Thursday, September 17, 2015

Bid’ahkah Menutup Majelis Ilmu dengan Doa?

Tanya:

“Aku menghadiri salah satu kajian ilmu, ketika pelajaran selesai, pembaca kitab memanjatkan doa. Setelah pelajaran usai, aku bertanya kepadanya tentang perbuatan ini. Ia menjawab bahwa dahulu diantara kebiasaan salaf adalah menutup majelis-majelis mereka dengan doa. Ia juga mengatakan, ketika majelis ilmu yang diajar oleh Al-Hasan Al-Bashri telah usai, beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Aku berharap Anda sudi memberikan penjelasan tentang masalah ini”

Jawab: 

Asy-Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjawab:

“Tidak apa-apa ia melakukan hal itu. Ini adalah perkara yang baik, karena doa adalah sesuatu yang disyariatkan. Menutup majelis-majelis dengan doa adalah sesuatu yang baik, terutama perkumpulan para ulama di masjid-masjid. Terkhusus pada masa ini, kaum muslimin sangat membutuhkan doa. Hal itu tidak apa-apa insya Allah. Namun bagi orang yang berdoa, hendaklah mereka berdoa dengan doa-doa yang disyariatkan.

Janganlah mereka berdoa dengan doa-doa baru yang ia buat sendiri. Tidak boleh mendoakan kebinasaan kepada manusia atau muslim yang terjatuh dalam perbuatan dosa, tidak pula mendoakan kejelekan kepada pemerintah yang melakukan penyelisihan syariat. Namun doakanlah mereka agar mendapatkan hidayah, Allah lah yang akan menunjukkan padanya jalan kebenaran” [Al-Ijabaat Al-Muhimmah fil Masyaakil Al-Mumillah, 2/86-87]  

No comments:

Post a Comment