orang beriman maupun orang
kafir kecuali mereka telah dipenuhi oleh rahmat Allah, keutamaan dan
kebaikan-Nya.
Namun
rahmat khusus yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat tidaklah diberikan
kepada tiap orang. Oleh karena itu, Allah berfirman tentang mereka Maka akan
Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, dari dosa-dosa baik yang kecil maupun yang
besar. Menunaikan zakat yaitu menunaikan zakat yang wajib kepada
orang-orang yang berhak.
Orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami yaitu dengan kesempurnaan iman kepada ayat-ayat Allah,
mengetahui maknanya dan beramal dengan konsekuensinya. Dan diantara
konsekuensinya adalah mengikuti nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara
dhahir dan batin dalam masalah pokok agama maupun cabangnya.” [Taisiir Kariimir Rahmaan]
7) Orang-orang
yang bersabar ketika tertimpa musibah
Allah ta’ala
berfirman:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ* أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ* أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Yaitu
orang-orang yang ketika ditimpa musibah mereka mengatakan ‘sesungguhnya kita
adalah milik Allah dan hanya kepada Allah kita akan kembali’. Mereka itulah
orang yang mendapatkan shalawat dan rahmat dari Allah (Tuhan mereka). Dan
mereka itulah orang-orang yang mendapatkan hidayah”. [Al-Baqarah 156-157]
Syaikh
As-Sa’di rahimahullah berkata : “Orang-orang yang ketika ditimpa
musibah yaitu sesuatu yang menyakitkan hati, badan maupun keduanya. Mereka
mengatakan ‘sesungguhnya kita adalah milik Allah yaitu di bawah
kekuasaan-Nya, diatur sesuai kehendak dan perintah-Nya. Kita tidak memiliki
sedikitpun dari jiwa-jiwa dan harta kita, sehingga ketika Allah menguji kita
dengan suatu musibah yang menimpa jiwa dan harta, maka itu adalah hak Allah
yang Maha Penyayang mengatur apa yang dimiliki-Nya. Tidak ada alasan bagi kita
untuk menolak keputusan-Nya.
Bahkan
diantara kesempurnaan penghambaan seorang adalah mengetahui bahwa musibah itu
lebih baik baginya. Karena musibah tersebut berasal dari Allah Al-Malik
Al-Hakim, Dzat yang mencurahkan kasih sayang kepada hamba-Nya melebihi
kasih sayang seorang hamba kepada dirinya sendiri”. [Taisiir Kariimir Rahmaan]
Wallahu ta’ala
a’lam wa ahkam
Sumber : Risalah “Al-Marhuumuun
fi Dhouil Qur’aanil Karim was Sunnah Al-Muthahharah”
Ditulis oleh Abul-Harits di Banyumas, 1 Ramadhan 1433 H
No comments:
Post a Comment