Asy-Syaikh Muhammad
bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah berkata:
فحكومتنا بحمد الله شرعية دستورها كتاب الله تعالى وسنة رسوله صلى الله
عليه وعلى اله وصحبه وسلم
“Segala puji milik
Allah, pemerintah kami berjalan di atas syariat. Undang-undang yang dipakai
adalah kitab Allah ta’ala dan sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam” [Fatawa
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 12/341]
Asy-Syaikh Abdul
Aziiz bin Baz rahimahullah berkata:
“Negara Arab Saudi
ini merupakan negara Islam, segala puji milik Allah, memerintahkan kepada yang
ma’ruf dan melarang dari kemungkaran, memerintahkan untuk berhukum dengan
syariat, serta menerapkan syariat tersebut diantara kaum muslimin” [Kaset Al-Ahdaf
Al-Hamalaat Al-I’lamiyyah]
Asy-Syaikh Ibnu Baz
rahimahullah juga berkata:
لا ريب أن بلادنا من أحسن
البلاد الإسلامية وأقومها بشعائر الله على ما فيها من نقص وضعف
“Tidak ada
keraguan bahwa negera kami termasuk diantara negara Islam yang baik, diantara negara
yang paling tegak menerapkan syariat Allah, meskipun di sana masih terdapat
kekurangan dan kelemahan” [Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 4/162]
Asy-Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullah berkata:
وأخيراً فإني أسأل الله سبحانه وتعالى أن يديم النعمة على أرض الجزيرة
وعلى سائر بلاد المسلمين ، وأن يحفظ دولة التوحيد برعاية خادم الحرمين الملك فهد
بن عبدالعزيز ، وأن يطيل في عمره في طاعة وسداد أمر وتوفيق موصول
“Dan yang terakhir,
aku memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar melanggengkan nikmat ini di
bumi Al-Jazirah dan seluruh negeri kaum muslimin, menjaga negeri tauhid yang
dipimpin oleh pelayan dua tanah suci Raja Fahd bin Abdul Aziz, memanjangkan
umur beliau dalam ketaatan, meluruskan langkah beliau serta memberikan taufiq
pada beliau.. [Kalimat Al-Albani Al-Fa’iz bi Ja’izah Al-Malik Al-Faishal
Tahun 1419 H]
Asy-Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
أشهد الله تعالى على ما
أقول وأشهدكم أيضا أنني لا أعلم أن في الأرض اليوم من يطبق
شريعة الله ما يطبقه هذا
الوطن أعني المملكة العربية السعودية وهذا بلا شك من نعمة الله علينا
“Aku bersaksi
kepada Allah ta’ala atas apa yang aku ucapkan, aku juga bersaksi pada kalian
bahwa aku tidak mengetahui ada suatu negeri di atas muka bumi ini yang
menerapkan syariat Allah seperti yang diterapkan di negeri ini yaitu Kerajaan
Arab Saudi[1]. Tidak
diragukan lagi bahwa ini merupakan nikmat yang Allah anugrahkan pada kita…” [Wujub
Tha’atis Sulthan hal. 49]
Asy-Syaikh Muqbil
bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah berkata:
فقد رأيت في جريدةٍ الأمير نايفاً – حفظه الله تعالى – طلب منه ترشيح
المرأة فقال ( أتريدون أن يبقى الرجل هو في بيته وهي تخرج؟ لا! هذا أمر لا تحاولوا
فيه ) وطلب منه الانتخابات فقال ( رأيناها
ليست ناجحة في البلدان المجاورة ، فإن الذي ينجح فيها هم أهل النفوذ وأهل الأموال
) . وصدق ثم بعد ذلك أيضاً هي واردة من قبل أعداء الإسلام
“Sungguh aku
membaca surat kabar, disebutkan di sana bahwa Al-Amiir Nayif hafizhahullah[2] diminta
agar wanita juga dipilih (memegang jabatan pemerintahan –pen) , maka beliau
menjawab: ‘apakah kalian ingin laki-laki menetap di rumahnya, sementara para
wanita keluar?? Tidak !! Perkara ini tidak mungkin terjadi’. Beliau juga
pernah diminta agar diadakan pemilu, maka beliau menjawab: ‘kami melihat Pemilu
itu tidak berhasil di negara tetangga, tokoh-tokoh yang dihasilkan hanyalah
orang-orang memiliki uang dan harta’. Beliau telah benar, pemilu juga
berasal dari musuh-musuh Islam…”
الحكومة
السعودية – وفقها الله لكل خير – استقبلتها بشرط أن تكون خاضعة للإسلام وللكتاب
والسنة هكذا أيضاً إقامة الحدود وإقامة الحدود كما يقول ربنا عز وجل في كتابه
الكريم )وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ( نعم ! القتل قليل في هذه
البلاد ، وكذلك السرقة تضع سيارتك عند المسجد أو عند باب بيتك ولا يأتيها السارق
ولا شيء ، ثم بعد ذلك في بلدان أخرى تضعها وتخرج ولا تراها ، بل ربما ينهبونها على
الشخص وهو في سيارته ، فهذا هو بسبب إقامة الحدود ، فجزاهم الله خيراً
“Pemerintah Arab
Saudi –semoga Allah memberikannya taufik dalam setiap kebaikan- menerimanya
dengan syarat tunduk kepada Islam, Al-Kitab dan As-Sunnah. Demikian pula
diterapkan hukum-hukum had, sebagaimana Rabb kita ’azza wajalla berfirman dalam
kitab-Nya yang mulia:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ
“Dan dalam qishash
terdapat kehidupan bagi kalian”
Tindakan pembunuhan
dan pencurian jarang terjadi di negeri ini. Engkau meletakkan mobilmu di depan
masjid atau di depan pintu rumahmu, pencuri tidak berani mencurinya, tidak
masalah. Bandingkan di negeri lain, engkau meletakkan mobilmu, meninggalkannya
dalam sekejap, engkau tidak melihat mobilmu lagi. Bahkan terkadang mereka mengingatkan
seseorang di dalam mobilnya, ini terjadi dengan sebab diterapkannya hukum-hukum
had, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.” [Musyahadati fil
Mamlakah Al-Arabiyyah As-Su’udiyyah]
Asy-Syaikh Hammad
Al-Anshari rahimahullah berkata:
من أواخر الدولة العباسية إلى زمن قريب والدول الإسلامية على العقيدة
الأشعرية أو عقيدة المعتزلة ، ولهذا نعتقد أن هذه الدولة السعودية نشرت العقيدة
السلفية عقيدة السلف الصالح بعد مدة من الانقطاع والبعد عنها إلا عند ثلة من الناس
“Sejak akhir Daulah
Abbasiyah hingga beberapa waktu yang lalu, negeri-negeri Islam berada di atas
aqidah Asy’ariyyah atau aqidah Mu’tazilah. Oleh karena itu (kita patut
bersyukur –pen), karena negeri Arab Saudi ini menyebarkan aqidah salafiyyah,
aqidah yang diyakini oleh para ulama pendahulu kita yang shalih (As-Salaf
Ash-Shalih) setelah sekian lama terjadi kekosongan, serta jauh dari aqidah
salafiyyah kecuali dipegang oleh segelintir manusia” [Al-Majmuu’ fi Tarjamah
Asy-Syaikh Hammad hal. 485]
Asy-Syaikh Hammad rahimahullah
juga berkata:
إن المملكة العربية
السعودية دولة سلفية
“Sungguh
Kerajaan Arab Saudi adalah negeri salafiyyah” [Al-Majmuu’ hal. 530]
Allahua’lam, semoga
bermanfaat
Sumber: Ad-Durar
As-Saaniyyah , Fatawa Ulama As-Salafiyyin As-Sawiyyah fi Bilad At-Tauhid As-Su’idiyyah
Ditulis oleh
Abul-Harits di Madinah 10 Rabi’uts Tsani 1436
[1]
Sungguh tepat perkataan Asy-Syaikh
Al-Utsaimin rahimahullah. Telah beberapa kali ditegakkan hukuman mati terhadap
para pelaku kriminal yang memang layak dihukum mati di sini. Beberapa waktu
yang lalu telah dieksekusi seorang terpidana pengedar narkoba di lampu merah
dekat asrama tempat kami tinggal. Sebelum dieksekusi, para hadirin yang
menyaksikan dibacakan ayat ini:
إِنَّمَا
جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ
فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ
وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ
فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيم
“Sesungguhnya balasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu
(sebagai) penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka akan memperoleh
siksaan yang besar“.
[QS Al-Maidah: 33]
Setelah
itu terpidana diberikan nasehat agar bertaubat kepada Allah, kemudian diberikan kesempatan
mengucapkan kalimat tauhid La’ilahaillah, barulah kemudian ia dieksekusi.
[2]
Al-Amiir Nayif bin Abdul Aziz rahimahullah
telah wafat. Dahulu Al-Amiir Nayif menjabat
sebagai Putra Mahkota Kerajaan yang akan menggantikan Raja Abdullah bin Abdul Aziz,
namun qaddarallahu wamasya’a fa’ala beliau wafat, sehingga jabatan putra mahkota digantikan oleh Al-Malik Salman bin Abdul Aziz (Raja Arab Saudi saat ini)
No comments:
Post a Comment