Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu berkata:
كان بالمدينة أقوام لهم عيوب فسكتوا عن عيوب الناس فأسكت الله الناس عنهم عيوبهم فماتوا ولا عيوب لهم
"Dahulu di Madinah terdapat suatu kaum yang memiliki banyak aib, mereka diam (tidak membicarakan) aib-aib manusia. Maka Allah menjadikan manusia diam terhadap aib mereka. Kemudian mereka mati dalam keadaan tidak memiliki aib (yang diketahui)" [Al-Firdaus bi Ma'tsur Al-Khitab no. 4830]
Al-Imam Malik rahimahullah berkata:
ادركت اقواما كانت لهم عيوب، فسكتوا عن عيوب الناس فسكت الناس عن عيوبهم، وادركت اقواما، لم تكن لهم عيوب، فتكلموا في الناس، فأحدث الناس لهم عيوبا
"Aku mendapati suatu kaum yang dahulu mereka memiliki aib dan kekurangan. Mereka diam (tidak membicarakan) aib-aib manusia, maka manusia pun diam terhadap aib-aib mereka.
Aku juga mendapati suatu kaum yang dahulu tidak memiliki aib dan kekurangan, kemudian mereka membicarakan (aib) manusia. Maka Allah mendatangkan aib bagi mereka" [Bada'ius Salik fi Thaba'i Al-Malik, 1/285]
Syadzan Al-Madani rahimahullah berkata:
كان بالمدينة أقوام لهم عيوب فسكتوا عن عيوب الناس فأسكت الله الناس عنهم عيوبهم فماتوا ولا عيوب لهم
"Dahulu di Madinah terdapat suatu kaum yang memiliki banyak aib, mereka diam (tidak membicarakan) aib-aib manusia. Maka Allah menjadikan manusia diam terhadap aib mereka. Kemudian mereka mati dalam keadaan tidak memiliki aib (yang diketahui)" [Al-Firdaus bi Ma'tsur Al-Khitab no. 4830]
Al-Imam Malik rahimahullah berkata:
ادركت اقواما كانت لهم عيوب، فسكتوا عن عيوب الناس فسكت الناس عن عيوبهم، وادركت اقواما، لم تكن لهم عيوب، فتكلموا في الناس، فأحدث الناس لهم عيوبا
"Aku mendapati suatu kaum yang dahulu mereka memiliki aib dan kekurangan. Mereka diam (tidak membicarakan) aib-aib manusia, maka manusia pun diam terhadap aib-aib mereka.
Aku juga mendapati suatu kaum yang dahulu tidak memiliki aib dan kekurangan, kemudian mereka membicarakan (aib) manusia. Maka Allah mendatangkan aib bagi mereka" [Bada'ius Salik fi Thaba'i Al-Malik, 1/285]
Syadzan Al-Madani rahimahullah berkata:
رأيت أقواما من الناس لهم عيوب فسكتوا عن عيوب الناس فستر الله عيوبهم وزالت عنهم تلك العيوب ورأيت أقواما لم تكن لهم عيوب اشتغلوا بعيوب الناس فصارت لهم عيوب
"Aku melihat suatu kaum dari manusia yang memiliki aib-aib, kemudian mereka diam (tidak membicarakan) aib manusia, maka Allah menutup aib dan kekurangan mereka. Aib tersebut senantiasa ada pada mereka
Aku juga melihat suatu kaum yang tidak nampak memiliki aib dan kekurangan, kemudian mereka sibuk membicarakan aib
manusia, maka nampaklah aib-aib mereka" ['Uyubun Nafs, 1/13]
Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
من ستر مسلما ستره الله
“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah
akan menutup aibnya.” [HR. Al-Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580]
Allahua'lam, semoga bermanfaat
Allahua'lam, semoga bermanfaat
Masya Allaah, nasehat yg sangat bagus.
ReplyDeletetp afwan, kata2 tersebut di ambil dr kitab apa ya Ustadz?...
dan Seandainya sj klo kaum Muslimin trutama yg udah ngaji mengamalkannya.
ReplyDeleteSmoga Allaah ta'aala memudahkan utk mengamalkannya.
Sudah saya tambahkan sumbernya akhi... jazakumullah khairan masukannya
ReplyDeleteUstadz, mohon penjelasannya dr prkataan Syadzan al Madani Rohimahullaah trutama yg ini "Aku juga melihat suatu kaum yang tidak nampak memiliki aib dan kekurangan, kemudian mereka diam (tidak membicarakan) aib manusia, maka nampaklah aib-aib mereka" ['Uyubun Nafs, 1/13].
DeleteJazaakallaahu Khoiron.
Afwan tadi salah terjemah, sudah diperbaiki. Jazakumullah khairan koreksinya
ReplyDelete