Thursday, December 26, 2013

Apakah Kotoran dan Kencing Hewan Najis?

Para ulama memiliki tiga pendapat dalam permasalahan ini,

[Pendapat Pertama] kotoran dan kencing hewan adalah suci. Ini merupakan pendapat Asy-Sya’bi, Dawud Az-Zhahiri, Ibrahim An-Nakha’i, Ibnu Wahb dan dirajihkan oleh Asy-Syaukani[1] rahimahumullah.

Mereka berpegang pada kaidah asal bahwa segala sesuatu dihukumi suci hingga terdapat dalil yang menyatakan najis.

[Pendapat Kedua] kotoran dan kencing hewan adalah najis, baik yang halal dimakan maupun yang haram. Ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’i, Abu Hanifah, Abu Tsaur, Ahmad dalam salah satu riwayat dan dirajihkan oleh Ibnu Hazm[2] rahimahumullah

Dalilnya adalah perkataan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

استنزهوا من البول فإن عامة عذاب القبر منه

“Bersucilah kalian dari kencing, karena kebanyakan azab kubur disebabkan oleh hal tersebut (tidak bersuci dari kencing –pen)” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Lafadz “kencing” dalam hadits tersebut umum. Kencing seluruh hewan dan manusia termasuk dalam keumuman lafadz tersebut.

[Pendapat Ketiga] Kencing dan kotoran hewan yang halal dimakan suci, sedangkan hewan yang tidak halal dimakan najis. Ini merupakan pendapat ‘Atha, Sufyan Ats-Tsauri, Ahmad dan Malik rahimahumullah

Diantara dalil pendapat ini,

1. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

ان النبي صلى الله عليه وسلم أمر العرنيين أن يشربوا من أبوالها وألبانها

“bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan sekelompok orang Al-‘Uraaniyyin untuk meminum air kencing onta dan susu onta” [HR. Al-Bukhari no. 233 dan Muslim no. 1671]

2. Hadits Jabin bin Samurah radhiyallahu ‘anhu,

ان النبي صلى الله عليه وسلم سئل: أيصلي في مرابض الغنم؟ فقال: نعم

“bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: “apakah diperbolehkan shalat di kandang kambing?”. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “iya (boleh –pen)”.” [HR. Muslim no. 360]

3. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah thawaf mengelilingi ka’bah dengan menaiki onta, hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Seandainya kotoran dan kencing onta najis, tentu tidak boleh memasukkan onta ke dalam masjid, sebab kemungkinan besar kotoran dan kencingnya akan berceceran di masjid.

4. Hukum asal segala sesuatu adalah suci hingga ada dalil shahih dan shariih (tegas) yang menyatakan najis

Pendapat terakhir inilah yang lebih tepat karena menjamak dalil pendapat pertama dan kedua. Pendapat ini juga dirajihkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah[3] dan kebanyakan ulama mu’aashiriin seperti Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, Asy-Syaikh Ibnu Baz, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan lainnya rahimahumullah.

Sumber: Al-Mughnii, 2/492 dan Al-Majmuu’, 2/549


Disarikan oleh Abul-Harits dari Fathul ‘Allam, 1/68-70 karya Asy-Syaikh Muhammad bin Hizam hafizhahullah di Madinah, 23 Shafar 1434 H



[1] Nailul Authaar, 1/92
[2] Al-Muhallaa no. 137
[3] Majmuu’ Al-Fatawaa, 21/541

1 comment: