Thursday, October 18, 2012

Aqidah Sesat Syi’ah Mengkafirkan Sahabat Nabi

Diantara alasan para ulama mengkafirkan Syi’ah adalah karena mereka (Syi’ah Rafidhah) mengkafirkan para sahabat nabi shallalahu ‘alaihi wasallam. Terbukti dalam ucapan mereka:

“Riwayat-riwayat Ahlusunnah dengan taraf mutawatir tentang kemurtadan para sahabat pasca Nabi SAW wafat jauh lebih banyak  dibandingkan apa yang dituliskan syi’ah, pada literatur-literatur Syiah riwayat-riwayat sahih yang menjelaskan kemurtadan para sahabat tidak lebih dari dua riwayat dan meminjam istilah ilmu hadis, tidak melewati batasan kabar wahid

Di sini ada beberapa point yang perlu dikritisi:

[Pertama] Si Syi’ah ini tidak tahu definisi sahabat Nabi dalam kitab-kitab Musthalah Al-Hadits. Ia mengira bahwa semua orang yang pernah bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pasti dikatakan sahabat, meskipun ia murtad dan mati di atas kekafiran. Ini adalah kebodohan yang nyata.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan tentang definisi sahabat:

مَن لَقِيَ النبي صلى الله عليه وسلم مؤمناً به، ومات على الإسلام، ولو تَخَلَّلتْ رِدَّةٌ

“Siapapun yang pernah bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beriman dan mati di atas keislaman, meskipun pernah murtad dan kembali masuk Islam”.[Nukhbatul Fikar 1/238]

Sehingga jika sepeninggal Nabi ada sekelompok manusia yang murtad kemudian mati dalam keadaan kafir, maka mereka tidak dinamakan sahabat menurut definisi Ibnu Hajar (Ulama Ahlus-Sunnah).

[Kedua] Kenapa Syi’ah menyelewengkan definisi sahabat Nabi? Apakah mereka memang bodoh atau punya motif tertentu?

Jawabannya, mereka memang ingin menggiring pembaca untuk sampai pada opini bahwa sekelompok murtad yang disebutkan dalam riwayat-riwayat hadits adalah para sahabat nabi!?

Mereka menutup mata dari sejarah perjuangan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan para sahabat  radhiyallahu ‘anhum yang gencar memerangi orang-orang yang murtad sepeninggal Nabi. Anehnya, justru para sahabat yang dituduh murtad oleh Syi’ah!?

Mereka lupa bahwa para sahabat Nabi telah berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mempertaruhkan jiwa dan hartanya demi menegakkan kalimat Allah. Hingga banyak dari anak-anak kaum muslimin yang menjadi yatim dan istri-istri mereka yang menjadi janda.

Mereka lupa bahwa para sahabat (Muhajirin) disiksa dan diusir oleh kaumnya ketika mereka memilih jalan hidayah untuk mengikuti agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mereka juga lupa bahwa para sahabat (Muhajirin) telah berhijrah ke Madinah meninggalkan keluarga yang ia cintai dan hartanya yang bertahu-tahun ia kumpulkan demi keimanan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apakah masuk akal jika sepeninggal Nabi, mereka kembali kafir (murtad)!?

Allaahulmusta’aan

[Ketiga] Klaim Syi’ah bahwa para sahabat telah kafir pasca wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan riwayat-riwayat hadits tentang murtadnya para sahabat sampai pada taraf mutawatir!?

Klaim mereka ini jelas-jelas bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang muhkam dan hadits-hadits yang shahih. Karena mengkafirkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum berarti mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi berikut,

Allah ta’ala berfirman:

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Allah telah ridha kepada orang-orang mu’min ketika mereka membai’atmu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan dan memberikan balasan pada mereka berupa kemenangan yang dekat.”[Al-Fath:18]

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيم

“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah telah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”[At-Taubah:100]

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

“Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu dari kalangan Mu’minun (sebagai pelindung) bagimu.”[Al-Anfal:64]

لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى

“Tidaklah sama diantara kalian, orang-orang yang berinfaq dan berperang sebelum Al-Fath. Mereka lebih tinggi derajatnya dari orang-orang yang berinfaq dan berperang setelah itu. Allah telah menjanjikan surga kepada masing-masing dari mereka.”[Al-Hadid:10]

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُون

“Bagi orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin yang diusir dari kampung halaman mereka dan (diambil) harta-harta mereka karena mencari keutamaan dari Allah dan keridhaannya. Mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang jujur (benar)”.[Al-Hasyr:8]

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون

“Dan orang-orang yang tinggal di kota Madinah dan telah beriman sebelumnya (Anshar), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepadanya (Muhajirin). Tidak terdapat keinginan dalam hati-hati mereka terhadap apa yang telah di berikan kepada Muhajirin. Mereka lebih mengutamakan Muhajirin atas diri mereka, meskipun mereka sangat membutuhkannya. Barangsiapa yang dijauhkan dari sifat bahkil, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”[Al-Hasyr:9]

Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُ أُمَّتِي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Sebaik-baik umatku adalah (orang-orang yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelah mereka (Tabi’in), kemudian orang-orang setelah mereka (Tabi’ut Tabi’in).”[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Al-Jami’ Ash-Shahih no.3650]

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

آيَةُ الْإِيمَانِ حُبُّ الْأَنْصَارِ وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الْأَنْصَار

“Tanda keimanan (seseorang) adalah mencintai Anshar dan tanda kemunafikan (seseorang) adalah membenci Anshar.”[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Al-Jami’ Ash-Shahih no.17]

Seakan-akan Syi’ah menyatakan bahwa Allah telah keliru ketika memberikan pujian dan janji surga kepada para sahabat. Yang lebih parah lagi, Allah tidak mengetahui bahwa sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam para sahabat yang telah dijamin surga tersebut akan murtad!?

Semoga dapat menambah wawasan kita tentang kesesatan Syi’ah. Allahua’lam  

Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 1 Dzulhijjah 1433 H


No comments:

Post a Comment