Al-Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
ومن له علم بالشرع والواقع يعلم قطعا أن الرجل
الجليل الذي له في الإسلام قدم صالح وآثار حسنة وهو من الإسلام وأهله بمكان قد
تكون منه الهفوة والزلة هو فيها معذور بل ومأجور لاجتهاده فلا يجوز أن يتبع فيها
ولايجوز أن تهدر مكانته وإمامته ومنزلته من قلوب المسلمين
"Barangsiapa
yang memiliki ilmu syariat, secara fakta diketahui dengan pasti bahwa laki-laki
yang mulia tersebut memiliki jasa besar dan pengaruh yang baik dalam Islam,
serta memiliki kedudukan dalam Islam dan (di hati) kaum muslimin. Terkadang ia
terjatuh dalam kesalahan dan ketergelinciran, ia diberikan udzur atas
kesalahannya, bahkan ia memperoleh pahala karena ijtihadnya. Kesalahannya tidak
boleh diikuti. Kemuliaan, keimaman dan kedudukannya di hati kaum muslimin tidak
boleh dirusak" [I'lamul Muwaqi'in, 3/283]
Berikut
beberapa ulama kibar di masa kita yang saya ketahui:
Madinah:
Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali,
Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiri, Asy-Syaikh Ali Nashir Faqihi, Asy-Syaikh Shalih
As-Suhami, dan lainnya
Makkah: Asy-Syaikh
Muhammad Ali Adam, Asy-Syaikh Washiyullah Abbas, dan lainnya
Riyadh:
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan, Asy-Syaikh Abdul
Aziz Alu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi, Asy-Syaikh Abdul Karim
Al-Khudhair, dan lainnya
Yaman:
Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi'i, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushabi,
dan lainnya
Jazan:
Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi, Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali, dan lainnya
Aljazair:
Asy-Syaikh Muhammad Ali Firkuz dan lainnya -rahimahumullah jami'an-
NB: penyebutan
nama-nama ulama di atas bukan bermaksud membatasi, namun hanya sebagai
permisalan. Masih banyak para ulama kibar yang belum disebutkan di tulisan ini.
Nasehat
saya: jagalah lisan-lisan kita ketika menyebut para ulama kibar di atas, jangan
sekali-kali terlontar celaan, hinaan, nada merendahkan, apalagi tahdzir.
Apabila salah satu dari mereka keliru dalam berijtihad, mereka mendapatkan satu
pahala. Apabila lisan dan pena kita tergelincir mencela ulama, apakah kita
mendapatkan pahala?
Allah telah
memuliakan para ulama dalam sekian banyak ayat dalam Al-Qur'an, Rasulullah
telah mengabarkan keutamaan ilmu dan ulama dalam sekian banyak hadits, lantas
kita berani mendahului Allah dan Rasul-Nya dengan mencela para ulama?
Jauhi sikap ta'ashub dan fanatik sempit kepada ulama-ulama tertentu, ingatlah bahwa ulama panutan kita tidak ma'shum, setinggi apapun kedudukannya dan sedalam apapun ilmu yang dimiliki. Jika kebenaran bersama ulama yang kita ikuti, pegangilah dengan erat. Namun jika kebenaran bersama ulama yang lain, hendaklah engkau bersama kebenaran, di manapun kebenaran itu berada.
Jadikanlah
nasehat Al-Imam Ibnul Qayyim di atas sebagai kaidah dalam bermuamalah dengan ulama. Tanamkan kaidah tersebut dalam diri kita, niscaya engkau akan
selamat dari badai fitnah yang telah menenggelamkan banyak da'i dan penuntut
ilmu... Tidak lain saya menulis nasehat ini, kecuali menginginkan kebaikan bagi
yang membacanya...
Allahua'm,
semoga bermanfaat
Ditulis oleh
Abul-Harits di Madinah 9 Muharram 1437
Salam Ustadz. Apakah orang2 ini dianggap sebagai ulama kibar?
ReplyDelete1) sheikh Muhammad Bazmul
2) sheikh Abdurrazzaq Alu Badr
3) sheikh Muhammad bin Hady
4) sheikh Abdullah Al Bukhary
JazakAllahu khayran
Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari dan Asy-Syaikh Abdurrazaq Al-Badr, umur ketiga ulama tersebut tidak terpaut jauh jika dilihat dari zhahir yang nampak dari wajah dan perawakannya. Sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi lebih tua dari ketiganya, tapi umur beliau masih di bawah Asy-Syaikh Rabi, Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan ulama kibar yang lain. Allahua'lam
ReplyDeleteYang saya maksud ulama kibar adalah kibar dari sisi usia dan ilmu. Kibar kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya lanjut usia, seperti kakek-kakek yang berusia 70 tahun ke atas. Ketiga ulama yang usianya berdekatan tersebut belum kibar dari sisi usia. Adapun Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi mungkin bisa dikatakan kibar, Allahua'lam
Saya tidak bermaksud meremehkan ulama yang antum sebutkan di atas, seluruhnya merupakan ulama yang mu'tabar dan merupakan ulama rabbani. Namun untuk menyatakan ulama kibar, perlu ditinjau kembali dan ditanyakan kepada ulama juga. Saya tidak pantas menilai ulama, karena saya bukan siapa-siapa. Saya hanya melihat dari sisi umur, jadi tolong jangan disalahfahami.
Wabillahittaufiq
Kalau syaikh musthofa al adawy, syaikh abu ishaq al huwaini, syaikh muhammad musa nashr gmana ustadz? dari sisi umur sepertinya sudah sepuh.
ReplyDeleteAdab Ilmu dan Adab Kepada Masyaikh semoga Allah Terus Berikan Taufiq kepada Ummat Ini...
ReplyDelete