Jin dan syaitan memiliki jasad. Hakekat ini sudah diketahui dan tidak
ada yang mengingkarinya kecuali oleh orang yang jahil atau sombong.
Adapun bagaimana jin itu mampu untuk masuk ke dalam tubuh manusia dan
hewan sedangkan mereka berjasad, maka kami katakan bahwa hal ini nyata
dan merupakan keyakinan yang tidak terbantahkan.
Alasannya adalah bahwa Allah Subhaanahu wata’ala, telah memberikan
kemampuan kepada jin dan syaitan untuk berubah dari penciptaan asal
mereka dan perubahan ini bisa menjadi bentuk jasad yang lain.
Misalnya, jin berubah bentuk menjadi manusia dan kadang-kadang
berubah bentuk menjadi angin dan udara. Jin itu mampu berubah menjadi
angin dan udara dengan izin Allah Subhaanahu wa ta’ala, sehingga mereka
mampu untuk masuk ke dalam tubuh manusia dan berjalan di setiap urat
dari urat-urat manusia sebagaimana mengalirnya air dalam urat-urat.
Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah sabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya syaitan berjalan dalam tubuh manusia di tempat
peredaran darah.” (HR. Al Bukhari: 7171 dan Muslim: 2175 dari hadits
Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha)
Dalam hadits Anas Rhadiallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Muslim
(2611), Ahmad (3/229) dan selain keduanya bahwa Rasulullah Shallallohu
‘alaihi wa sallam, bersabda :
لما صور الله آدم في الجنة تركه ما شاء الله أن يتركه فجعل إبليس يطيف به ينظر ما هو فلما رآه أجوف عرف أنه خلق خلقا لا يتمالك
“Ketika Allah membentuk Adam di surga, Allah pun meninggalkannya
sesuai dengan kehendak-Nya. Maka Iblis pun mengintai (Adam) dan
memperhatikan bagaimana keadaannya. Ketika melihat ada sisi yang kosong,
maka dia pun mengetahui bahwa Allah telah menciptakan satu ciptaan yang
tidak mampu untuk menahan diri.”
Bukti nyata akan hal itu tatkala orang yang kerasukan mendapati
waswas dalam dirinya yang bukan merupakan kehendak jiwanya yang di luar
keinginannya. Bahkan sebagian manusia dikuasai oleh syaitan dengan
waswas sampai syaitan bisa menguasainya secara keseluruhan sehingga dia
melakukan berbagai perbuatan yang memudharatkan dirinya seperti memukul,
membunuh dan yang lainnya. [1]
Penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu
Suatu hari Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu
ditanya: “Adakah dalil yang menunjukkan bahwa jin dapat masuk ke dalam
tubuh manusia?”
Beliau menjawab: “Ya. Ada dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah yang menunjukkan bahwa jin dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
Dari Al-Qur`anul Karim, adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah dapat berdiri (bangkit dari
kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan
lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Orang-orang pemakan riba
itu tidaklah dibangkitkan dari kubur mereka di hari kiamat melainkan
seperti bangkitnya orang yang kesurupan saat setan merasukinya.”
Sedangkan dalil dari As-Sunnah adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam
melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan
Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Abul Hasan Al-Asy’ari rahimahullahu dalam Maqalat Ahlis Sunnah Wal
Jama’ah berkata: “Bahwasanya mereka –yakni Ahlus Sunnah– menyatakan:
‘Sesungguhnya jin dapat masuk ke dalam tubuh orang yang kesurupan’.”
Beliau berdalil dengan ayat (275 dari surat Al-Baqarah) di atas.
Abdullah bin Al-Imam Ahmad rahimahumallahu berkata: “Aku pernah
berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekelompok orang yang mengatakan
bahwa jin itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.’ Maka ayahku
berkata: ‘Wahai anakku, mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara
melalui mulut orang yang kesurupan.’
Ada beberapa hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad dan Al-Baihaqi: “Bahwasanya seorang
bocah gila didatangkan di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata (kepada jin yang
merasukinya, -pent) : Keluarlah wahai musuh Allah! Aku adalah
Rasulullah.’ Maka sembuhlah bocah tersebut.” (Al-Musnad, no. 17098,
1713)
Dari sini engkau dapat mengetahui bahwa permasalahan masuknya jin ke
dalam tubuh manusia ada dalilnya dari Al-Qur`anul Karim dan juga dua
dalil dari As-Sunnah.
Inilah sesungguhnya pendapat Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan para imam
dari kalangan as-salafush shalih. Realita pun membuktikannya. Walaupun
demikian kami tidak mengingkari adanya penyebab lain bagi penyakit gila
seperti lemahnya syaraf atau rusaknya jaringan otak, dll.” (Dikutip dan
diterjemahkan dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah fil Masa`il
Al-‘Ashriyyah Min Fatawa ‘Ulama Al-Balad Al-Haram, hal. 1563-1564) [2]
Penyebab Kesurupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menjelaskan bahwa
masuknya jin pada tubuh manusia bisa jadi karena dorongan syahwat, hawa
nafsu dan rasa cinta kepada manusia, sebagaimana yang terjadi antara
manusia satu sama lainnya. Terkadang -atau bahkan mayoritasnya- juga
karena dendam dan kemarahan atas apa yang dilakukan sebagian manusia
seperti buang air kecil, menuangkan air panas yang mengenai sebagian
mereka, serta membunuh sebagian mereka meskipun manusia tidak
mengetahuinya.
Kalangan jin juga banyak melakukan kedzaliman dan banyak pula yang
bodoh, sehingga mereka melakukan pembalasan di luar batas. Masuknya jin
ke tubuh manusia terkadang disebabkan keisengan sebagian mereka dan
tindakan jahat yang dilakukannya. (Idhahu Ad-Dilalah Fi ‘Umumi
Ar-Risalah, hal. 16)
Bagaimana kita menghindari gangguan-gangguan itu?
Ibnu Taimiyah rahimahullahu menjelaskan: “Adapun orang yang melawan
permusuhan jin dengan cara yang adil sebagaimana Allah dan Rasul-Nya
perintahkan, maka dia tidak mendzalimi jin. Bahkan ia taat kepada Allah
dan Rasul-Nya dalam menolong orang yang terdzalimi, membantu orang yang
kesusahan, dan menghilangkan musibah dari orang yang tertimpanya, dengan
cara yang syar’i dan tidak mengandung syirik serta tidak mengandung
kedzaliman terhadap makhluk. Yang seperti ini, jin tidak akan
mengganggunya, mungkin karena jin tahu bahwa dia orang yang adil atau
karena jin tidak mampu mengganggunya. Tapi bila jin itu dari kalangan
yang sangat jahat, bisa jadi dia tetap mengganggunya, tetapi dia lemah.
Untuk yang seperti ini, semestinya ia melindungi diri dengan membaca
ayat Kursi, Al-Falaq, An-Nas (atau bacaan lain yang semakna, ed),
shalat, berdoa, dan semacam itu yang bisa menguatkan iman dan menjauhkan
dari dosa-dosa…” (Idhahu Ad-Dilalah, hal. 138)
Pembaca, demikian yang dapat kami paparkan di sini, mudah-mudahan
dapat mewakili apa yang belum lengkap penjelasannya. Wal’ilmu ’indallah.
[3]
Faidah : [4]
Syaikh Wahid Abdus Salam Bali menjelaskan sebab-sebab gangguan jin secara singkat, yaitu:
1. Jin lelaki jatuh cinta kepada orang wanita atau jin perempuan jatuh cinta kepada orang lelaki.
2. Kezhaliman manusia terhadap jin dengan menumpahkan air panas
kepadanya atau menimpanya dari tempat yang tinggi dan lain sebagainya.
3. Kezhaliman jin terhadap manusia seperti mengganggunya tanpa sebab.
Dalam hal ini jin tidak bisa mengganggu manusia kecuali dalam salah
satu dari empat keadaan berikut ini:
a. Marah sekali
b. Takut sekali
c. Senantiasa bernafsu syahwat
d. Lalai sekali
_______________
[2] Diambil dari http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=357
[3] Diambil dari http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=350
[4] Diambil dari buku “Kesurupan Jin dan Cara Pengobatannya Secara
Islami” karya Syaikh Wahid Abdus Salam Bali, penerbit Robbani Press,
hal. 96-97, cet. kesepuluh, Syawal 1424 H/Desember 2003
Sumber : http://fadhlihsan.wordpress.com
No comments:
Post a Comment