Para ulama memiliki tiga pendapat dalam permasalahan ini,
[Pendapat Pertama] kotoran dan kencing hewan adalah suci. Ini
merupakan pendapat Asy-Sya’bi, Dawud Az-Zhahiri, Ibrahim An-Nakha’i, Ibnu Wahb
dan dirajihkan oleh Asy-Syaukani[1]
rahimahumullah.
Mereka berpegang pada kaidah asal bahwa segala sesuatu dihukumi suci hingga
terdapat dalil yang menyatakan najis.
[Pendapat Kedua] kotoran dan kencing hewan adalah najis, baik
yang halal dimakan maupun yang haram. Ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’i,
Abu Hanifah, Abu Tsaur, Ahmad dalam salah satu riwayat dan dirajihkan oleh Ibnu
Hazm[2]
rahimahumullah
Dalilnya adalah perkataan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
استنزهوا من البول فإن عامة عذاب القبر منه
“Bersucilah kalian dari kencing, karena kebanyakan azab kubur disebabkan
oleh hal tersebut (tidak bersuci dari kencing –pen)” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
Lafadz “kencing” dalam hadits tersebut umum. Kencing seluruh hewan dan
manusia termasuk dalam keumuman lafadz tersebut.
[Pendapat Ketiga] Kencing dan kotoran hewan yang halal dimakan suci, sedangkan hewan yang tidak halal dimakan najis. Ini merupakan pendapat
‘Atha, Sufyan Ats-Tsauri, Ahmad dan Malik rahimahumullah
Diantara dalil pendapat ini,
1. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
ان النبي صلى الله عليه وسلم أمر العرنيين أن
يشربوا من أبوالها وألبانها
“bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan sekelompok
orang Al-‘Uraaniyyin untuk meminum air kencing onta dan susu onta” [HR.
Al-Bukhari no. 233 dan Muslim no. 1671]
2. Hadits Jabin bin Samurah radhiyallahu ‘anhu,
ان النبي صلى الله عليه وسلم سئل: أيصلي في مرابض
الغنم؟ فقال: نعم
“bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: “apakah diperbolehkan shalat di kandang kambing?”. Lalu beliau shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab: “iya (boleh –pen)”.” [HR. Muslim no. 360]
3. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah thawaf mengelilingi
ka’bah dengan menaiki onta, hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Seandainya kotoran dan kencing onta najis, tentu tidak boleh memasukkan onta ke
dalam masjid, sebab kemungkinan besar kotoran dan kencingnya akan berceceran di
masjid.
4. Hukum asal segala sesuatu adalah suci hingga ada dalil shahih dan
shariih (tegas) yang menyatakan najis
Pendapat terakhir inilah yang lebih tepat karena menjamak dalil pendapat
pertama dan kedua. Pendapat ini juga dirajihkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah[3]
dan kebanyakan ulama mu’aashiriin seperti Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin,
Asy-Syaikh Ibnu Baz, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan lainnya rahimahumullah.
Sumber: Al-Mughnii, 2/492 dan Al-Majmuu’, 2/549
Disarikan oleh Abul-Harits dari Fathul ‘Allam, 1/68-70 karya Asy-Syaikh
Muhammad bin Hizam hafizhahullah di Madinah, 23 Shafar 1434 H
test
ReplyDelete